Bonus: Di Mata Sang Predator

8.1K 148 4
                                    

Namaku Kiara, aku adalah seorang siswi SMA yang baru saja tadi lulus. Mungkin kalian sudah mengetahui tentangku sedikit, bunga sekolah, anak paling kaya di sekolah (dan kota), murid nomer satu di sekolah, dan masih banyak lagi.

Setelah melakukan pidato dan mengambil rapotku, aku langsung pergi membuntuti pujaan-bukan... pangeranku yang tampan, manis, pintar dan sangat menawan, ha~ah memikirkan tentangnya saja sudah hampir membuatku pingsan.

Hm? Kalian tidak tau? Tentu saja dia adalah Nicko. Pria berambut pendek hitam dengan kacamata yang hanya cocok menempel di wajahnya. Ah aku mimisan, mungkin aku lebih baik fokus ke pergerakannya dulu sebelum aku pingsan.

Dia dan teman-temannya pergi ke sebuah restoran, pasti untuk makan sesuatu. Aku harus mengawasinya sebelum pangeranku bertambah gemuk. Aku kedalam dan duduk di belakang tempat Nicko, jadi aku bisa mendengarkannya tanpa dia tau, hihi.

[13:30]
Mereka mengobrol santai, tentang guru yang mereka tidak suka dan rencana setelah lulus. Akhirnya aku tau bahwa pangeranku akan pergi kuliah, ah, dia memang anak yang pintar dan aku mungkin tau kampus mana yang dia ingin masuk, aku hanya tinggal perlu tau harganya.

"Hey-hey, jadi bagaimana hubungan kalian?" tanya Ekstra 1.

"Masih berjalan dengan lancar aku dan dia akan masuk ke kampus yang sama, meskipun jurusannya beda," jawab Ekstra 2.

"Haah enak ya punya pacar, aku malah ditolak sama adik kelasku," kata Ekstra 3

"Habisnya, kau punya reputasi buruk tentang perempuan sih, salahmu sendiri," Nicko berbicara (kya)

"bagaimana denganmu Nicko?" Ekstra 3.

"Hah?"

"Apa kau punya pacar atau perempuan yang kau suka?"

'Hm? Target baru yang harus kuatasi?' pikirku.

"Aku tidak punya, lagi pula siapa yang menyukai orang sepertiku?"

'Nicko sangat polos' hidungku mimisan.

[14:10]
Mereka akhirnya selesai mengobrol dan Nicko berjalan sendirian ke apartemennya.
[TARGET LOCKED]
Aku mengeluarkan botol kecil dari kantongku dan menuangkannya ke sebuah tisu. Tak lama seorang nenek bongkok berdiri dipinggir jalan dan sesuai rencana dia pergi membantunya. Oh Nicko kau sangat baik hati . . . tapi, itulah yang membuatmu sangat mudah dikuasai.

Aku dengan sigap menempelkan tisunya ke mulut dan hidung Nicko dari belakang. Dia melemas dan tertidur, aku menangkapnya agar dia tidak jatuh. 'ha~ah wajahnya sangat tampan'

Si nenek bungkuk berdiri tegang sedikit lebih tinggi dariku, "bagaimana nona muda?" suara Seorang pria keluar dari mulut si nenek.

"Sempurna pak D dan penyamaranmu juga sangat bagus," kataku ke pria dengan pakaian ala pelayan.

"Saya akan segera kembali dengan mobil anda nona muda," katanya dan pergi ke bangunan dekat sini.

Aku menyeret Nicko ke pinggir trotoar dan membiarkannya duduk di pangkuanku. 'ha~ah, oh Nicko, pangeranku yang tampan dan manis. Tanpa sadar kau duduk di pangkuanku. ha~ah aku tidak tahan lagi dengan keberadaanmu'

Aku menengokkan kepalanya ke arahku sedikit dan menciumnya di mulut, tak lama aku menyatukan lidah kami dengan penuh semangat. Tanpa sadar tanganku sudah turun bagian "senjata" miliknya, dia tidak terlalu bersemangat tapi aku tau dia merasakan yang barusan. Aku semakin bergairah, aku ingin menyatukan kami berdua, aku ingin mencintainya.

Tiba-tiba Limosin milikku datang dengan pak D yang mengendarainya, aku segera berjalan kearah pintu mobil tapi pak D membuka jendela kacanya, "nona muda, saya sarankan anda meletakan tuan Nicko di bagian depan."

"Hah, kenapa?"

"Saya tidak yakin kau sanggup menahan dirimu saat bersamanya dan Saya juga tidak yakin dia sanggup bertahan sampai ke Mansion," katanya sambil tersenyum.

Sial, dia ada benarnya juga. Jadi aku meletakkan Nicko di kursi depan, belakang tempat sopir dan aku duduk bagian belakang dengan berat hati.

"Ehem...jadi? Bagaimana dengan surat pernikahannya pak D?" tanyaku mencoba menghabiskan waktu.

"Sempurna dan aman. Anda memang sangat pandai berbicara nona muda."

"Memang, tapi itu juga karena dua hal lain pak D."

"Hm? Dan apakah itu bila saya boleh bertanya?"

Uang dan cinta pak D, uang dan cinta," aku tersenyum dengan puas.

[Bersambung?]

A [Heart] For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang