Satu Langkah Maju Kedepan (Masuk Lubang)

6.3K 142 1
                                    

Mataku terbuka, aku terbangun di atas sebuah kasur besar telanjang sendiri. "Kiara?" aku melirik kanan kiri mencarinya, tapi pandanganku kabur. Aku menggapai ke atas laci seperti sebelumnya, tapi aku tak menemukannya.

"Apa ini yang anda cari tuan Nicko?" suara seorang perempuan terdengar dari sebelah kasur.

Agak kaget, aku menengok ke arahnya meskipun mataku masih rabun.

"Biar saya bantu," dia memasang kacamataku.

"Ah, terima kasih," pandanganku kembali. Aku bisa melihat perempuan pirang di depanku yang mengenakan pakaian Maid.

Sejenak aku baru ingat bahwa aku sedang telanjang dan dia adalah perempuan. Aku langsung menutup tubuhku karena malu, tapi dia tidak memberikan respon apa-apa.

"Nona muda ingin menemui anda di ruang kreasi, dan pakaian anda ada di dalam lemari, saya akan menunggu diluar," katanya dan langsung pergi.

"I-iya," aku agak kebingungan. Setelah dia keluar aku berjalan kearah lemari, tapi aku baru menyadari ada dua lemari, seingatku hanya ada satu lemari. Tanpa pikir panjang aku membuka lemari di kiriku, di dalamnya ada sebuah celana dalam dengan sebuah tulisan di atasnya, "Gunakan sesuka hatimu, (pakailah untuk mengingat bauku)" dengan spontan aku langsung menutup kembali lemari itu.

Mungkin lemari berikutnya akan lebih baik, pikirku. Aku membuka lemari yang kanan. Di dalamnya ada bajuku, tapi bukan hanya bajuku yang kemarin kupakai sebelum Kiara menculikku, semua bajuku yang ada di apartemen ada disini. Aku agak kaget, tapi seharusnya aku tidak kaget, dia tau ruteku pulang, dia pasti tau dimana rumahku. Tanpa pikir panjang lagi aku mengenakan bajuku dan pergi keluar kamar.

Seperti katanya, Maid pirang tadi menunggu diluar kamar, "tolong ikuti saya tuan Nicko," katanya lalu pergi dan aku mengikutinya.

"He-hey um...siapa namamu?" tanyaku mencoba mencairkan suasana.

"Nama saya tidak penting," katanya tanpa menengok.

"Kalau begitu, um...bagaimana aku memanggilmu?"

"Nona muda memanggil saya Anna sejak dia membawa saya kesini."

Membawanya kesini? "Ka-kalau begitu Anna, apa itu ruang kreasi?"

"Ruang pribadi milik Nona muda, dia menggunakannya untuk membuat sesuatu. Contohnya adalah obat yang tadi malam anda gunakan."

Dan kurasa obat tidur kemarin sore juga salah satu ciptaannya.

Kami sampai di depan sebuah ruangan, "silakan masuk," dia membungkuk dan membiarkan aku lewat.

Aku masuk dan di dalam seperti sebuah laboratorium untuk seorang ilmuan, yah tapi dia memang sudah seperti ilmuwan atau dia memang seorang ilmuwan.

"Jadi kau sudah bangun sayang," kata Kiara di ujung ruangan sambil mengerjakan sesuatu. Dia mengenakan jas lab putih yang tidak dikancing dan sebuah kacamata.

Aku berjalan ke arahnya, "um...Kiara, jadi-" sebelum aku selesai dia menunjukkan sebuah gelas kaca dengan sebuah cairan di dalamnya.

"Ini, minumlah."

"Ta-tapi-" dia mendadak menarik gelasnya.

"Kenapa aku tidak memikirkan ini sebelumnya, maaf aku tidak langsung menyadarinya sayang," katanya lalu meminum cairan yang ada di gelas itu sampai habis tapi tidak menelannya.

Dia menggenggam tanganku, dia menarik dan menangkapku "He-hey tunggu-" seketika dia menyatukan bibir kami dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku, dengan sengaja memaksa mulutku terbuka. Dia memasukkan cairan yang ada di dalam mulutnya kedalam mulutku, memaksaku menelannya dengan menekan leherku sedikit dengan jarinya.

Rasanya manis, seperti sirup. Dia terus melakukannya sampai cairan itu habis, tapi dia terus menciumku sampai aku benar-benar kehabisan nafas.

Dia akhirnya melepasku, "uhuk, uhuk," aku batuk mencoba menarik nafas.

"Hm," Kiara menjilat bibirnya, "bagaimana rasanya? Manis kan," katanya sambil tersenyum.

"Uhuk, kau-uhuk, kau gila-uhuk," kataku seperti orang yang keracunan.

"Hihi."

"Apaan itu barusan?"

"Minuman penambah tenaga, agar kau bisa bergerak seperti biasa. Dan agar kau," dia menjilat bibirnya, "bisa tegak, seperti tadi malam," dia menatap kearah selangkanganku.

Aku menutup selangkanganku, "ehem...baiklah," aku menegakkan tubuhku, "Kiara um...aku ingin mengatakan sesuatu," aku ingin bilang bahwa aku akan mendaftar masuk universitas.

"Tentu, katakan saja," dia berbalik menghadap mejanya.

"Um...aku ingin mendaftar ke universitas, jadi aku akan pergi," aku ragu dia akan mengijinkanku pergi dari sisinya.

"Baiklah, silakan saja."

"Aku hanya akan pergi sebentar jadi-, tunggu apa," aku terkejut mendengar reaksinya.

"Kenapa aku harus menahanmu untuk menjadi lebih pintar sayang? Tentu saja aku mengijinkanmu kuliah," dia berbalik Ke arahku sambil tersenyum.

"Be-benarkah? Erm, ka-kalau begitu aku akan-" dia tiba-tiba menyentuh pipiku.

"Kita. Akan sarapan dulu," katanya lalu pergi keluar ruangan.

"I-iya," aku masih terkejut dengan responya.

[08:35]

Kami selesai sarapan, tapi entah kenapa Kiara terus mengawasiku dengan senyuman di wajahnya, itu...agak membuatku tidak nyaman. Tapi dari pada itu, aku di ijinkan keluar Mansion selama yang aku mau. Kiara menawarkanku untuk naik Limosin, tapi aku menolaknya.

Jadi sekarang aku sedang berjalan ke universitas pertama yang kupilih. Dari yang kubaca, syaratnya cukup tinggi tapi mungkin aku bisa masuk jika aku beruntung.

[09:20]

Aku masuk ke ruang resepsionis kampus ini, aku akan bertanya tentang pendaftaran dan syarat masuk.

"Permisi," aku menekan bel yang diatas meja.

"Hai apa kabar," seorang wanita muncul dari ruang belakang dan duduk di depanku, "ada yang bisa dibantu?"

"Hai aku Nicko, aku ingin bertanya bagaimana cara mendaftar ke kampus ini?"

"Oh, kau sudah diterima disini."

"Baiklah, aku sudah bawa rapotku dan-, tunggu apa," aku kaget (lagi)

"Kau hanya perlu bertemu dengan kepala kampus dan kau boleh mulai kapan saja," katanya menunjuk ke lorong di sebelahnya.

"Um...baiklah," aku pergi berjalan menyusuri lorong, membawa perasaan tidak enak.

Aku sampai di depan sebuah ruangan dengan tulisan "R.Kepala Kampus" aku menelan ludahku karena aku yakin ini akan berakhir buruk untukku.

Aku membuka pintunya dan melihat seorang perempuan duduk di ujung ruangan. Dia . . . *Menghela* adalah Kiara.

[Bersambung]

A [Heart] For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang