6. Iri? Atau sedikit rasa kagum?

164 21 32
                                    

Suara ketukan pintu membangunkan Copter di hari minggu pagi, awalnya dia ingin tidur sampai siang, tapi orang di luar sana sangat tidak sabaran. Copter harap ini bukan Kimmon, dia mengintip dari celah pintu untuk melihat itu Kimmon atau bukan, namun yang dia dapati adalah pria tegap dengan wajah hot daddy tersenyum ke arahnya.

"Hai, nong. Selamat pagi." Sapanya, Copter segera membukakan pintu untuknya.

Jujur Copter iri dengan penampilan pria dihadapannya ini; tinggi, tampan, berwibawa, senyum menawan, dan sexy tentunya. Ya, Copter iri, atau sedikit ada rasa kagum di hatinya.

"Kenalkan saya Tae Darvid, aku sering mendengar tentangmu dari N'Kim. Akhirnya kita bertemu juga."

"Mm.. hai, P'Tae. Gue Copter." Mendadak Copter merasa gugup, aura Tae sangat dominan.

"Hum. Salam kenal! Saya mengundang anda untuk pesta barbeque di rooftop malam ini, dalam rangka ulang tahun ku dan kekasih ku yang berdekatan, jadi kami merayakannya bersamaan saja. Datang ya?" Tae tersenyum lagi.

Entah kenapa Copter merasa kecewa mendengar Tae menyebutkan soal kelasih. Oh, astaga Copter! Nyawamu belum terkumpul semua!

"Okey phi. Aku akan datang."

"Baiklah. Kalau begitu sampai jumpa."

"Sampai jumpa." Copter masih menatap punggung Tae menjauh, dia melihat Tae menggandeng tangan seorang pemuda berwajah cantik yang baru saja keluar dari kamar Kimmon.

"Aku sudah memberi tahu Kim, siapa lagi sekarang? Apa kita undang anak-anak di lantai bawah juga?" Tanya pemuda cantik itu pada Tae, ah.. mereka sangat serasi.

"Terserah kamu saja, Teerak!"

Pemuda yang dipanggil Teerak, alias Tee Jaruji itu terkekeh dan melingkarkan tangannya di lengan Tae manja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda yang dipanggil Teerak, alias Tee Jaruji itu terkekeh dan melingkarkan tangannya di lengan Tae manja. Mereka berlalu begitu saja di hadapan Copter dengan obrolan ringan mereka. Ah, Copter iri.

Dalam hidupnya bahkan tidak pernah memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat bergelayut manja seperti itu, lalu keluarganya malah ingin menjodohkannya. Ah, damn it!

-

Di malam pesta, Copter hanya duduk di salah satu meja sana sambil meneguk beberapa gelas alkohol, dia malas bergabung dengan kerumunan di tengah pesta sana. Pertama karena ada Kimmon, kedua karena dia tidak ingin makin sakit hati lagi, entahlah. Sejak tau Tae milik Tee, Copter serasa tidak rela.

Seorang yang tampak familiar menghampiri Copter, itu Bas Suradet. Teman satu fakultasnya, mereka cukup dekat dalam artian sahabat. Dia duduk di sebelah Copter dan mengajaknya bersulang. Copter mengadu ujung gelas nya dengan gelas Bas, mereka pun meneguk alkohol masing-masing.

"Jadi penghuni baru yang diperbincangkan itu lu. Gue baru tahu lo pindah ke sini, kmaren bokap lo nanyain lo ke gue terus, ternyata disini lo. Napa ga bilang?" Tanya Bas.

"Sengaja."

"Lah, lo punya dendam ke gue?"

"Dendam sama mulut ember lo!"

"Kagak lah, Ter! Seember ember nya mulut gue masih bisa dipilah kali."

"Gue bodo amat! Kalo bokap gue sampe tau gue disini, lo orang pertama yang gue cekek!"

"Santai, santai, Ter! Gue gak akan bilang kok! Lagian kenapa sih lo kabur dari rumah?"

"Gue mau dijodohin, sama anak rekan bisnis bokap. Gue mah ogah dijodoh-jodohin gitu, gue pengen kebebasan milih pasangan!"

"Anak rekan bisnis? Pasti cantik, Copter! Napa lo ngotot ga mau sampe kabur segala?"

"Cantik pala lu!! Anaknya laki bro! Batangan! Punya tytyd kek gue juga! Iya kalo ganteng, hot daddy, berkarisma kek phi Ta- ahhh! Kalo yang Dateng aki-aki gimana?"

"Serem juga sih. Kalo yang dateng macem kakek Sugiono, matilah kau, Ter!"

Copter mendengus kesal, dia kembali meminum wiskey nya, kali ini sekali teguk, dan kepalanya merasa semakin berat dan pandangannya kian berkabut.

"Ter, phi God mau nyamperin gue. Gue cabut dulu!"

"Umhhh.."

Copter bahkan tidak dapat melihat jelas Bas yang berlalu dihadapannya. Kesadarannya mulai menipis berkat gelas wiskey yang ketiga nya.

Seorang pria tegap menghampirinya, Copter masih sadar ketika tubuhnya dirangkul dan dituntun ke dalam sebuah kamar, namun Copter tidak dapat melihat jelas siapa pria itu apalagi kamar siapa ini.

--bersambung~

--bersambung~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hunian Pemburu BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang