Di sudut ruang yang remang

95 20 16
                                    

Di sudut ruang yang remang, bayangmu hadir membawa sejuta kenang. Aku mengumpamakan mu sebagai kunang-kunang; mampu menghadirkan cinta tatkala temaram mencekam.

Asal kau tahu, aku mencintaimu jauh sebelum rembulan menyebut warna bola matamu. Jauh sebelum mentari menyoroti lengkung badanmu. Dan aku tak mempermasalahkan hal itu. Aku paham setiap kata yang ku tulis dalam secarik kertas adalah pertanda bahwa aku memang masih mencintaimu sampai detik ini.

Aku tahu, menuliskanmu tak cukup sepenggal. Perlu beberapa lembar kertas yang panjang. Namun kau tak perlu khawatir, tangan kananku tak pernah pegal tatkala aku mendeskripsikan keanggunan dan kenestapaanmu.

Apa kabarmu, sayang? Ingatkah dulu ketika aroma di salah satu organ tubuhmu mampu meluluh-lantakkan seisi sudut sempit ruangan itu. Kala itu hujan turun, dan zat hara telah membau di dirimu. Saat itu, aku tengah bersandar di pelukanmu seraya menahan nafsu. Sebuah keinginan untuk mengecup bibirmu.

Meski kenangan itu telah lebur dimakan waktu, rinduku padamu acap kali memporak-porandakan jagatku.

Cinta Yang Menjelma Serangkai Kata ( Sudah Terbit Di Guepedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang