janji•°

1.8K 191 0
                                    

Happy reading all🖤?!

Menginginkan sang surya yang datang namun awan gelap yang menyelimutiku setiap harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menginginkan sang surya yang datang namun awan gelap yang menyelimutiku setiap harinya.

<><><><><><>><><><><

Typo mereshkan?!!

Semua orang menginginkan sebuah harapan yang akan menjadi sebuah kenyataan
semua orang juga menginginkan kebahagiaan di dalam keluarga nya .

Menginginkan kehangatan keluarga,kasih sayang,dan bimbingan dari keluarga .

Tentunya kita tau bahwa keluarga sangatlah penting dalam diri seorang anak ,namun bagaimana jika seorang anak tidak mendapatkan apapun dari keluarga itu ?

Bahagia kah?

Bagaimana keadaan nya?

Tidak adakah rasa sakit?

Apakah dia kuat di susahnya kehidupan berjalan sendiri?

Itu adalah sebuah perkataan yang mungkin ada di benak kalian

Yoi mamen:v

Setelah pulang sekolah liam dan devan berencana akan meluangkan waktu bersama,karena dari kecil mereka belum pernah bermain atau melakukan aktivitas bersama sama layaknya sebuah saudara .

"Em sekarang kita ngapain?"tanya liam

"Gimana kalau kita ngegame dulu,gua belum pernah liat cara lu main"jawab devan

Liam hanya mengangguk dan mereka melangsungkan game mereka

Ya devan pikir liam tidak tau bermain game itu ,tetapi dia salah ternyata liam sangatlah ahli dalam menemukan taktik dari sebuah permainan

Setelah berlangsung cukup lama akhirnya mereka selesai bermain game yang dimenangkan oleh liam tentunya

"Anjir sih ga nyangka gua lu jago banget"seru devan semangat

"Biasa aja,gua juga dah jarang main nih game jadi tadi rada lupa eheh"ucap liam

"Iya?! Tapi lu keren tau ,kapan kapan ajarin gua yah"pinta devan

"Em..boleh kalau ada waktu"kata liam

"Oke oke pasti ada waktu"

Mereka sama sama terdiam ,memang sudah cukup lama mereka tidak bersama seperti ini menjadikan suasana begitu canggung .

"Em masak yok lapar gua anjir"ucap devan

"Boleh ,kita masak apaan?"

"Spagetti aja mau?"

"Boleh,yaudah yuk
Tapi lu ganti baju dulu sana biar gua duluan ke dapur siapin bahan bahan nya"seru liam

"Yaudah ,tungguin gua bentar"

Setalh devan pergi liam segera bergegas ke dapur guna menyiapkan bahan bahan yang nantinya akan mereka masak bersama

Cukup lama liam menunggu "mungkin dianya mandi yah"seru liam dalam hati
Karena belum menemukan tanda tanda devan sudah datang .

Tiba tiba....

"Aghh"erang liam

Entah mengapa tiba tiba saja kepalanya sakit seperti ditusuk-tusuk,dunia seakan berputar .liam menjambak rambutnya guna memberhentikan rasa sakit yang didera nya

"Maaf yah lama"tiba tiba devan muncul menuruni tangga

Liam yang mendengar itu tidak ingin membuat devan khawatir,dia menahan rasa sakit dan tersenyum paksa pada devan

"Iya gapapa"ucap liam sambil menahan rasa sakit yang didera nya

"Lu kenapa?muka lu pucat liam?!"kaget devan
Ya gimana ga kaget wajah liam sangat pucat ,bibirnya tiba tiba mengering dan tatapan sendu nya

"Ha?oh gapapa kok palingan em karena kecapean ,udh ih ayok lanjutin masak dulu gua dah lapar dev"kata liam mengalihkan pembicaraan karena dia tidak yakin bisa berdiri lama lama disini .

"Tapi lu yakin gapapa?"

"Iya"

Lalu mereka melanjutkan aktivitas memasak mereka walau devan sudah berjaga jaga melihat liam yang sepertinya pusing

Masakan mereka jadi lalu mereka bertos ria dan tertawa melupakan rasa pening liam.

"Yess dah jadi ,yaudah yok kita makan"sahut devan antusias

Liam mengangguk
Mereka membawa masakan mereka ke meja makan dan menyantap nya dengan tenang

Lagi lagi liam merasakan pusing itu dan hidungnya mengeluarkan darah devan yang melihat itu spontan saja mengambil tisu yang ada di meja

"Eh lu kenapa sih liam" tanya devan

"Ha?gua gapapa paling kecapean doang ,gua kekamar dulu yah"pamit liam karena dia harus meminum obat pereda rasa sakit itu
Dia tidak mau devan melihat dia lemah seperti ini

Lalu liam bergegas pergi meninggalkan devan yang memandang punggung liam sendu

"Lu ada sakit apa sih dek,gua serasa gagal jadi seorang abang"

🥀🥀🥀

Kamar

Liam segera mencuci wajahnya ke kamar mandi
Sekilas dia melihat wajah yang begitu pucat layaknya mayat hidup

"Apa waktu gua ga lama lagi?"pikir liam

Jujur liam rasanya ingin menyerah namun seakan susah untuk dia karena dia masih ingin mendapatkan pelukan keluarga yang dia nanti nanti kan.

Kemudia liam meminum obatnya dan mengganti pakaian nya lalu duduk di tempat tidur dengan kepala bersandar di kepala tempat tidur.

Gua capekk..

Rasanya gua mau mati aja

Kapan penderitaan gua selesai

Itulah semua yang ada dipikiran liam

"Liam lu gapapa kan?"tiba tiba saja devan muncul dari balik pintu

"Hm"

"Gua mau nanya serius lu sakit apaan sih?"

"Gua sehat ,hanya kecapekan tenang aja .gua mau nanya boleh?"

"Apa?"

"Kalau contohnya nanti gua pergi lu bakal bahagia kan disini?"ucap liam dengan senyum lirih nya

"Maksud lu apa? Lu ga bakal kemana mana! lu tetap disini disamping gua sampai kita tua nanti"jawab devan

"Gua harap gitu ,lu harus janji ke gua lu bakalan selalu percaya sama gua yah"

"Janji,gua bakalan percaya sama adik gua"

Liam pun memeluk devan terharu dia harap ini beneran nyata kalau devan akan percaya pada nya selama nya ,

"Devan! ngapain kau memeluk anak sial itu?!!"ucap seseorang

🥀🥀🥀
SEE YOU NEXT CHAP
revisi 8okt21
Lusyasya

william Argantara[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang