Epilogue

103 18 0
                                    

Dari Langga
Untuk Feyfa tersayang

Teruntuk kamu, Nadara Rafeyfa Azzura Dirgantara. Gadisku yang tercinta, bagaimana kabarmu? Kuharap kau senantiasa dalam keadaan baik tanpa merasakan luka atas kepergianku. Bangkit dan bukalah matamu. Lihat dunia indah ini, aku percaya akan ada seorang pria yang mencintaimu dengan tulus.

If life is a movie
Than you're the best part

Aku menyanyikan lagu ini untukmu, gadisku. Kau adalah bagian terbaik dalam hidupku. Langga kecil ini telah tumbuh dewasa dengan kanker pankreas yang menyertainya. Penyakit itu telah merenggut banyak hal dariku. Kebahagiaanku dan kebahagiaanmu. Maaf, aku telah membuatmu tertekan ....

Seandainya waktu dapat diputar kembali, akan aku perbaiki beberapa hal; aku tidak akan menolak ajakan paman Rafi untuk berobat ke segala penjuru bumi, aku akan memberitahukan hal ini pada semua Jarsezasa agar mereka bersedia menyemangatiku, dan tentu saja aku tidak akan pernah menyapamu. Akan kubiarkan kau tetap asing hingga tak mengenal siapa Tarazayn ini.

Feyfa, ... jangan melupakanku dan jangan terus mengingatku. Semua akan berlalu seiring berjalan detik demi detik. Kumohon, jangan biarkan kenangan ini dilahap habis oleh ganasnya masa. Kunjungi aku jika kau sedang senggang. Tapi tidak dengan air mata itu, kau mengerti?

Hmm ... berbicara tentang Best Part, kurasa Daniel sengaja menyanyikannya untuk kita. Kau selalu menjadi bagian terindah dalam hidupku, dan kuharap kau pun menganggapku seperti itu. Aku selalu dan akan tetap mencintaimu, sayangku.

Oh, ya, sejujurnya hanya ragaku yang terkubur dalam pusara bertabur bunga dengan nisan Tarazayn Airlangga Husein. Jiwa dan hatiku akan tetap menemanimu hingga titik darah penghabisan. Satu hal yang perlu kau ketahui. Aku, Tarazayn sangat mencintaimu.

Well, berapa kali aku berkata seperti itu, ya? Haha membingungkan ketika harus mengingatnya. Sudah terlalu sering aku mengungkapkannya, bukan? Haha ini terjadi karena aku bersungguh-sungguh.

Sudah dulu, ya. Jangan lupa untuk menyaksikan video yang telah kubuat. Aku menyanyikannya hanya untukmu, sayangku. Jangan susul aku! Hiduplah dengan penuh kebahagiaan, oke? Baiklah, sampai jumpa!

- Zayn yang selalu mencintaimu













Amplop cokelat yang pernah diberikan Bram padaku. Suara merdu serta wajahnya yang selalu meneduhkan, kini dapat aku nikmati kapan saja secara virtual. Diiringi petikan dawai gitar, Zayn menyanyikan lagu favorit kami.

Tiga tahun berlalu dengan cepat. Selepas menyelesaikan pendidikan S1 secepat kilat, aku mendapat surat perintah untuk memimpin perusahaan besar ini. Dirgantara Group, pfffttt sejujurnya aku tidak begitu tertarik.

"KAKAK!!" ah, suara memekakkan telinga itu. Belakangan ini telingaku berdenyut mendengarnya. Evelyn? Siapa yang akan dengan senang hati mendengarkan suaranya yang nyaris menyerupai lonceng gereja? Pfffttt tidak ada, kecuali dia sedang bernyanyi.

"Lihat hasil tes harianku! Semuanya sempurna!!" ujarnya setengah memekik. Kuraih secarik kertas dengan bintang lima berwarna merah itu. Kuulas senyuman lantas menepuk pelan puncak kepalanya.

"Hebat! Kau berhasil lagi, lagi, dan lagi. Aku bangga padamu."

"Hihihi ...." oh, lihatlah tingkahnya yang menggemaskan. Kini, Evelyn telah menduduki tahun kedua Sekolah Dasar. Menurut pembimbingnya di sekolah, gadis ini berbakat dalam banyak hal. Ilmu alam, sosial, matematika, bahasa, sampai dunia permusikan. Tentu saja mengagumkan karena dia adalah adikku, Evelyn Lleyton Dirgantara.

Best Part [ COMPLETED ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang