bab 12

85 58 40
                                    

Typo bertebaran!


_Happy reading_

Setelah kita berdua sampai di meja makan, kita berdua pun di sambut oleh semua tatapan, dan Dian malah gak sengaja bertatapan dengan cowok yang ia temui di dekat cafe.

"Loh, lu kan jelangkung yang kemaren malem!" Tunjuk Dian ke arah cowok yang ia temui di dekat rame-rame cafe.

Semua di sana syok melihat Dian yang tiba-tiba berteriak sambil menunjuk cwok yang bernama Dirgantara Alex anaknya tante Karin dan om Somat.

"Astaghfirullah, si tampan bukan jelangkung sayang!" ujar Alex mendramatis.

"Sayang-sayang pala lu peyang!" sinis Dian

"Kalian saling kenal?" tanya tante karin

"Gak!"

"Entah!"

Jawaban yang berbeda di waktu yang sama.

"Terus kenapa main sayang-sayanggan?" tanya tante Karin lagi.

"Lah, mana saya tau. Saya kan human" ujar Dian yang mendapat pukulan dari Denisa.

"Yang sopan, itu orang tua bukan anak muda!" bisikkan tajam dari denisa.

"Iye-iye, hampura dah!" ujar Dian berbisik.

"Gak sengaja ketemu Ma, tapi belum sempat kenalan" jelas Alex kepada sang mama.

"Yaudah kenalan aja sekarang, sekalian kenalan sama semuanya!" ujar tante Karin

"Oke Ma!" ujar Alex dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Yaudah Tante ke atas dulu ya, ada yang harus dikerjain soalnya. Kuenya jangan lupa dihabissin ya!"

"Oke Tante!" ujar semuanya selain Alex tentunya.

__________

Sekarang Dian dan kawan-kawan sudah balik ke rumah Denisa. Demi apapun Dian merasa lelah sekarang, dari tadi kerjaannya hanya ribut dengan cwok yang ia temui di cafe, yang ia baru tau bernama Alex.

"Asyik banget ya mereka" ujar Dinda yang di anggukki oleh Denisa dan Anissa.

"Asyik pala lu peyang, yang ada pening gua di sana!" ujar Dian.

"Gimana gak pening, lu ribut mulu dari tadi sama Alex" ujar Anissa.

"Tau tuh, awas nanti dari benci jadi cinta!" ujar Dinda.

"Terserah, saya tidak peduli" ujar Dian berlalu meninggalkan mereka di ruang tamu.

"Mau kemana lu?" tanya Denisa.

"Tidur sayang!"

Setelah kepergian Dian, semua pun jadi bubar untuk melakukan aktivitas masing-masing. Seperti Denisa pergi ke dapur untuk memasak dan meletakkan kue ke dalam kulkas. Anissa pergi ke kolam untuk berenang, dan Dinda pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Sekaran jam sudah menunjukkan pukul 16.27 wib, yang artinya masih sore. Setelah melaksanakan aktivitas masing-masing, kita berempat pun mutussin buat ke minimarket karna ciki-ciki di rumah Denisa sudah habis.

"Weii udah siap belum?" tanya Dinda dari lantai satu.

"Udah!"

"Bentar lagi!

"Dikit lagi!"

Teriakan berbeda dari orang yang berbeda.

Setelah beberapa menit lamanya Dinda menunggu, akhirnya para bidadari yang entah dari mana ini, siap juga untuk berangkat.

"Lama bener lu pada!" ujar Dinda.

"Namanya juga betina, dandan dulu!" ujar Anissa.

"Gua juga betina, gak lama tuh kayak kalian!" sinis Dinda.

"Lu betina aestetic makanya cepet siap!" ujar Anissa.

"Alasan!"

"Gua mah gak dandan, tapi ngelamun bentar" ujar Dian.

"Gua dandan, tapi gak lama. Yang bikin gua lama itu karna gak tau mau pakai baju apa!" ujar Denissa.

"Terserah lu pada dah!"

Setelah beberapa menit, akhirnya kita semua pun sampai di minimarket, yang tujuannya pasti kalian udah tau.

Setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka berempat pun bergegas menuju kasir dan membayarnya. Kini mereka hampir sampai di rumah Denisa, tapi sayangnya ban mobil Denisa mendadak kempes.

Kita berempat pun memutuskan untuk berjalan kaki, karna rumah Denisa tidak terlalu jauh dari sini. Tapi malah jadi malapetaka buat Dian, karna ia malah bertemu dengan seseorang di masalalunya lagi.

Dian sempat mematung karna mendapatakan pelukan tiba-tiba dari seseorang, Dian juga tak membalas pelukkan itu sama sekali. Sedangkan Anissa, Denisa dan Dinda hanya diam mematung melihat siapa yang memeluk Dian.

"Dian gua kangen!" ujar gadis berambut pirang itu dengan memeluk Dian erat.

"Sorry, lu siapa?" tanya Dian yang berusaha untuk menahan air matanya.

Perkataan Dian mampu membuat seorang gadis berambut pirang itu melepaskan pelukannya.

"Maafin gua Dian, maafin gua!" ujar gadis itu sambil terisak hebat.

Dian yang mendengarkan kata maaf hanya bisa tersenyum kecut, dan ia sempat tak sengaja bertatapan dengan Gilang. Cwok yang waktu itu Dian temui di saat hujan menguyur bumi di malam hari.

Tcb!

Maaf ya, semakin lama semakin absurd ceritanya.
Kalo kalian gak suka skip aja, gakpapa kok:)

Jgn lupa vote+Komen!
Thankyou<3


ALYSHA [Berhenti Untuk Di Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang