3. Beda Usia

1.5K 234 46
                                    

Rio pulang dengan berjalan kaki, sambil memegang cup berisi coklat hangat, untuk mengusir hawa dingin malam itu, tiba-tiba, ia di hadang oleh dua pria muda, Rio mengerutkan kening nya.

"Tuan besar ingin berbicara dengan anda, tuan" ujar salah satu pria muda itu, Rio menoleh ke arah mobil yang tepat berada disamping nya, pemuda tadi pun membuka pintu penumpang belakang, dan nampaklah tuan Hwang turun dengan senyum hangat nya.


"Rio-yaa, aku tahu kamu pasti tak mengenali mobil ku" kekeh nya.

"Aku sengaja ingin mengecoh para pesaing ku" beber tuan Hwang.

"Tuan Hwang" Rio membungkuk membalas sapaan orang yang jauh lebih tua dari Rio itu.

"Kemana sepeda mu?" Heran tuan Hwang melihat Rio berjalan kaki, yang ditanya hanya tersenyum canggung, tak berani menjawab pertanyaan tuan Hwang.

"Ayo aku antar" tuan Hwang merangkul bahu Rio dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Apa pekerjaan mu sampai pulang semalam ini?" Tanya tuan Hwang dalam perjalanan mengantar Rio.

"Saya bekerja di kedai makan ujung jalan utama ini tuan" jawab Rio jujur.

"Apa kamu tidak ingin bekerja di tempat lain? Perkantoran misal" tanya tuan Hwang, Rio menggeleng.

"Tidak tuan" jawab nya

"Jika butuh sesuatu, katakan saja pada ku, kamu sudah memiliki nomor kontak ku bukan" ujar tuan Hwang lagi.

Dan semenjak itu, Rio dan tuan Hwang pun berteman akrab, meski mereka beda usia, tapi tuan Hwang merasa cocok dengan Rio.

Tuan Hwang mengunjungi rumah Rio, yang setiap sabtu dan minggu libur bekerja, karena kantor kebanyakan juga libur, jadi kedai tutup.

"Aku suka rumah mu yang nyaman" ujar tuan Hwang jujur, ia duduk di ruang tamu dengan santai, sementara Jenno dan Mark diluar mengawal tuan nya, semenjak nyaris di rampok, kini tuan Hwang membawa 1 bodyguard.


"Terima kasih tuan" jawab Rio, ia menghidangkan minuman hangat racikan nya sendiri, untuk tuan hwang.

"Silakan minum tuan" tutur Rio.




Sllurupp. . .

Kedua mata tuan Hwang pun terbelalak, merasakan minuman hangat yang Rio suguhkan, begitu juga dengan Jenno dan Mark yang berada di luar, mereka takjub dengan rasa yang baru kali ini mereka rasakan sensasi nya.

"Minuman apa ini?" Tanya tuan Hwang.

"Kenapa tuan? Apa tidak enak?" Tanya Rio serius, takut mengecewakan teman baru nya itu.

"Tidak, aku menyukai nya, seperti ada rasa kopi dan susu nya, tapi juga ada yang lain, aku tidak tahu rasa apa ini, tapi aku menyukai nya" puji tuan Hwang sambil menyecap-nyecapkan lidah nya, Rio terkekeh lega.

"Itu memang perpaduan air jahe, kopi dan susu full cream, di campur gula palem, dan kayu manis tuan" jawab Rio.

"Aku menyukai nya" lagi tuan Hwang menyesap isi gelas nya.


"Apa kamu tidak bekerja hari ini?" Tanya tuan Hwang


"Sabtu, minggu saya libur tuan, mengikuti jam kerja kantor, karena pelanggan kami adalah para pegawai kantor tuan" jawab Rio.

"Bagus, aku ingin mengajak mu keluar kota sebentar" ajak tuan Hwang.

"Sekarang tuan?" Tanya Rio, taun Hwang mengangguk, Rio pun segera mengambil jaket nya, dan Mereka pun berangkat.

"Kita kemana tuan?" Tanya Rio

"Aku ada keperluan dengan klient ku dari Tiongkok" balas tuan Hwang.

Dan akhirnya mereka pun tiba, di sebuah bangunan yang terlihat seperti gudang.


"Ayo, temani aku" ajak tuan Hwang, Rio berjalan di belakang mengikut pria yang lebih pantas menjadi ayah nya itu.


"Selamat datang tuan Hwang" sambut pria yang berdandan rapi, yang mungkin adalah pemilik gudang.


"Tuan Changyi" balas tuan Hwang menyambut jabatan tangan klient nya itu.

"Kenalkan, dia sahabat ku" tunjuk tuan Hwang pada Rio, yang langsung membungkuk hormat pada pria yang dari nama nya saja sudah bisa di kenali jika ia adalah penduduk asli Tiongkok.




"Sahabat?" Bingung tuan Changyi, karena melihat perbedaan usia kedua nya, tapi tuan Hwang hanya terkekeh.



"Mari tuan, sebelah sini" ajak tuan Changyi, ia menunjukan sample tembakau yang ia bawa dari negara nya.

Tuan Hwang pun mengambil satu gulung, lalu mencium aroma nya, matanya terlihat serius menganalisa dari keharuman nya, lalu ia banding kan dengan lembaran daun tembakau yang belum dicincang, ia lalu menyodorkan jenis tembakau berbeda itu pada Rio, ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuan Hwang pun mengambil satu gulung, lalu mencium aroma nya, matanya terlihat serius menganalisa dari keharuman nya, lalu ia banding kan dengan lembaran daun tembakau yang belum dicincang, ia lalu menyodorkan jenis tembakau berbeda itu pada Rio, untuk ikut mengendus aroma nya, Rio mengernyit.

"Apa kamu bisa membedakan aroma nya?" Tanya tuan Hwang, Rio menggeleng polos.

"Bagi ku, kedua nya memiliki aroma yang sama" jawab Rio, tuan Hwang dan tuan Changyi pun terpingkal.


"Yang sudah di cincang ini, adalah tembakau dari Argentina, dan yang masih utuh berbentuk daun ini, adalah dari Tiongkok, penghasil tembakau terbaik dunia, tapi sayang nya, mereka hanya mengekspor 3% saja dari hasil panen mereka, tapi itu pun sudah mampu mencukupi 38,02% kebutuhan tembakau dunia" jelas tuan Hwang.


"Wow" kagum Rio, tuan Changyi pun tersenyum bangga akan pujian tuan Hwang pada negara tercinta nya.


"Dan kita beruntung, tuan Changyi memiliki perkebunan tembakau sendiri di Tiongkok, jadi kita bisa mendapatkan barang terbaik di dunia, langsung dari petani nya sendiri" kekeh tuan Hwang, Rio pun mengangguk-angguk paham.


Sedikit banyak Rio pun mulai paham tentang dunia pertembakauan, diperusahaan tuan Hwang sendiri, ia tak memproduksi rokok, tapi ia menjual nya lagi pada pengusaha rokok, untuk memenuhi produksi dalam negeri.


Dalam perjalanan pulang, Tiffany mengirimi pesan pada sang ayah jika ia sudah mendapatkan sepeda pesanan tuan Hwang.






#TBC

Love Is PainfullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang