Rindu yang memburu

24 8 0
                                    

Ada rindu yang memburu, menyeruak di dalam dadaku. Aku mencintaimu dengan fasih, walau hati kecil masih mendidih tatkala sewindu yang lalu engkau memberi sejuta sedih.

Ingatkah dulu ketika kita duduk berdua di taman itu, aku membelai lembut rambut mu yang larut tersapu semilir angin. Untuk kesekian kalinya, lagi-lagi kau hanya terdiam tanpa sepatah kata terlontar. Hingga aku berpikir diluar nalar tatkala melihat suatu binar; sorot matamu yang selalu ku kejar.

Kau adalah segala perumpamaan-perumpaman. Yang mampu membuat tulisanku nyaman; menuliskanmu. Menulis apapun tentangmu. Bolehkah aku untuk ke sejuta kalinya menuliskan puisi tentangmu? Tentang keindahan dan kecantikan mu. Pesona mu mampu menenggelamkan mataku, hingga tatapan ku jatuh terperosok ke dalam jurang cintamu. Hingga aku terpental ke surga kecil yang ada pada hatimu, hingga aku terpeleset di jembatan penghubung antara perasaanku padamu.

Kau, gadis manis yang mampu membuatku menulis. Kau, gadis cantik yang membuatku merasa disuntik. Kau, gadis lugu yang membuatku merasa malu. Aku, seorang lelaki kumal yang tak pernah bisa membual. Aku selalu tulus, dan mencintaimu dengan mulus.

Cinta Yang Menjelma Serangkai Kata ( Sudah Terbit Di Guepedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang