13. Kirain nemenin gue.

97 11 8
                                    

Bel jam istirahat pertama menggema di sekolah menengah atas itu, seluruh siswa berhamburan menuju kantin, dan ada juga yang sedang mencoba peruntungan untuk membolos. Siapa lagi jika bukan kriminal sekolah, Bank Tora?

Ketika dia berhasil menaiki tembok belakang sekolah, deheman seorang pemuda mengagetkan nya. Itu Bonus dengan ekspresi kesalnya menatap Bank yang hampir lompat tembok.

"Bagus, lompat aja. Gue lagi mood pengen liat siswa dihukum nih." Bo memasang senyum miring.

"Duh, 'yang jangan dilaporin napa! Lo ga kasian sama pacar lo?"

"Idih. Mimpi lo jadi pacar gue? Gue masih belum bilang 'iya' ya!"

Bank menyeringai, dia malah bersila di ujung tembok itu. "Ya udah, tinggal jawab 'iya' kok susah amat?"

"Njir! Lo jangan nguji emosi gue lagi! Lo sama temen lo emang brengsek! Yang satu absen bawa buku catatan gue, yang satu mau bolos, brengsek emang!"

"Absen? Siapa?"

"Ploysupa bangsad!"

"Eh iya, Kad! Gue cabut dulu, beb! Sohib gue sekarat! Dahh.. ga usah ngejar gue yaa, apa lagi lapor ke guru! Besok gue ajak lo lapor ke KUA!"

Setelah mengucapkan itu Bank benar-benar terjun ke luar sekolah. Bonus memekik kesal, ingin rasanya mengejar Bonus dan membiarkan guru menghukumnya sebagai pelampiasan, namun berpikir lagi jika Kad sedang sakit dan tidak seorang pun menjaganya, dan Bonus membiarkan Bank pergi begitu saja. Ya, itu alasannya, bukan yang lain.

-

Ketika Kad tersadar dari tidurnya, dia merasa tubuhnya amat lemas dan kepalanya yang berat. Jika dia ingat-ingat dia pasti sakit karena salah makan, iya tentu salah, dia makan makanan kucing milik Bonus kemarin saat meminjam catatan ke kamarnya. Aroma makanan kucing itu membuat Kad penasaran dan mencobanya, dan karena menurutnya enak dia hampir menghabiskan isi mangkok kucing milik Bonus jika Bonus tidak mengusirnya dari kamar.

 Aroma makanan kucing itu membuat Kad penasaran dan mencobanya, dan karena menurutnya enak dia hampir menghabiskan isi mangkok kucing milik Bonus jika Bonus tidak mengusirnya dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ughh.. kenapa aku lupa jika aku bukan kucing- eh.." Kad merasa seseorang sedang menatapnya dari samping, lalu saat dia menatapnya kembali dia amat tersentak.

"P'Ju!" Kad mendapati Junior duduk di kursi meja belajar menghadap padanya.

"Ga usah teriak juga, bocah! Gue gak ngapa-ngapain lo juga."

Ga ngapa-ngapain? Sungguh? Lalu siapa yang memasang kompres dan membelikan bubur dan obat untuk Kad? Hah, Kad hanya terlalu polos untuk peka hal itu.

"Terus P' ngapain disini?"

"Eh, anu -itu kunci kamar gue hilang, lagi diambilin kunci cadangan sama P'Yoshi."

"Ohh.. kirain nemenin gue." Kad melengkungkan bibirnya ke bawah, astaga. Menggemaskan sekali.

Junior kemudian bangkit dari kursi ketika sesuatu terasa mengganjal di bawah sana, bisa-bisanya wajah pembuat onar di gedung hunian ini semenggemaskan itu ketika sakit, wajah putih itu sedikit memerah karena suhu tubuhnya yang naik, itu membuat -ah, Junior pergi saja.

Hunian Pemburu BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang