RIDDLE 5 : Noktah Minus Satu

2K 581 144
                                    


Sambil sesekali melirik bangku Sellina yang kosong, Dewa menghela napas panjang. Waktu cek presensi tadi pagi, Sellina memang dinyatakan tidak hadir tanpa pemberitahuan. Bahkan para guru juga tidak mendapat informasi dari keluarga Sellina. Selama satu jam pelajaran berlangsung tiba-tiba ponselnya bergetar dalam mode senyap. Meski Dewa tahu tidak boleh membuka ponsel saat jam pelajaran, dia nekat mengintip.

Cassandra
Gmn? Sellin masuk?

Dewangga
Nope

Rupanya selain Cassandra, grup percakapan kelas XI IPS 3 juga ramai memperbincangkan absennya Sellina. Meski bukan cewek terkenal di Cenus, tapi Sellina termasuk kesayangan para guru. Jadi, wajar kabar tidak masuknya Sellina tanpa sebab yang jelas memancing perhatian.

"Kalian pada bisik-bisik apa ini? Jangan pada main hape ya!" tegur Bu Krisna, guru Sejarah yang mencium gelagat mencurigakan dari para siswanya. Serentak para siswa XI IPS 3 langsung kembali berkutat pada buku pelajarannya.

"Nggak usah pura-pura nggak pegang hape!" imbuh Bu Krisna, dengan wajah kesal.

"Bu, saya mau tanya." Tiba-tiba Dewa mengangkat tangan—yang dia sendiri juga nggak tahu kesambet apa kenapa tiba-tiba punya ide bertanya. Sudah kepalang basah, lanjutkan saja, pikir Dewa. "Sellina nggak masuk kenapa, Bu? Ada izin ke Ibu atau wali kelas?"

Bu Krisna menggeleng cepat. "Ibu kira ada yang kontak Sellina dari kalian. Atau paling nggak nitip izin ke ketua kelas?"

Tanpa berucap, Dewa menggeleng menanggapi gurunya.

"Sebenarnya tadi pagi orangtua Sellina telepon Pak Teddy. Tapi Ibu nggak tahu gimana kelanjutannya. Kenapa Dewa?"

"Penasaran aja, Bu. Tumben nggak masuk, kemarin juga bolos soalnya, Bu."

"Bolos?" Dahi Bu Krisna makin mengkerut. "Sellina bolos?"

"Iya Bu, dari habis istirahat nggak masuk kelas lagi," imbuh Sayed yang tempat duduknya ada di dekat Bu Krisna berdiri.

"Coba nanti Ibu tanya ke Pak Teddy. Mungkin sakit jadi kemarin dia pulang." Bu Krisna mengangguk-angguk sebelum kembali melanjutkan pelajaran.

Dewa dan Sayed bertukar pandang sejenak sebelum kembali menyimak penjelasan Bu Krisna. Dalam hati, Dewa berharap Sellina benar-benar sakit. Maksudnya, bukan menghilang entah ke mana. Buruknya, dia beneran kabur dari rumah. Tapi untuk alasan apa?

Dewa gelisah hanya karena memikirkan alasan tidak masuknya Sellina.

Bel istirahat baru selesai berdering kali kedua ketika Dewa mendapati sosok Cassandra yang sampai di depan kelasnya dengan dahi penuh keringat. Wajahnya pucat, seperti belum makan dan minum dari pagi. Dengan langkah cepat, Cassandra menuju meja Sellina, disusul Dewa dan Sayed yang kepo.

"Beneran dong dia nggak masuk! Gimana ini, Wa?" seru Cassandra panik.

"Kenapa panik banget sih, Cass? Siapa tahu Sellina sakit gitu, emang nggak masuk hari ini aja. Kalian tuh kayak takut dia ilang ke mana gitu loh!" sela Sayed, dengan ekspresi nyinyir. Dewa langsung menyikut perut buncit Sayed sambil memelotot kesal.

"Sakit gimana? Orang tuanya aja nanya ke kita di mana dia!" Cassandra lalu memandang Dewa. "Kita ke rumahnya lagi yuk, sore ini?"

"Tunggu-tunggu!" Sayed berdiri di hadapan Dewa, menyela pandangan Cassandra ke arah cowok itu. "Kenapa Dewa dibawa-bawa? Gimana sih Cass, udah tahu Sellina nggak cocok sama Dewa, lo bawa dia ke rumahnya. Bikin perang dunia namanya!" gerutu Sayed.

"Kok lo jadi posesif sih!" gerutu Cassandra, berdiri dengan posisi menantang Sayed. "Ini urusan kami bertiga, kenapa lo ikut campur? Gue bahkan nggak kenal lo!"

Throwback Thursday [EDITED VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang