27. Manja

2.7K 282 45
                                    

Rio membantu Jenno di gudang, karena hanya dia yang menguasai cara memilih tembakau yang bagus, selain tuan Hwang, seharian ia tak menemani sang istri, karena di sana sudah ada tuan dan nyonya Hwang.


Sorenya, Sooyoung, Sunny dan Jessica datang bersama pasangan masing-masing untuk menjenguk Tiffany.

"Ayo, masuklah, masuklah" sambut tuan Hwang pada sahabat sang putri yang juga sudah seperti anak nya sendiri, mereka pun membungkuk menyapa appa dan eomma Hwang.


Kyungho, Yuri dan Henry duduk bersama tuan dan nyonya Hwang.

"Bagaimana pasaran tembakau sekarang appa?" Tanya Kyungho mencoba membuka obrolan.

"Aku tak terlalu tahu tentang pasaran tembakau sekarang, karena semua ku serahkan pada menantuku, meski masih muda, dia sangat bisa diandalkan" kekeh tuan Hwang bangga.


"Yaa, aku tak meragukan nya, dia pemuda yang hebat" puji Yuri

Sementara para perempuan mengerubuni Tiffany.

"Aku senang kamu hanya mengalami patah tulang Tiff" ujar Jessica.


"Andai kamu tahu kejadian malam itu" gumam Sooyoung.

"Kejadian apa?" Tanya Tiffany penasaran, Sunny menghela nafas.

"Suami mu hampir saja membunuh Nickhun" ujar Sunny, Tiffany terbelalak tak percaya.


"Jangan marah, wajar Rio emosi, itu wujud dari rasa takut nya kehilangan kamu, tak tahu kah kamu jika perasaan nya pada mu itu tulus?" Tanya Jessica, Tiffany terdiam.



"Andai kamu melihat wajah paniknya, aku yakin kamu pasti tak akan tega menyakiti nya" tambah Sunny.


"Tapi aku akui, aksi koboy Rio sangat keren, dia mengambil pistol Mark, dan menodongkan nya tepat di kepala Nickhun, untung pria itu belum menguras habis harta mu" cerita Sooyoung.


"Oh iya, kemana dia sekarang? Tak mungkin kan dia tak menjaga mu?" Selidik Sunny.

"Dia menemaniku, baru hari ini dia keluar karena appa meminta nya membantu Jenno di gudang" lirih Tiffany dengan tatapan kosong.


"Apa kamu sudah berbicara dengan nya?" Tanya Sunny, Tiffany menggeleng lirih.

"Dia mengajak ku bicara, tapi aku terlalu takut dan malu untuk merespon nya" jujur Tiffany.


"Astaga Tiff, buang itu gengsi mu, jika memang kamu belum bisa menerima nya, coba kamu ingat-ingat akan kebaikan nya" kesal Sunny memutar malas kedua mata nya.





"Aku malu" tegas Tiffany lagi.




"Iya, malu mu itu karena gengsi, hatimu benar-benar sudah mati rupanya" kesal Jessica.



"Disaat orang lain cemburu kamu mendapat pasangan yang mereka idamkan, tapi kamu malah menyiakan nya" ujar Sooyoung.




"Aku tak tahu, hanya, Taeyeon begitu kuat bertahan di hatiku" jujur Tiffany.



"Tiff, sebenar nya, kamu hanya perlu memberi sedikit kesempatan untuk Rio" nasihat Sunny.




"Sudah, tapi tetap, ia tak mampu mengusir Taeyeon" balas Tiffany.




"Belum, kamu masih berusaha untuk menolak Rio, jangan anggap dia musuh, bagaiman pun dia adalah suami mu, ajak dia bicara, Rio masih terlalu muda, tapi justru dia yang paling banyak mengalah pada mu, apa Taeyeon dulu juga begitu?" Ujar Sooyoung yang selalu blak-blakan dan apa ada nya.



Ceklek



Rio datang, semua tatapan langsung tertuju pada nya.


"Oh" kaget Rio mendapati kamar sang istri yang banyak tamu.



"Rio, kemarilah nak, temui hyung-hyung mu ini" panggil tuan Hwang.



"Ne appa" jawab Rio mendekati sang mertua.





"Selamat sore hyung" sapa Rio membungkuk hormat pada tamu-tamu istri nya, Kyungho merangkul bahu Rio dan menepuk nya.


"Ku dengar dari appa, kamu sudah bisa diandalkan untuk menjadi penerus generasi Hwang sekarang" ujar Kyungho, Rio hanya tersenyum salah tingkah.



"Tidak hyung, appa tetaplah yang terbaik" balas Rio.


Tiffany terus melirik suami nya yang sedang mengobrol bersama Kyungho, Yuri, appa, dan Herry, Rio seperti tak punya lelah, menemani tamu-tamu nya, padahal dia baru saja pulang bekerja.

Tiffany terus melirik suami nya yang sedang mengobrol bersama Kyungho, Yuri, appa, dan Herry, Rio seperti tak punya lelah, menemani tamu-tamu nya, padahal dia baru saja pulang bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perawat pun datang, memberikan jatah makan malam Tiffany dan obat nya, sang eomma lah yang menerima nya, karena Rio larut dalam obrolan nya.


"Makan ya, eomma suapi" ujar Hwang eomma.



"Nanti saja eomma, aku belum lapar" tolak Tiffany.


"Tidak apa-apa Tiff, makan saja, jangan sungkan pada kami" tutur Jessica.


"Bukan begitu Sicca-yaa, aku memang belum lapar" elak Tiffany yang sebenar nya ingin di suapi oleh Rio.

Jam tujuh malam, para sahabat Tiffany baru pulang, appa dan eomma pun juga berpamitan karena Jenno sudah menjemput nya, dan setelah yang lain pergi, Rio baru bisa mandi.



Ia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut nya, berjalan hendak ke sofa untuk menikmati makan malam nya, Tiffany terus menatap Rio, berharap suami nya itu tahu jika ia belum makan dan menunggu nya.



Krruuukk. . .




Rio langsung menghentikan gerakan nya yang menggosok rambut basahnya dengan handuk, ia menatap kaget pada Tiffany, lalu menatap keatas nakas, dimana makanan sang istri nampak masih utuh.


"Astaga, mianhae mianhae, aku mengabaikan mu, maafkan, aku tidak tahu jika istri ku belum makan, kita makan sekarang ne" sesal Rio, yang secara tak sadar selalu menyebut Tiffany dengan memanggil nya istri ku, ia lalu membuka tutup tempat makan rumah sakit.



"Yaah, sudah dingin" gumam Rio

"Kita makan yang Jenno bawa tadi saja ya? Yang ini sudah dingin" ujar Rio.


"Itu saja tidak apa-apa, aku tidak ingin kamu kelaparan ditengah malam nanti" balas Tiffany yang akhirnya mau membuka mulutnya untuk menjawab ucapan Rio, pemuda itu tersenyum lebar, dalam hati ia senang istrinya mau berbicara sekarang.


"Kamu pasti juga tak akan sanggup menghabiskan semua nya, kita makan berdua" kata Rio, ia lalu mengambil kotak makanan dari Jenno yang isi nya masih hangat.



"Tunggu" Rio urung menyuapi sang istri.


"Kamu tidak masalah kan berbagi makanan dengan ku?" Tanya nya untuk memastikan, Tiffany mengernyit, ia kemudian mengangguk yakin.


"Baiklah, ini, ayo makan" Rio pun mulai menyuapi Tiffany, saat sang istri sedang mengunyah, Rio pun juga menyuapi mulutnya sendiri, bergantian dengan Tiffany, yang mulai manja dengan Rio, ia tak mau makan jika bukan Rio yang menyuapi, meski ia tak mengatakan nya secara langsung.







#TBC

Love Is PainfullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang