7. Kalo perih, berarti kita udah.

158 17 9
                                    

Suara gemericik air dari kamar mandi pagi itu mengusik tidur Copter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gemericik air dari kamar mandi pagi itu mengusik tidur Copter. Dia sedikit menggeliat karena dinginnya AC menerpa kulitnya, hah kulit?

Copter segera membuka matanya, dia mendapati tubuhnya tidak mengenakan pakaian. Copter panik, apalagi dia tidak berada di kamarnya. Kamar siapa ini? Dan apa yang Copter lakukan semalam?!

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat Copter menegang, dadanya bergemuruh, seorang pemuda keluar dari sana dengan handuk di pinggang dan mengeringkan rambutnya dengan handuk, membuat wajahnya tertutupi.

Lalu ketika handuk itu diturunkan, Copter rasanya ingin lompat dari lantai empat saja, pemuda itu, Kimmon menyeringai ke arahnya.

"Oh, udah bangun? Baru aja mau gue mandiin."

Copter menegakan tubuhnya, dia mendelik. "Ngapain lo di sini?!"

"Ini kamar gue, ya jelas gue di sini." Kimmon mendekat ke arah Copter dan duduk di tepi ranjang. "Lo lupa kemarin kita ngapain aja?"

Melihat ekspresi Copter menegang, Kimmon makin menjahilinya. Dia menunjukan tanda merah kebiruan di ceruk lehernya pada Copter, itu sukses membuat mata Copter membulat lebar.

Kimmon terkekeh. "Segitunya lo suka sama P'Tae sampai lampiasin ke gue?"

Wajah Copter memanas, emosinya di ubun-ubun. "M-maksud lo?! Gue k-kagak demen ya sama P'Tae?!"

"Ah, masa? Terus kenapa semalam lo gerayangin tubuh gue tapi nyebut nama P'Tae? Kenapa? Gak mungkin ngigau kan?"

Copter melirik bekas ciuman di leher Kimmon, bagaimana dia bisa lepas kendali begitu. Dia mencoba mengumpulkan ingatannya, dia hanya ingat seorang pemuda mengajaknya kembali ke kamar, dia pikir itu kamarnya, tapi ini kamar setan.

"Lo ga bisa jawab berarti bener kan? Haha.. bayangin aja P'Tee tau ada yang mau embat pacarnya, gimana reaksinya ya?"

"Anjing lu, jangan berani-berani lu ngadu! Lagian gue udah lupain P'Tae sejak tau dia punya pacar!"

"Mmm.. harus ada uang tutup mulut." Kimmon menyeringai.

"Berapa yang lo mau?"

"Gue gak mau uang, secara gue udah kaya! Tapi gue mau lo nurutin semua perintah gue mulai dari sekarang."

"Kalo aneh-aneh gue gak mau!"

"Lo ga mau? Ya udah, siap-siap P'Tee dateng ke kamar lo buat cakar-cakar lo."

"Lo tuh emang dasar serigala berbulu ayam ya!"

Kimmon menyeringai. "Oke, deal."

"Gue belum bilang deal?!"

"Pokoknya udah deal! Kalo lo nolak perintah gue lo bakal dapet hukuman."

"Persetan lo, Kimmon Asu Khemmonta!"

"Bodo amat. Lo cepetan mandi, anterin gue nyari sarapan! Itu tugas pertama lo."

Melihat Copter masih terdiam, Kimmon mendekatkan wajahnya. "Lo mau nolak?"

Tangan Copter menoyor dahi Kimmon hingga wajahnya menjauh. "Gue masih mau tanya!"

"Nanya apaan lagi?"

"Itu.. kemarin.. kita gak sampai.."

"Sampai apa?"

"Ck! Itu.. anu yang anu.. hiiihhh.."

Kimmon mengernyit geli. "Ngentod?"

Wajah Copter sontak memerah, dia membuang muka. Kimmon malah terkekeh.

"Kalo pantat lo perih pas mandi, berarti kita udah ngelakuin itu, hahaha."

Setelah mengucapkan itu Kimmon bangkit menuju lemari, sementara Copter membeku, dia mencoba merasakan pantatnya perih atau tidak. Jika sampai terasa perih, dia harus mulai memikirkan santet apa yang harus dia kirim ke Kimmon.

Maka dari itu, Copter bergegas mandi. Dia menggunakan kamar mandi Kimmon, dia telah mengecek seluruh tubuhnya tidak ada tanda ciuman apapun kecuali bibirnya yang agak bengkak. Lalu ketika tubuhnya dibasahi air, dia merasakan baik-baik pantatnya, dia akhirnya bernafas lega karena pantatnya masih baik-baik saja. Jika Kimmon tidak melakukan apapun padanya, itu berarti hanya Copter yang menyerang Kimmon semalam begitu? Oh, astaga. Copter berharap bisa mengingat kejadian kemarin!

Sementara di depan lemari sana, Kimmon tersenyum sumringah. Tanpa Copter sadari, Kimmon telah mencuri dua ciuman darinya sejak semalam. Katakanlah Kimmon cabul, tapi Copter sangat menggoda baginya.

--bersambung.

--bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hunian Pemburu BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang