Selesai pesta, Rio meminta tolong pada Jenno dan Mark untuk mengantar Rose pulang, karena sekarang Rio adalah bagian dari keluarga Hwang, ia pun punya hak untuk meminta bantuan pegawai mertuanya itu, tapi Rio selalu meminta nya dengan baik-baik, jadi tak ada ketersinggungan diantara mereka.
Rio pulang ke rumah mertuanya bersama Tiffany, dengan mengendarai mobil mereka sendiri, dan tuan serta nyonya Hwang, mobil mereka di kemudikan oleh Sungjae.
Ceklek
Pasangan pengantin baru itu tiba terlebih dahulu di rumah, Tiffany berjalan cepat menuju ke kamar nya, meninggalkan Rio begitu saja, yang menyusulnya dengan langkah sedikit ragu dan jantung yang berdetak cepat.
Deg
Rio terdiam menatap foto yang menempel pada dinding diatas ranjang Tiffany.
Rupanya, wanita itu masih menyimpan semua kenangan nya dengan sang mantan Kim Taeyeon, Tiffany duduk di depan meja rias nya, membersihkan make up, dan mengganti baju nya, ia tampak kesulitan untuk membuka resliting yang berada dibagian punggung."Apa kamu butuh bantuan ku?" Tawar Rio, Tiffany langsung menoleh dan menatap tajam pada Rio, ia pun lalu mendekat.
"Dengar, pernikahan ini, bagi ku hanyalah pura-pura, demi kesehatan appa, sampai kapan pun aku tidak akan pernah mencintai mu, urus masalahmu sendiri, dan aku pun juga demikian, jangan ikut campur dengan kehidupan ku, dan ingat satu hal, AKU MEMBENCI MU" ujar Tiffany memberi tekanan pada kata-kata terakhir nya, sambil menunjuk ke arah wajah Rio, pemuda itu tak bereaksi, karena dari awal, dia sudah tahu semua nya.
Brak
Tiffany membanting pintu kamar mandi, dan Rio, ia hanya bisa menghela nafas, dengan sikap sang istri yang jauh lebih dewasa dari nya itu, tapi tidak dengan sikap nya, Rio masih membeku ditempat ia berdiri, Tiffany sudah selesai dengan urusan nya.
Sret
Dia melempar selimut dan bantal ke arah Rio.
"Itu tempat tidur mu" ketus Tiffany menunjuk sofa di depan jendela kamar nya, Rio pun meletakan selimut dan bantal nya di sofa, kemudian ia membersihkan diri, rasa lelah setelah pesta membuat ia begitu mudah terlelap.
Pagi nya, sebelum mertua nya bangun, Rio sudah memasak, membuatkan coklat hangat untuk sang istri, dengan ekstra bubuk kayu manis, eomma Hwang lah yang pertama bangun.
"Astaga Rio, kenapa malah jadi kamu yang menyiapkan sarapan" ujar sang eomma tak enak, ia pun menghampiri menantu kesayangan nya itu.
"Tidak apa-apa eomma, aku ingin membuatkan coklat untuk Tiffany noona tadi, jadi sekalian saja" balas Rio sambil mencuci bekas masakan nya.
"Oh iya, kemana dia?" Tanya eomma.
"Dia masih tidur eomma, mungkin kelelahan" balas Rio.
"Pasti karena ulah mu semalam bukan" goda eomma Hwang, Rio terkekeh dengan wajah merona.
Tiffany akhirnya bangun, ia acuh melihat suami nya membantu sang eomma dengan mencuci alat bekas memasak sang ibu, ia langsung menyesap coklat buatan Rio.
"Hhm" batin Tiffany merasakan coklat harum dan dengan takaran manis yang pas mulai menyapa indera pencecap nya, tanpa sadar ia pun menghabiskan nya, begitu juga ketika ia makan, Tiffany awalnya merasa aneh dengan masakan sang eomma yang rasanya berbeda, lebih kaya akan rasa dari pada biasanya, tapi ia tak curiga.
"Pelan-pelan nak, apa semalam Rio menguras habis tenaga mu, sampai kamu selahap ini?" Canda Hwang appa terkekeh senang, Tiffany langsung menghentikan suapan nya, Rio sendiri hanya tersenyum.
"Yeobo, kita pasti akan segera memiliki cucu jika mereka serajin ini" lanjut tuan Hwang terbahak-bahak menatap sang istri yang terkekeh senang.
Tak ada libur atau bulan madu, dengan alasan Tiffany ingin menyelesaikan kasus Taeyeon dan Rio ingin menstabilkan keadaan perusahaan mertua nya, mereka pun berangkat ke kantor bersama, tugas Mark kini di rumah, mengawal tuan dan nyonya Hwang.
Rio membuka kan pintu mobil untuk sang istri yang akan selalu memasang wajah cemberut nya, dan tak bersahabat.
Sesampai di kantor, bertepatan saat para sahabat Tiffany juga tiba di parkiran, mereka melihat perilaku manis Rio pada istri nya, yang tentu saja itu membuat mereka cemburu, karena mereka tak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dari pasangan masing-masing, bahkan saat masih pacaran sekalipun.
"Selamat pagi pengantin baru" goda Sunny menyapa sahabat nya itu.
"Aku iri pada mu, kamu yang paling akhir menikah diantara kami, tapi sekalinya berjodoh, dengan yang jauh lebih muda" cibir Jessica iri, meski tak serius.
"Bagaimana rasanya menikah dengan pria yang lebih muda" timpal Sooyoung menggoda.
"Kamu beruntung Tiff, dia tak hanya muda, tapi juga manis pada mu" gumam Sunny menatap mobil Tiffany yang dikendarai Rio hendak meninggalkan parkiran kantor, pria muda itu menganggukan kepalanya menyapa sahabat-sahabat sang istri.
"Diam lah kalian, dia bukan suami ku, itu hanya status saja, demi appa, hati ku hanyalah milik Taeyeon seorang, dan pria itu adalah musuh abadi ku" ketus Tiffany dengan wajah dingin nya."Ya ya ya, apa pun itu, tapi jika nanti kamu akhirnya terjatuh pada nya, aku adalah orang pertama yang akan menertawai mu" remeh Jessica.
"Dan aku akan memberimu kado spesial nanti jika ucapan Jessica benar" kekeh Sooyoung ikut mengejek.
"Tentu aku ikut dengan kalian" timpal Sunny tak mau kalah, mereka pun terbahak dan meninggalkan Tiffany dengan wajah kesal nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Painfull
Fiksi PenggemarRio, pemuda lugu, polos, koki di sebuah kedai, yang jatuh cinta pada Tiffany, wanita karir yang usia nya jauh diatas Rio, dan belum bisa move on dari tunangan nya Kim Taeyeon, bagaimana usaha Rio untuk mendapatkan cinta seorang Tiffany Hwang, yang s...