[ . . . ]

2.8K 106 13
                                    

[19:05]

~Hm...hm, hm. Hm...hm, hm~ Kiara menggunakan lagu sambil mengerjakan surat dan dokumen dari pabriknya. Setiap beberapa saat dia melirik kearah foto dia dan Nicko saat pertama kali bersama dikasur. Semakin dia melihatnya, semakin dia bahagia.

*tok tok tok*

Pintu dibuka oleh Pak.D membawa sebuah nampan yang ditutup tudung saji, “Nona muda, sudah waktunya makan siang.”

Kiara bangun dan menghampirinya, “Terima kasih Pak.D, apa menunya?”

“Untuk har ini, Anna membuat kesukaan Tuan Muda, kari daging dan jamur.” Pak.D membuka tudung sajinya, mengeluarkan aroma yang sangat sedap.

“Benarkah? Dia pasti akan sangat menyukainya.”

“Semoga makanan ini akan memberi Tuan Muda lebih banyak tenaga.”

“Oh ya, Pak.D.”

“Ya Nona muda?”

“Kau masih memanggil kami dengan sebutan “Muda”,” kata Kiara dengan wajah sedikit kesal.

“Yah, kalian berdua memang masih 19 tahun saat menikah-”

“Pak.D...”

“Baiklah-baiklah, maafkan saya Nona-ehem, Nona Lington.”

“nah, itu lebih baik. Ah, lebih baik dia menikmatinya sebelum dingin,” Kiara mengambil nampannya dan berjalan pergi.

“Terima kasih, Nona Lington. Semoga Tuan Lington menikmatinya.”

~Hm...hm, hm. Hm...hm, hm~ Kiara pergi dengan wajah penuh kebahagiaan.

Dia berjalan menyusuri lorong turun ke bagian bawah dan berhenti di sebuah pintu yang terkunci rapat. Dengan mudah dia membukanya dan masuk tanpa kehilangan senyum di wajahnya.

“Hai sayang~ apa kabarmu,” Kiara sangat gembira dapat melihat Nicko yang duduk berlutut dilantai dengan kedua tangan dirantai ke belakang.

“Kau pasti sudah lapar kan? Tadi pagi kau tidak makan banyak.”

Nicko tidak menjawab, dia diam seperti tak memiliki tenaga.

“Lihat-lihat, ini kari daging dan jamur kesukaanmu sejak SMP. Aku yakin ini lebih enak dari makanan instan yang selalu kau makan di apartemenmu,” Kiara duduk jongkok, meletakan nampannya didepan Nicko.

“Ki...a...ra,” panggilnya dengan suara kecil dan lemas.

“ya-ya, ada apa sayang?”

“...lepaskan aku. Ku...kumohon.”

Kiara berdiri sambil menghela, “kan sudahku bilang, aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi.” Kiara menunduk, mengangkat dagu Nicko, membuat kontak mata dengannya, “Saat kau tak kembali sampai pesta selesai, itu membuatku sangat khawatir. Jadi aku menempatkanmu disini agar kau bisa aman.”

Kiara tersenyum dengan tatapan kosong, melihatnya membuat jantung Nicko berdetak kencang ketakutan.

“nah jadi, makanlah.”

Nicko mengalihkan pandangannya menolak.

Senyum di wajahnya berubah dan Kiara kembali berdiri, “kalau begitu...”

Kiara mengeluarkan sebuah remot kecil dan menekan sebuah tombol. Kekang di leher Nicko memberinya setruman yang menyakitkan, membuatnya menggeliat di lantai seperti belut sambil berteriak.

“Apa kau ingat? Jika kua tidak mau menurutiku, kau akan dihukum.”

Setelah beberapa saat, setruman listrik itu berhenti. Jantung Nicko berdetak sangat cepat, nafasnya terengah-engah, dan air liur keluar dari mulutnya. Tak ingin merasakannya lagi dia mulai makan meski lidah dan rahangnya hampir mati rasa.

“Nah, anak baik~” senyuman itu kembali ke wajahnya, tapi setelah memperhatikan Nicko dia tersenyum lebih lebar.

Ditengah mengunyah, Nicko disetum lebih kuat lagi, rasa kejut itu membuatnya memuntahkan isi perutnya yang hampir kosong dan berbaring telentang sambil berteriak kesakitan.

Kiara menghentikan setrumannya dan langsung duduk diatas Nicko yang semua ototnya lemas dan hampir pingsan, “tapi apa kau tau? Aku sangat suka memberimu hukuman. Hehe, melihatmu meronta kesakitan dan dengan wajah pasrah itu sangat membuatku . . . Haaah, sangat...P~a~n~a~s.”

Kiara menunduk mulai menjilati wajah Nicko memberikan sisa liur dari pipi dan bibirnya, tangannya masuk kedalam baju Nicko menjepit dan memutar putingnya. Nicko ingin melawan, tapi tubuhnya tidak merespon, dia hanya bisa pasrah mendesah. Kiara bangun dan menjilati telapak tangannya sambil memainkan dirinya sendiri. Dia memasukkan tangannya kedalam celana Nicko dan mengelus-elus penisnya.

“Bagaimana?” bisiknya, “apa kau juga sudah merasa panas?” dia mempercepat gerakan tangannya dan Kiara hanya perlu melihat wajah yang memerah itu untuk mendapat jawabannya.

Kiara menyatukan bibir mereka dan memasukkan lidahnya kedalam mulut Nicko. Celana Nicko dilepas, menunjukkan senjatanya yang kokoh berdiri tegak. Kiara duduk mengambang diatasnya, membuat penis dan vagina mereka seperti berciuman.

Kiara memandangi lagi wajah pasrah Nicko dan senyuman lebar muncul di wajahnya, “sayang, ayo...” dia mengangkat sedikit pinggangnya, “kita...” Kiara menjatuhkan dirinya, memasukkannya kedalam dirinya, “MULAI!”

[Bersambung?]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A [Heart] For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang