26. Perhatian

2.5K 257 36
                                    

"Aku tinggal sebentar tidak apa-apa kan?" Pamit Rio pada Tiffany, dia harus keluar untuk mencarikan makanan bagi sang istri yang akan meminum obat nya, Tiffany mengangguk dengan wajah basah nya.

Rio berjalan terburu-buru, karena ia tak ingin sang istri menunggu nya terlalu lama.

"Ahjuma, aku pesan satu sup sumsum dan nasi putih nya ne, untuk di bawa pulang" pesan Rio pada pemilik kedai di depan rumah sakit, karena sudah tengah malam, kantin rumah sakit otomatis sudah tutup semua.

"Baiklah anak muda" jawab sang pemilik kedai.

Rio membawa sup yang masih panas itu dengan langkah cepat, pikiran nya terus mengkhawatirkan Tiffany.

Ceklek

Dan benar, wanita itu masih meringis kesakitan dan tak bisa bergerak, Rio pun segera membuka makanan yang ia beli tadi.

"Makan dulu ne" tutur nya lembut, kemudian menyuapi sang istri, rasa sakit membuat Tiffany tak kuasa menolak apa pun perlakuan Rio pada nya, dan sup sumsum akan membantu proses recovery patah tulang yang dialami Tiffany.

"Sudah sudah" Tiffany menolak suapan Rio, ia sudah menghabiskan setengah mangkuk, Rio kemudian mengambilkan air minum dan obat anti nyeri pemberian dokter tadi dan membantu Tiffany meminum nya.

"Jangan banyak bergerak dulu ne" pesan Rio sambil menghapus sisa air mata Tiffany dengan tisu dan mengelap mulut nya" wanita itu menatap wajah serius Rio dengan tatapan sendu nya.

"Kata kan saja jika kamu butuh sesuatu" ujar Rio, Tiffany menggeleng.

"Apa ac nya terlalu dingin?" Tanya Rio lagi, Tiffany menggeleng, Rio kemudian merapikan selimut sang istri.

"Kamu pasti bertanya kemana appa dan eomma kan?" Tanya Rio, tapi Tiffany tak menjawab.

"Aku meminta mereka pulang, untuk beristirahat, appa dan eomma mencemaskan mu, mereka bahkan menunggumu sampai operasi selesai, mungkin besok mereka akan datang" jelas Rio, Tiffany tentu merasa aneh hanya berdua dengan Rio, karena selama ini mereka jarang berkomunikasi, Rio kemudian duduk di sofa dekat ranjang Tiffany, dan ia pun kembali tertidur sambil duduk, sang istri melirik nya, entah apa yang ia pikirkan, sampai tak sadar ia pun ikut ketiduran efek dari obat yang diminum nya tadi.

Keesokan hari nya

Rio terbangun lebih dahulu, ia merasa pegal tidur dengan posisi duduk, sambil menunggu Tiffany bangun, Rio menyalakan tv, menonton berita yang sedang hangat akhir-akhir ini.



"Permisi, sarapan untuk nona Tiffany dan obat nya" seorang perawat membawa masuk tempat makan serta air putih dan obat.

"Terima kasih" ucap Rio yang menerima nya, ia lalu meletakan di nakas samping ranjang Tiffany.

"Hey, selamat pagi" sapa Rio pada sang istri yang baru saja membuka kedua matanya.

"Mau gosok gigi dulu?" Tanya Rio, Tiffany mengangguk, Rio pun mengambil ember kecil untuk menampung air bekas tiffany gosok gigi, dan gelas plastik untuk berkumur, tak ada rasa jijik sedikit pun, Rio begitu perhatian dan tulus dalam merawat Tiffany, mencuci wajah sang istri dengan handuk basah, dan bagaimana dengan perasaan Tiffany? Tidak ada yang tahu.

"Nah, sekarang waktu nya kita sarapan" Rio menarik kursi untuk duduk lebih dekat dengan Tiffany, dan bersiap untuk menyuapi nya.

Breaking news pagi ini :

Seorang warga negara Thailand bernama Nickhun Buck Horvejkul ditangkap oleh interpol, buronan kasus penipuan itu akan segera di deportasi ke negara asalnya.


Rio terdiam untuk sejenak, raut wajah Tiffany pun berubah, tapi Rio kemudian tersenyum padanya.

"Makan lah, agar cepat sembuh, dan bisa segera pulang, kamu pasti tak ingin berlama-lama disini kan" Rio mencoba berinteraksi dengan istri nya, Tiffany pun membuka mulut nya menerima suapan dari sang suami, lagi-lagi Tiffany tak menghabiskan makanan nya, dan tanpa permisi, Rio lah yang menghabiskan nya.

"Makan lah, agar cepat sembuh, dan bisa segera pulang, kamu pasti tak ingin berlama-lama disini kan" Rio mencoba berinteraksi dengan istri nya, Tiffany pun membuka mulut nya menerima suapan dari sang suami, lagi-lagi Tiffany tak menghabiskan makan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku lapar" ujar nya menggedikan bahu, karena Tiffany menatapnya sambil mengerutkan kening, wajar, karena Jenno belum datang membawakan makanan milik Rio dan baju ganti nya.

Pria itu menunduk, memakan menu rumah sakit sisa sang istri dengan lahap nya, Tiffany pun memperhatikan nya dengan raut tak terbaca, mungkin antara malu, gengsi, takut, kesal, senang, tenang, aman  dan tak enak.

Mereka tak menyadari jika tuan dan nyonya Hwang telah berdiri di ambang pintu dan menyaksikan interaksi kedua nya sedari tadi, dalam hati orang tua, tentu mereka menginginkan keduanya untuk kembali bersama, tapi tuan dan nyonya Hwang tentu malu un...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka tak menyadari jika tuan dan nyonya Hwang telah berdiri di ambang pintu dan menyaksikan interaksi kedua nya sedari tadi, dalam hati orang tua, tentu mereka menginginkan keduanya untuk kembali bersama, tapi tuan dan nyonya Hwang tentu malu untuk meminta Rio memaafkan sang putri yang memang salah.


"Appa, eomma, kenapa tidak masuk?" Kaget Rio yang hendak menaruh bekas makan Tiffany di luar, kedua orang paruh baya itu hanya tersenyum.

"Kami baru saja datang" jawab tuan Hwang, ia lalu masuk bersama sang istri disusul Mark yang membawakan sarapan milik Rio dan baju ganti nya.

"Makan lah dulu, setelah itu bantu Jenno di gudang, appa tahu makanan tadi pasti tak cukup mengenyangkan untuk perut mu" kekeh tuan Hwang menggoda Rio.


Blush


Yang di goda tertawa salah tingkah, dengan wajah merona.


"Aku mandi dulu appa" Rio berusaha kabur karena dia malu, ketahuan memakan milik Tiffany tadi.



Tuan Hwang mendekati ranjang sang putri, mengamati seluruh bekas luka dan operasi di tubuh putri nya itu, Tiffany pun menatap nya sendu, ingin berkata, tapi dia malu, takut dan merasa bersalah pada kedua orang tua nya.




#TBC

Love Is PainfullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang