bab 3

273 230 348
                                    

Happy reading

-

Setelah berdebat panjang dengan para kakkel, akhirnya sekarang kita semua makan satu meja dengan mereka. Kalo kata gua mah, 'kalo bisa damai, ngapain ribut?'

"Put, pesen makan sono!"

"Mager, lu aja yang pesen sono!"

"Lah, gua kira cewek aja yang bisa mager. Ternyata cowok juga bisa mager toh" ujar Nanat.

"Iya bisalah, kan kita termasuk human," ujar Putra.

"Iyain aja deh," ujar Dinda yang akhirnya kembali diam.

"Biar gua aja yang pesen, lu semua mau apa?" tanya siswa bernametag Bintang.

"Nah gitu dong kayak Bintang, baik... gak kayak lu kek setan!"

"Lu setanya! Gua pesen bakso sama es teh manis aja Bin," ujar Putra menyebut'kan pesanannya.

"Samain aja gua mah," ujar cwok yang berdebat dengan Putra, bernametag Satria.

"Lo mau apa, Kan?" tanya Bintang ke cwok bernametag Arkan.

"Samain kayak punya lu aja," ujarnya dengan muka yang sok datar.

"Yaudah oke," ujar Bintang yang akhirnya berlalu pergi untuk memesan.

Tak beberpa menit kemudian Bintang kembali, sedangkan kami berempat telah selesai makan.

"Udah selese'kan?" tanya gua.

"Udah, ayo ke kelas!" ajak Lia.

"Ayo!"

"Kita duluan ya Kak," pamit Nanat yang di anggukki oleh tiga human di sana, dan yang satunya hanya fokus pada makanannya.

••••

Kringg..kring....

"Berhubung bel pulang sudah berbunyi, pelajaran saya akhiri sampai disini saja. Besok kita lanjutkan kembali dan tugas yang saya kasih jangan sampai lupa untuk di kerjakan," kata buk Dila.

"Iya buk," jawab semua murid.

"Kalo begitu... ibuk akhiri dengan Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu," salam akhir dari buk Dilaa.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatu."

"Eh, ngerjain tugasnya dirumah gua aja yuk?" ajak gua.

"Gue sihh, hayukk aja," kata Nisa.

"Gue juga hayukk aja sih," kata Nanat.

"Yaudah, bikin tugasnya di rumah lu aja," kata Lia.

"Tapi temenin gua ke toko buku dulu ya? Biasa gua mau beli novel yang baru keluar itu loh."

"Yaudah ayo... gua juga mau beli buku soalnya," ujar Lia.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya kita berempat pun sampai di toko buku.

"Kita mencar aja ya? Nanti kita ketemu di dekat Mbak kasir aja," ujar Lia yang dibalas anggukan kepala dari kita bertiga.

Saat gua lagi asyik keliling nyariin novel, gua malah gak liat ke depan dan malah fokus ke rak-rak buku sampai akhirnya gua gak sengaja nabrak seseorang.

"Lu!" Barengan dong, kek jodoh aja barengan ngomongnya, canda jodoh.

"Maaf ya, gua gak sengaja tadi kak," ujar gua yang meminta maaf pada kak Arkan, karena di sini gua yang salah.

"Makanya kalo jalan itu pake mata!" sarkas Arkan.

"Jalan pake kaki, ngeliat pake mata kalik kak!" 

"Udah tau situ salah, kok malah nyolot gitu?!" kesal Arkan.

"Bukannya nyolot ya kak, tapi yang gua bilang tadi itu kan emang kebenaran nya kak."

"Terserah lu aja, gua malas buat berdebat!" ujar Arkan yang akhirnya berlalu pergi.

"Iyain dah biar kelar," gumam Dian.

"Dian, udah dapet belum novelnya?" tanya Nisa yang baru datang entah dari mana.

"Udah," jawab gua singkat.

"Yaudah ayo bayar!" ajak Nisa.

"Iya ayo."

Setelah selesai membayar, kita berempat pun langsung pulang ke rumah orang tua gua tentunya. Kalo kata emak gua, 'kalo mau pinter, ya belajar yang rajin.'


To be continued...

-

Jangan lupa buat vote dan komen ya, makasih🌹

See you next part👋

ALYSHA [Berhenti Untuk Di Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang