"Kayaknya kemarin gue bilang lo harus jauhin Cassandra deh. Lo budek apa gimana?"
Cassandra dan Dewa serentak mendongak ketika mendengar suara Sellina. Dewangga langsung memelotot ke arah teman-temannya yang duduk berjarak satu meja dengannya.
Tadinya Dewa makan bersama ketiga temannya, sampai Ian menunjuk meja tempat Cassandra makan sendirian. Menurut Ian, Sellina sedang dimintai tolong guru Sosiologi untuk mengumpulkan tugas ke ruang guru. Jadi, sepertinya Sellina tidak akan makan siang bareng Cassandra. Dewa yang tidak mau membuang kesempatan, langsung memindahkan mangkok baksonya ke hadapan Cassandra.
Cassandra memang sangat jarang terlihat sendirian. Kalau tidak bersama Sellina, pasti bersama Vanka dan Orion—teman-teman Noktah-nya. Ketika Cassandra dalam misi mendekatkan Dewa dan Sellina, pada akhirnya Dewa yang melipir atau Sellina yang ngacir sambil marah-marah.
Jadi, ketika melihat Cassandra sendirian siang itu, Dewa pikir tidak ada salahnya makan siang dengan lebih santai. Apalagi ketiga temannya juga bersiap menjadi CCTV untuk memantau kehadiran Sellina dan mengirimkan sinyal bahaya kalau cewek itu mendekat.
Dewa bukannya takut bertemu Sellina, tapi dia malas kalau harus berdebat di tempat umum seperti kantin siang ini. Sekarang Dewa bersumpah akan menendang pantat ketiga temannya sekuat yang dia bisa sepulang sekolah nanti.
"Sorry Sel. Gue kira bangku ini kosong." Dewa mencoba berbasa-basi, tapi wajah Sellina tidak berubah—masih menatap Dewa dengan sinis.
"Kenapa sih, Sel? Salah Dewa ke lo apa deh? Dia cuma mau makan bareng," bela Cassandra, yang membuat Dewa makin panik. Ucapan Cassandra bagai minyak yang dituang ke api yang tengah menyelimuti Sellina.
"Gue kan udah peringatin lo, Cass. He's not a good guy. Kenapa lo nggak percaya dan nurut aja sama gue sih?" Sellina mengacuhkan Dewa dan menatap tajam ke arah sahabatnya.
"Sel, please, jangan kayak gini. Lo kenapa kayak gini ke Dewa?"
Suasana kantin siang itu yang biasanya adem ayem dan penuh canda tawa para siswa, tiba-tiba hening seperti kuburan. Awalnya tidak ada yang memedulikan percakapan Cassandra dan Sellina di meja tengah kantin sampai suara Sellina tiba-tiba meninggi. Cewek itu memelotot marah ke arah Cassandra yang juga ikutan berdiri sambil berkacak pinggang. Apalagi ada Dewangga yang duduk di dekat mereka berdua. Pasti semua orang jadi memerhatikan mereka bertiga.
"Kak Cassandra! Kak Sellina!"
Dewa menoleh dan mendapati Vanka beserta Orion berlari mendekat dengan wajah panik. Melihat Orion, rasanya Dewa makin kesal saja.
"Kalian ngapain deh berantem? Suara kalian sampai di lorong tahu nggak!" tegur Vanka dengan napas memburu. Orion lagsung memelotot ke arah Dewa yang balik memelotot.
Tak jauh dari meja Cassandra, teman-teman Dewa mulai memucat.
"Wah mampus kita! Lo kenapa sih Say, nggak ngeliatin yang bener!" ujar Ian memelotot kepada Sayed yang dengan brutal menghabiskan nasi pecelnya.
"Say, Say, Say! Emang gue pacar lo!" Sayed bicara sambil mengunyah, membuat beberapa butir nasi beterbangan. "Lah kan tadi janjiannya gantian ngeliatin, gue kan jatahnya makan! Harusnya Kai nih yang jaga! Malah nge-game!"
Alakai sebagai tertuduh utama, hanya bisa menggigit bibir bawah—sama paniknya dengan Ian. Bagi ketiga cowok itu, marahnya Dewa bukanlah hal yang bagus mengingat terakhir Dewa marah, dia menolak bicara kepada ketiga temannya dan tentunya tak sudi melunasi utang gorengan mereka di Warteg Echonomist. Bagi mereka bertiga yang uang sakunya dihabiskan untuk patungan membeli gim PS4 terbaru, traktiran Dewa adalah anugerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throwback Thursday [EDITED VERSION]
Teen FictionSellina tiba-tiba menghilang. Dia tak terlihat lagi setelah pada hari yang sama saat bertengkar dengan Cassandra, sahabatnya. Pertengkaran itu berawal dari niat Cass mengajak Dewangga masuk ke persahabatan mereka. Agaknya Sellina dan Dewangga punya...