Chapter - O1

381 94 199
                                    

❝Cinta tidak dilihat dengan mata, namun dengan pikiran, itu sebabnya cupid bersayap digambarkan buta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta tidak dilihat dengan mata, namun dengan pikiran, itu sebabnya cupid bersayap digambarkan buta.
- pujangga dari Avon
✧'.───────────────

Nadara Rafeyfa Azzura Dirgantara
────────────────

Pagi ini cuaca tampak lebih sejuk. Wajar saja sebab hujan lebat mengguyur bioma sejak semalam. Gerombolan angin berbondong-bondong menerpa merasuki apapun yang menghalangi jalannya.

Lengkungan spektrum hasil pembiasan berbagai warna berhasil mengukir senyuman pada bibirku. Kali ini indera penciuman berusaha menghirup serakah pasokan oksigen. Ah, bau rerumputan basah itu adalah favoritku. Entahlah tapi kurasa ketenangan akan menghinggapi sejak pertama kali menghirupnya.

Aku menginjakkan kaki di lahan parkiran SMU Harmony. Jangan heran, karena setiap hari memang beginilah kehidupanku. Monoton, sendirian, serta abu-abu. Percayalah tapi aku menyukainya.

Well, salah satu dialog dalam drama Korea kesukaanku sangat tersimpan baik dalam memori. ❝Daripada menjadi teman palsu, lebih baik menjadi musuh yang nyata. Haha, itu pas sekali untuk menggambarkan karakter Zoya.

"Fey!" seru seseorang dari arah belakang. Suaranya yang terkesan sexy—antara serak-serak basah juga bariton—membuatku membuang dengkusan sembarang arah. Pfffttt manusia ini apa tidak lelah menggangguku? Sejak tiga tahun lalu aku kembali mendengar seseorang menyerukan nama Fey.

"Sudah kubilang untuk tidak memakai nama itu! Apa kau tidak mengerti dengan apa yang kuucapkan?!!" gertakku tajam.

"Gue udah bilang supaya lo ganti itu bahasa. Jangan-jangan lo gak ngerti sama bahasa manusia, ya, Fey?!" todongnya. Huh, dia pikir aku ini makhluk seperti apa?? Dasar menyebalkan!

Benar. Aku ini tipikal orang yang cenderung menghargai waktu. Oleh sebabnya aku sangat menghindari hal-hal tidak penting. Entahlah aku hanya ingin belajar dari kesalahan di masa dahulu.

Yang mengatakan bahwa aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Orang kuno bilang, kesempatan itu hanya datang sekali. 

Aku memasangkan earphone menutupi lubang telinga. Pagi hari adalah saat yang tepat untuk mendengarkan lagu. Suasana hatiku akan membaik walau selalu sendiri.

"Hmm ... lagu yang baik."

Aku merotasikan bola mata jengah. Hei, sadar diri! Tarazayn Airlangga Husein atau yang kerap disapa Zayn sangat populer di kalangan siswi. Banyak diantara mereka yang menyimpan hati pada pria ini. Selain tampan, Zayn juga ramah. Well, harus kuakui bahwa wajah lelaki ini memang rupawan.

"Kuharap pria ramah sepertimu mengerti akan tatakrama dalam meminjam barang orang lain," sinis 'ku lantas melenggang meninggalkan Zayn di belakang sana. Bisa kurasakan tatapan nanar terus mengikuti arah kaki ini.

Best Part [ COMPLETED ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang