Sekelompok siswa terlihat sedang belajar kelompok di taman belakang gedung hunian sore itu dengan menggelar karpet, dan beberapa sisanya hanya bermain di ayunan. Ujian kelulusan sudah dekat, mereka yang sudah menginjak kelas dua belas memutuskan belajar bersama. Tung yang paling muda di sana hanya bermain ayunan menemani Bank Theewaara, entahlah, Tung akhir ini suka sekali menempeli mahasiswa sastra itu.
Copter datang ke sana mengalihkan perhatian mereka. Mereka kompak menatap Copter yang sempat membuat Copter gugup.
"Eh, nih! Gue dititipin paket dari resepsionis buat Bank." Copter mengangkat sebuah paket di tangannya.
"Bank yang mana, phi? Aku Bank, dia juga Bank, dan dia yang di ayunan itu juga Bank." Tanya Bank Thanathip menunjuk Bank Toranin dan Bank Theewaara dengan dagunya.
"Hah?" Copter membela. Ada Bank sebanyak itu?
Tadi Yuki menghentikannya di resepsionis, memberikannya paket dan meminta tolong untuk memberikannya pada Bank, tanpa pikir panjang Copter mengiyakan, siapa yang tidak mau menolong gadis secantik Yuki? Bahkan dia lupa bertanya untuk Bank siapa karena dia pikir hanya ada satu Bank, yakni Bank bed— best friend nya Pon.
"Untuk Bank yang di lantai dua."
"Kami semua tinggal di lantai dua, phi." Ini jawaban dari Bank Tora.
"Hah? J-jadi siapa yang memesan paket?"
Para Bank hanya bertatapan. Kemudian Bank Thanathip melangkah ke arah Copter dan meraih paket itu. Membolak-balik pake berukuran cukup besar itu di tangannya, dia membaca kertas yang tertempel disana.
"Pesanan bola basket dari Bank-shat? Siapa? Punya lo, Toranin?"
Bank Toranin mengernyit. "Bukan gue! Gue gak ada pesan barang!"
"Hah? Punya siapa? Ga mungkin paket nyasar kan? Ini tertulis Bank-shat di Hunian Pemburu Bintang, lantai dua lagi. Punya lo bukan P'Bank Thee?"
Bank Theeraawa di ayunan sana menggeleng kencang. "Lu kan tau gue ga suka main basket, ngapain gue belu bola basket?!"
"Siapa tau pake lemparin tokek, kan katanya kemarin di kamar phi ada tokeknya?" Celetuk Tung terkekeh pelan di sebelah Bank Theeraawa.
"Dari pada pake lempar tokek, mending gue lemparin lu aja ya?" BankT memutar matanya malas, Tung hanya cengengesan.
"Ya udah kalo ga ada yang punya gue balikin ke resepsionis dah!" Copter meraih paket dari tangan Bank Thanathip, hampir membawa paket itu kembali, namun teriakan dari pintu belakang menghentikannya.
"Tunggu, tunggu! Itu punya aku!" Teriak Kad, dia berlari dari pintu belakang ke arah Copter sambil membenarkan resleting celananya.
Dia segera merampas paket dari tangan Copter dan menyengir.
"Hehe, ini milik ku."
Copter meringis melihat kelakuan anak ajaib ini.
"Punya lo? Kenapa namanya Bank-shat? Lo bikin gue pusing tau ga sih?"
"Maaf phi, itu ulah P'Ju. Kemarin dia pesen bola basket dari hp aku, katanya bir aku ganti rugi. Gak taunya nama akun aku diganti sama dia." Kad menyengir lagi.
"Hm. Ya udah!" Copter hanya menggeleng tidak habis pikir, dari kemarin bocah itu selalu saja membuat masalah, atau membuat masalah memang hobinya?
Copter pun melenggang dari sana meninggalkan para siswa yang masih menatapnya menjauh. Termasuk Bank Tora yang tidak dapat melepaskan tatapannya sebelum Copter menghilang di balik pintu, hal itu membuat Bonus mengernyit.
"Segitu amat liatin P'Copter, suka lo?"
"P'Ter imut kalo lagi marah-marah, pantesan P'Kim suka godain." Bank Tora menyeringai ke arah Bonus. "Kenapa? Cemburu?"
"Idihh.. sorry, anda kepedean."
Bank Tora mengapit pipi Bonus dengan satu tangannya hingga bibirnya termayun lucu. "Jangan sok munafik, gue tau lo cemburu sama gue, lo suka kan sama gue?"
"Gue ga—"
"Lo ga nolak kan? Iya gue tau, lo cinta mati sama gue!"
"Brengsek! Toranin, lo tuh emang ya!"
"Emang ganteng? Iya, gue tau kok! Ya udah besok kita nikah!"
Bonus menepis tangan Bank Tora. "Sana nikah sama pohon!"
Bonus yang mulai salah tingkah beranjak dari kursi dan pindah ke ayunan, mengabaikan Bank Tora yang terkekeh puas.
--bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunian Pemburu Bintang
Fiksi PenggemarHunian Pemburu Bintang atau nama kerennya Star Hunter Apartement, sebuah gedung hunian yang ditinggali manusia-manusia tampan yang memiliki keunikan masing-masing. Masuklah, mata mu akan dimanjakan dengan pemandangan indah, tapi bersiaplah untuk ses...