bab 14

72 59 189
                                    

🚫bantu tandain kalo ada typo

_Happy reading_

Sekarang di sinilah Dian berada, di tengah kemacetan bersama sang adik tercintah.

"Pagi yang mengesalkan!" gumam Dian.

"Gak ikhlas nih jemput gua?" tanya Ana.

"Ikhlas kok, tenang aja!"

"Kok ngomong ikhlasnya kayak terpaksa gitu?"

"Mau lu apa sih? nanya mulu dari tadi!"

"Dih ngegas!"

"Ya lu nanya mulu dari tadi, bikin orang kesel aja!"

"Baru juga sekali nanyanya."

"Sekali Bapak lu!"

"Bapak lu juga!"

"Dasar tai kambing!"

"Dasar tai ayam!"

Akhirnya Dian memilih untuk diam, daripada meladeni sang adik yang otaknya gesrek.

"Ciahh kalah adu mulut nih ye," ejek Ana.

"Bacot setan!"

"Dihh ngegas."

Setelah sekian lama Dian dan Ana menunggu, membuat mereka menjadi kesal karna macetnya belum juga reda.

"Pak, ini kenapa sih sebenarnya, kok macetnya lama banget?" tanya Dian ke pak Anto supir pribadi keluarganya.

"Sepertinya terjadi keributan di depan sana non," jawab pak Anto yang hanya mendapat balasan ohh saja dari Dian.

Sudah sekian lama Dian menunggu, tapi tetap tak membuahkan hasil sama sekali. Sudah cukup kesabaran Dian, ia akan mencari tau sendiri ada apa gerangan dengan keributan ini, sampai para polisi pun lelah untuk menanggani keributan di depan sana.

Ana yang melihat kakaknya ingin turun pun lantas bertanya, "mau kemana Kak?"

"Kemana aja, yang penting hati gua senang," jawab Dian yang akhirnya turun dari mobil.

"Dih gaje tuh anak, tapi dia mau kemana ya? Ngikut aja deh... mana tau seru."

Pak Anto yang melihat kedua anak majikannya keluar dari mobil pun lantas mengikuti, karna kalo ia bertanya dan melarang, tetap saja mereka tidak mau mendengar.

__________

Pemandangan yang pertama kali yang Dian lihat adalah para petugas polisi yang kewalahan menghadapi para remaja yang berkelahi.

"Anjirt! pantesan lama," gumam Dian.

"Hallo! bisahkan kalian yang sedang berkelahi itu berpindah tempat? agar kalian tidak menghambat waktu kami yang berharga ini!" teriak Dian dengan pura-pura berani, dan yap... mereka semua langsung menoleh ke arah sang pelaku yang berteriak.

Anjirtt, kok ngeri sih! Ayo Dian berani, demi kasur yang sudah menunggu mu di rumah. -Batin Dian.

"Nona jangan ikut campur, keributan ini biar kami yang tanggani!" ujar salah satu petugas polisi ke Dian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALYSHA [Berhenti Untuk Di Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang