joy chanyeol ⚠️

1.6K 49 2
                                    

chanyeol sebenarnya tidak ingin mengakui semua ini. Tapi dia memang sangat suka saat melihat wajah joy. Seperti sekarang ini. Di rumah keluarga park (keluarga joy) yang besar hanya ada dirinya dan juga joy. joy yang baru duduk di bangku SMA tapi sudah mampu menyihir chanyeol untuk terus diam menatapnya.

Kenapa mereka hanya berdua? Oh, salahkan kedua orang tua mereka dan juga kakak laki-lakinya yang sok bijak itu. Sebelumnya, perlu diinfokan kalau keluarga mereka memang sejak dulu bersahabat karena marga meraka yg sama dan juga mereka tinggal bertetangga . Jadi, keluarga mereka berniat berliburan bersama ke luar negeri selama seminggu karena kebetulan mereka mendapat tiket gratis dari salah satu kolega ayah chanyeol.

Awalnya chanyeol dan joy juga termasuk dalam daftar anggota liburan tapi berkat ceramah park jimin (kaka joy) tentang pentingnya pendidikan maka chanyeol dan joy terpaksa ditinggal di sini.

Mata coklat joy menatap chanyeol yang sejak tadi memandanginya. "Kak chanyeol kenapa ngeliatin aku terus, sih?" tanyanya dengan bahasa yang sengaja dipanjang-panjangkan dan dilanjutkan dengan menggembungkan kedua pipinya.

chanyeol membalasnya dengan memiringkan bibirnya lalu menarik salah satu pipi joy. "Kau tambah bulat," balas chanyeol sambil meraih remote TV dan mengganti channel ke saluran olahraga.

joy tiba-tiba saja mendelik, bukan hanya karena ejekan chanyeol tapi juga karena chanyeol mengganti channel TV seenaknya padahal kan joy yang lebih dulu menyalakan TV.

Mengetahui lawan bicaranya sedang ngambek, chanyeol semakin menarik salah satu ujung bibirnya. "Wajahmu tambah jelek kalau cemberut, joy."

Merasa tak mau kalah, joy menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Lalu siapakah orang bodoh yang mau berpacaran dengan gadis jelek sepertiku ini?" tanya joy dengan sengaja menekankan beberapa kata di dalam kalimatnya.

"Hn."

"Setiap kalah bicara, pasti hanya ucapan ambigu yang bisa Kakak bilang," joy kali ini menatap chanyeol sambil menyeringai.

chanyeol hanya menghembuskan napas kemudian dengan cepat mendekatkan wajahnya ke wajah joy sehingga tubuh joy terdorong hingga ke sudut sofa. "Orang yang kau sebut bodoh itu mahasiswa kedokteran, joy," balas chanyeol sambil mengecup sekilas bibir joy hingga membuat wajah joy memerah.

Puas dengan balasannya, chanyeol segera menjauh dan menopangkan kepalanya dengan salah satu tangan yang bertumpu pada pahanya. Ada sedikit seringai jahil di wajah chanyeol dan matanya yang hitam terus memperhatikan perubahan warna wajah joy. "Kau tambah manis seperti ini, joy."

"Hah? A-apa?" joy gelagapan mendengar ucapan chanyeol.

"Mirip buah tomat, apalagi wajahmu bulat," lanjut chanyeol dengan nada mengejek.

Wajah joy semakin memerah mendengar hinaan chanyeol yang sebenarnya hanya berupa bercandaan. Tanpa berpikir panjang, joy membuang tubuhnya ke arah chanyeol dan memukul-mukulkan kedua tangannya ke dada chanyeol. "Dasar! Kak chanyeol jahat! Dasar pantat ayam!"

chanyeol berusaha menahan kedua tangan joy dan lagi-lagi mencium bibir gadis itu sehingga ia terdiam. "Baru diam setelah dicium, dasar!"

joy menjauh dari tubuh chanyeol dan memalingkan wajahnya yang memerah menahan malu. "A-abis Kak chanyeol ti-tiba-tiba menciumku, aku kan malu."

"Hei, kita sudah pacaran selama satu tahun, kau masih saja malu, joy."

Melihat joy tidak menyahut lagi, chanyeol memilih mendekatinya dan merangkum wajah joy dengan kedua tangannya. Dengan perlahan, chanyeol mendekatkan wajah mereka hingga akhirnya bibir mereka berdua bertemu. Begitu chanyeol memulai sesi lumatannya, tangan joy refleks mengalungi leher chanyeol. Begitu pula tangan chanyeol yang sudah berada di belakang kepala joy berusaha memperdalam ciuman mereka.

joy in the houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang