Permintaan Yang Tidak Diharapkan

16.2K 313 0
                                    

Aku semakin merasa panas dan berkeringat selagi dia memainkan tubuhku seperti sebuah boneka. Setelah dia tau aku mulai lelah, dia memasukkan kedua jarinya kedalam mulutku dan memain-mainkan lidahku.

“Hmah...kuh,” desahku tak dipedulikannya dan ia terus melakukannya.

“Bagaimana, enak kan?” Bisiknya di telingaku.

“Hnah,” desahku tak berdaya.

Melihatku ia tertawa kecil, “pasti luar biasa kan,” katanya sambil mengunyah pelan-pelan telingaku.

Aku tidak kuat dengan siksaan ini, rasanya menyakitkan dan dia menikmatinya.

“Jangan kuatir sayangku, aku masih belum bosan denganmu, dan aku  hanya akan berhenti tepat sebelum tubuhmu mencapai batas, agar...kita...bisa terus...bermain,” bisiknya sudah tidak sabar.

Dia terus memainkanku tanpa henti, sepertinya aku akan keluar. Dia melihat ekspresiku, dengan sengaja menghentikan usapannya dan melepaskan pegangannya.

Aku menarik nafas terengah-engah. Perlahan dia memelukku dari belakang seperti mengusap tubuhku dan meletakan kepalanya di pundakku, mendekatkan mulutnya ke antara pipi dan telingaku.

“Bagaimana, hebat bukan?” bisiknya kepadaku yang masih terengah-engah. “Tapi aku yakin itu masih belum cukup untukmu kan? Tenanglah aku tidak akan memintamu untuk mengakhirinya, kau...yang...akan...memintanya...sendiri,” dia mengusap-usap putingku dan menjilat-jilat leherku.

“Ku-kumohon Kiara...hentikan ini, aku tidak bisa-” mendadak dia menciumku.

“Tidak bisa apa? Apa yang kau tidak bisa? Cepat katakan padaku sayang,” katanya sambil memainkan lidahku dengan miliknya, “cepat katakan, cepat katakan padaku sayang.”

Dia terus melakukannya, memberiku rasa geli nikmat, tapi tak cukup untuk membuatku keluar. Ini menyiksakan, dia ingin membuatku gila, “Kiara kumohon, biarkan aku-” dia memainkan dadaku seperti akulah yang perempuan.

“Apa yang kau ingin katakan? Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas,” dia hanya mempermainkanku.

“K-kiara biarkan aku keluar,” aku sudah tidak tahan lagi.

“Bagus,” dia melepas ikatan tangan dan kakiku dengan satu tarikan, aku jatuh ke kasur. Dia menduduki pinggangku dengan kedua kakinya terbuka.

“Tunggu Kiara aku-” dia menutup mulutku dengan tangannya.

Dia menurunkan tangannya, jarinya menempel di tengah mulutku, “Shhh.”

Dia menggerakkan tangannya meraba tubuhku dan P-ku, naik ke V-nya sampai dadanya. Dia meremas-remasnya dadanya membuat nafasnya semakin berat. Dia memasukkan kedua jarinya ke mulutnya dengan tangan satunya dan menjilat-jilatnya. “Sekarang waktunya bersenang-senang.”

[Bersambung]

A [Heart] For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang