Cassandra melempar ponsel ke tempat tidur dan menyugar rambutnya kesal. Arthur dan Christie—dua kucing peliharaan Cassandra, mengeong saat pemiliknya bergelung di tempat tidur. Mereka berlomba melompat ke Cassandra dan mencari tempat terhangat di pelukan pemiliknya. Cassandra hanya meladeni mereka tanpa minat, membuat kedua kucing berumur enam dan tujuh tahun itu mengeong lagi dengan berisik.
Ponsel Cassandra bergetar dalam mode senyap. Cassandra hanya melirik layar ponselnya dan kembali memejam. Dia tahu siapa yang menelepon, pasti Dewa. Cassandra kesal dan merasa perginya Sellina disebabkan kehadiran Dewa di antara mereka berdua.
Meski Cassandra tidak tahu apa yang terjadi di antara kedua orang itu, dia menyesal karena memaksakan keinginannya kepada Sellina. Seharusnya dia bisa memaklumi kalau Sellina tidak mau Dewa bergabung. Kalau dia berhenti sampai di situ, mungkin dia masih bisa berteman dengan Dewa dan tetap bersama-sama Noktah selamanya.
Seharusnya, semua semudah itu. Seharusnya....
"Argh, kenapa sih lo nelepon terus?" Cassandra akhirnya terduduk di ranjangnya dan mengangkat telepon Dewa dengan nada tinggi, setelah ponselnya terus bergetar selama kurang lebih dua puluh menit. Baik Arthur maupun Christie yang sejak tadi bermain-main di sekitar perut dan kaki Cassandra, meloncat kaget dan berlari menjauh.
"Gue di depan rumah lo."
"Hah?"
"Gue di depan rumah lo. Cepet keluar. Keburu malem."
Cassandra menjauhkan ponsel dan memandangnya kebingungan. "Lo di depan rumah gue sekarang? Ngapain?"
Meski bertanya-tanya kenapa Dewa tiba-tiba ngide ke rumahnya malam-malam, dia buru-buru merapikan dan mengikat rambut ke atas sambil bergegas keluar kamar. Cassandra melirik sekilas ke jam dinding di ruang tengah yang jarum pendeknya menunjuk ke angka delapan.
"Mau ke mana Cass?" tegur ibunya ketika Cass melewati ruang keluarga. Elora sedang menonton televisi sambil mengupas rambutan, sepertinya berniat membuat asinan buah.
"Ada temen Cass di luar, Bu. Bentar yah!"
"Suruh masuk aja, Cass."
"Di luar aja Bu!" sahut Cassandra sambil berlari kecil keluar rumah. Benar saja, Dewa sudah ada di depan pagar rumahnya, menyandarkan pinggangnya pada motor. "Ya ampun, ngapain lo malem-malem ke sini?"
"Ada tamu tuh ditawarin masuk dulu kek, basa-basi dulu kek, udah kena omel aja gue," gerutu Dewa ketika Cassandra membukakan pintu pagar rumahnya.
"Sorry, sorry, yuk masuk aja. Motor lo bawa masuk aja."
Bukannya mengikuti Cassandra, Dewa malah menahan tangan cewek itu. "Di sini aja. Sepi juga kok, tetangga lo pada bobok cepet ya?"
Cassandra tidak jadi meneruskan membuka pagar dan memandang Dewa sambil bersedekap. "Mau ngomong apa sampe nyamperin ke sini segala?" tukas Cassandra, masih sedikit kesal dengan semua hal yang berkaitan dengan Dewa dan Sellina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throwback Thursday [EDITED VERSION]
Fiksi RemajaSellina tiba-tiba menghilang. Dia tak terlihat lagi setelah pada hari yang sama saat bertengkar dengan Cassandra, sahabatnya. Pertengkaran itu berawal dari niat Cass mengajak Dewangga masuk ke persahabatan mereka. Agaknya Sellina dan Dewangga punya...