Pada sebuah senja di ujung cakrawala, aku bertaruh tentang hati yang semakin rapuh. Sore itu, bayangmu menjelma nyanyian rindu yang teramat menusukku. Aku hanya bisa pasrah seraya merasakan gerah, tatkala pergimu masih belum ku mengerti. Namun aku tahu, itu adalah perihal hati yang akhirnya tak dapat pungkiri. Mungkin kita dua insan yang sama-sama pernah saling terkesan, atau kita hanya berjudi dengan keadaan? Aku tak tahu.
Menuliskan mu diantara lembayung yang menggantung, membuat tulisan ku terasa canggung. Kilau pena yang mengarsis setiap kata, tak mampu berbicara banyak. Atau bahkan tulisan ku pun tak mampu menggambarkan keelokan mu? Padahal kukira tatkala engkau membaca sepenggal kata dari setiap tulisanku, kukira rahim mu akan bergetar. Dan ternyata, cintamu padaku lah yang telah pudar.
Sebelum adanya sesal, aku memberimu satu kesempatan. Mau kah kamu tinggal? Di hatiku. Di mana pun, asal di aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Menjelma Serangkai Kata ( Sudah Terbit Di Guepedia)
PoetryBagiku, pergimu seperti bom yang meledak meluluh-lantakkan seisi bumi. Aku tak mengerti kenapa kau pergi, aku tak mengerti kenapa engkau mampu menghilang saat aku memejam mata, dan ketika aku membuka mata kau benar-benar tidak ada. Kau si kilat yang...