Nadara Rafeyfa Azzura Dirgantara
────────────────
Diantara mereka yang berbahagia, aku berdiri seraya mencengkeram kuat jemari Langga. Meminta dibangunkan dari mimpi buruk yang berlangsung. Tidak, ini salah. Cukup sudah dengan kedatangan dua penyihir itu. Dan kini apa? Ada kehidupan lain dalam rahimnya? Oh, astaga yang benar saja.Sedikit menyimpan empati melihat Daddy begitu excited. Tangan besarnya berkali-kali mengelus perut rata Laurent—mengingat usia kandungannya yang baru menginjak lima minggu. Tidak seperti dia yang menjelma menjadi monster lalu menampar keras pipiku. Tak ada senyuman, hanya menampilkan wajah garang yang membuatku tenggelam akan ketakutan.
Daddy, kau keliru. Putrimu yang sesungguhnya ada disini. Berdiri menatap sendu begitu memori kembali membuka lembaran usang. Merindukan kehangatan yang sesungguhnya. Kini kau begitu asing di mataku. Aku nyaris tidak mengenalmu.
"Nada, kemarilah. Sambut bayi ini bersama-sama. Bukankah kau merasa senang?" ucap Laurent memasang topeng malaikat.
"Ah, benar. Kemarilah Feyfa. Kau akan sangat bahagia begitu impianmu untuk memiliki seorang adik kini telah tercapai," timpal Daddy.
"Oh, benarkah?" pria itu mengangguk membenarkan. Well, memang tak salah. Tapi tak sepenuhnya benar.
Aku mendelik malas. "Ya, benar. Tapi maaf, adik yang kuinginkan haruslah berasal dari rahim Mommy Alexa. Bukan dari seseorang yang menjijikkan."
Beragam ekspresi daripada orang-orang itu. Zayn memukul pelan lengan kananku. Laurent menundukkan kepala—bagian dari drama. Daddy mempertajam penglihatannya. Sementara Zoya, dia sudah bersiap akan mengeluarkan opininya.
"Jangan keterlaluan, Nada! Entah itu rahim ibumu atau ibuku, tetap saja janin itu adalah adikmu. Sesekali kau harus menghormati kami," hardiknya.
"Dapatkah kau memberitahuku alasan tepat hingga aku harus melakukan itu?" maka saat itu juga timbullah percikan api dari sorot pandang Daddy. Apabila aku mengeluarkan kalimat sarkas untuk kedua kalinya, sudah dipastikan sebuah tamparan akan menimpa sebelah pipiku.
"Rafeyfa, hentikan omong kosongmu!"
"Apa? Kau bukan kakakku, Zoya. Begitupun dengan wanita itu. Dia bukan Mommy-ku. Kau mendengarnya saat ini. Sedari awal kalian datang memasuki rumah ini, aku tidak pernah menganggapmu lebih dari sekedar penyihir mengerikan. Sepatutnya kau sadar akan posisimu."
"Fey ...." Zayn menggoyangkan lenganku. Memintaku untuk berhenti sebelum sesuatu yang buruk terjadi.
"GADIS TIDAK TAHU DIRI! DIMANA SOPAN SANTUNMU?!" murka Daddy. Tangannya melayang, namun dalam beberapa saat aku tertegun.
PLAK
Zayn memelukku, melindungiku dari pukulan tangan Daddy. Dia mengeluarkan rintihan halus. Mungkin baginya ini tidak seberapa. Walau sedang sakit, tapi Zayn tetap tangguh. Uh, bukankah dia pria idaman di masa depan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part [ COMPLETED ]
De Todoif life is a movie then you're the best part ࣪˖ 𖧧 ▭ ▭ ▭ ▭ ▭ 。。 ❨ 关于 ❩ ━ best part. © daadindaada_ 2021. inspired by Daniel Caesar and H.E.R ❛ best part song ❜ -romansad- cover's credit © nainiaprelia - BELUM REVISI -