Sepenggal kata, untukmu

68 15 2
                                    

Ingatkah engkau, saat kau berkata kepadaku; kita yang tak pernah mengenal makna sia-sia. Saat itu, aku kerap bertanya sendiri dalam hati. Apakah kata itu nyata atau hanya bualan belaka? Nyatanya, kini kau pergi. Nyatanya, kini kau tak pernah benar-benar kembali. Kau juga pernah berkata; bahwa aku adalah rumah ternyamanmu, bahwa aku adalah telaga penampung rindu terbaikmu. Tapi aku sadar, ternyata itu hanya omong kosong belaka.

Kendati, jika pikiran-pikiranmu menanyakanku kembali, katakan aku sedang berada di suatu tempat; di mana cinta kita pernah terpelihara di sana. Ingat, aku masih di sini. Untukmu. Untuk apapun tentangmu.

Sudah sewindu setelah kepergianmu, disini; ditempat yang sama, aku masih menunggumu pulang. Sejuta puisi telah ku tulis untuk menyambutmu kembali. Kembalilah! Berputar arah! Kembali padaku!

Atau, kau sudah punya pendamping yang baru?  Jika memang sudah, katakanlah itu hanya pelampiasan mu saja. Ingat, kau adalah lautan dan aku adalah ikan-ikan yang bersarang di sana. Ingat, kau adalah gunung dan aku adalah kaki pendakinya. Ingat, aku adalah senja yang berperan sebagai pemeran utama di langit sore mu.

Cinta Yang Menjelma Serangkai Kata ( Sudah Terbit Di Guepedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang