Aku membuka lebar pintu utama, semua pasangan dan panitia menatapiku dengan bingung, semua orang kecuali satu. Seisi ruangan hening selagi aku berjalan kearahnya, "Kiara ayo kita pulang," aku mengulurkan tanganku kepadanya, mengajaknya pergi.
"Aku tak tau kau bias sejujur itu padaku," dia tersenyum puas seperti dia sudah merencanakan semua ini.
Aku menyipitkan mataku agak kesal dan langsung mengangkatnya dengan kedua tanganku dan langsung membawa pergi keluar dari pesta. Aku membopongnya sendiri sampai ke Mansionya, masuk ke kamarnya dan meletakanya diatas kasurnya, dia duduk dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Kau barusaja menculikku di depan umum. Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Ki-kita akan melekukannya sekarang," aku menggenggam tangan kanannya dan mendorongnya perlahan, membuatku berada diatasnya.
Mendengarku dia agak terkejut lalu dia tertawa, "kau berkat seperti itu, tapi kau sangat gemetaran."
Aku menengok tangan kananku yang gemeteran menggenggam tangannya, "ma-maaf-"
Dia mendekatkan wajahnya kepadaku, membuatku mundur mengambil jarak. dia terus mendekatkan wajahnya sampai aku yang ada dibawah, "jangan kuatir, aku suka kau yang seperti ini," bisiknya ditelingaku.
"Bi-biarkan aku yang memimpin," kataku sebelum dia bisa lanjut.
"Hm?"
"Ta-tadi aku meninggalkanmu sendirian, jadi biarkan aku meminta maaf," kataku menahan malu.
Dia tertawa kecil, "baiklah, tapi dengan satu syarat. Jika kau membuatku menunggu lebih dari 10 detik, aku boleh melakukan apapun padamu," dia tersenyum lebar.
Itu terdengar seperi ancaman bagiku, "ba-baiklah," kataku menelan ludah.
Kami kembali ke posisi semula dan aku memulainya dengan menyatukan bibir kami, aku mencoba melakukan apa dia lakukan padaku sebisa mungkin, tapi aku tidak yakin bisa melakukannya seperti dia. Aku mulai melepas gaunnya secara perlahan agar tidak rusak dan aku baru menyadari dia hanya mengenakan sebuah celana dalam perempuan, aku agak terkejut. Aku meneruskan pergerakanku, memeras dadanya secara perlahan, aku tidak tau seberapa sensitif dada miliknya, aku tidak mau menyakitinya.
"Satu. . .dua. . .tiga-" dia mulai menghitung, sepertinya dia tidak terlalu merasakannya jadi aku mulai memerasnya lebih keras. "Ngh" sepertinya ini cukup.
Aku pikir, aku bisa mulai di bagian "miliknya", aku menurunkan celana dalamnya dan ada sebua kabel kecil yang masuk ke bagian dalam, "Kiara, ka-kabel apa ini?" tanyaku dengan ekspresi kaget.
"Hm? Oh itu, kenapa kau tidak Tarik saja?" katanya dengan senyuman iseng di wajahnya.
Aku yakin ini sebuah jebakan tapi aku tidak punya pilihan lain selain menariknya jika aku ingin lanjut. Aku menarik kabel itu dan aku baru merasakan bahwa kabel itu bergetar, aku mulai menariknya keluar, "ngh" ada yang membuatnya tersangkut di ujung kabel jadi aku menariknya lebih keras lagi, "ngah" sedikit lagi benda itu keluar, "guh"
*plop* sebuah bola kecil yang bergetar keluar dari vagina Kiara, bola itu tersambung dengan kabel yang aku tarik. Aku menengok kearah Kiara, wajahnya merah dan berkeringat, dari situ aku baru menyadari apa sebenarnya alat ini.
"Ka-kau menggunakan ini sejak di pesta?" aku langsung melemparnya karena malu.
"Hihi" dia tertawa dengan wajahnya yang masih merah.
Aku melanjutkannya dengan mengusap V-nya keatas dan kebawah, dia menyukainya. Dia mendesah-desah, dan aku juga mulai terasa panas. Aku melepas semua pakaianku, Penisku berdiri.
"Kiara, a-aku akan memasukannya," kataku menyiapkan posisi.
"Iya, cepat masukan," katanya tak sabaran.
Aku menghadapkan P-ku tepat didepan V-nya dan mulai masuk secara perlahan. Kiara mulai mendesah, aku terus mendorongnya masuk sampai bagian kepala dan batangnya masuk kedalam. Dia menggerang, sedangkan aku mendesah dan menghela nafas karena merasakan sensasi yang luar biasa.
Tubuhku terasa lemas, mungkin karena aku belum terbiasa. Tapi sepertinya Kiara sudah terbiasa dengan sensasinya, "dua. . .tiga. . .empat. . .lima. . ."
Aku memaksa tubuhku untuk bergerak, rasaya luar biasa. P-ku bergerak maju mundur didalam, membuatku mendesah-desah. Kami bersuara mengikuti ayunan, "berikan...berikan padaku lebih banyak lagi sayang," dinding V miliknya merapat, memberikan sensasi yang lebih besar dari sebelumnya.
Aku sudah tidak tahan lagi dan akhirnya aku keluar didalam. Tubuhku lemas semua, tapi kali ini aku bisa tetap sadar, sedikit. Aku terengah-engah kewalahan, kurasa ini batasku, paling tidak ini sudah cukup kan?
"empat. . .lima. . .enam. . ."
Dia mulai menghitung, dia masih kuat? Aku sudah tidak bisa bergerak.
"delapan. . .sembilan. . ."
Aku mencoba menggerakan pinggangku lagi, tapi aku sudah tidak kuat lagi.
"sepu-" habis sudah, "luh"
Kiara langsung membalikku tanpa kesusahan, sekarang dia yang diatas. Dia menatapku dengan waja merah dan nafas yang masih terengah-engah, "sesuai janji, aku boleh melakukan apa saja kan?" katanya sambil tersenyum jahil kepadaku.
"Y-ya," ini akhir dariku, aku tidak yakin bisa menerima lebih banyaj lagi tanpa pingsan.
"kalua begitu..." Kiara mengambil sesuatu dari laci di samping kasur, "kau tidak akan tidur malam ini."
Aku menatap benda yang ia keluarkan. ya tuhan, jadikan ini kematian yang cepat dan tidak menyakitkan.
[Bersambung]
![](https://img.wattpad.com/cover/206659597-288-k384330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A [Heart] For You
Romanceaku adalah seorang anak yang baru saja lulus SMA, tapi rencana hidupku mendadak diubah olehnya, dan aku tidak bisa membantahnya.