Keesokan paginya mereka kembali berangkat menuju tempat tujuan selanjutnya, Reyhan tidak diperbolehkan untuk membawa mobil lagi oleh Hesa. Untuk hotel dan segala antek-anteknya sudah mereka lupakan, Riki juga sudah segar lagi.
Kedua mobil berwarna putih itu memasuki jalanan desa, jalanan dengan banyak lubang dan batu menemani perjalanan mereka, juga suara dengkuran yang saling bersahutan milik tiga manusia itu seakan menjadi lagu tersendiri untuk menemani perjalanan panjang Satya. Ya, ini giliran Satya yang menyetir sementara disampingnya ada Sean yang sedang tidur juga dua orang dibarisan kedua, Juan dan Azka.
Dukk
Jidat paripurna Sean tidak sengaja mencium kaca hitam mobil milik Azka membuatnya langsung terbangun, Sean mengusap-usap jidatnya dengan masih nyawa yang setengah watt.
“Pfftt jangan kencang-kencang ngusap jidatnya ntar keluar jin tomang”
“Lambemu, Sat”
“Heh, gak sopan sama kakak kelas”
“Nama lo kan Satya”
“Ohh iya lupa hha” Satya tertawa renyah
”Udah sampe mana? Gue laper”
“Gak tau, mobil Reyhan belum ada tanda-tanda berhenti”
“Lo gak tau rute nya?”
“Kaga”
“Ntar kalau nyasar gimana?”
“Ya gak papa”
“Sinting lo”
Sean mengedarkan pandangannya, jika sudah bangun seperti ini akan susah untuk dirinya agar tidur lagi makanya dia mencari sesuatu yang kiranya menarik.
“Anjir Juan jorok banget kalau tidur ngiler hahaha”
“Gue denger ya Sean” Jawab Juan sementara matanya masih terpejam
Tidak lama kemudian mobil didepannya berhenti diseberang jalan.
“Gue tebak pasti Bang Hesa mau nanya arah, lagian si Juan ngasih ide liburan malah lupa rute” Ucap Satya
“Ya maaf, manusia kan tempatnya salah Bang” Dalih Juan, anak ini emang jagonya ngeles.
“Ehh tunggu, itu Bang Hesa nanya ke siapa? Cantik euy” Celetuk seseorang dari arah belakang.
“AZKA NGAGETIN AJA LO, baru bangun langsung ngerdus” Semprot Satya
“Hahaha”
Didepan sana terlihat Hesa yang sedang bertanya pada seorang wanita, tidak lama kemudian dia kembali ke mobil dan mobil pun kembali berjalan sampai didepan sebuah villa yang terlihat cukup besar.
Reyhan dan Riki keluar dari mobil lalu mengeluarkan barang-barang yang mereka bawa dari bagasi begitu juga dengan Azka, Juan, Sean dan Satya yang baru sampai. Sementara itu Hesa sendiri masih melihat-lihat keadaan disekitar villa ini.
“Juan, pemilik villanya kapan kesini? Capek banget gue pengin tidur” Ucap Hesa
“Ini katanya lagi otw kok Bang”
“Lagian lo udah gue tawarin biar gue aja yang bawa malah gak mau”
“Ya gak mau lah, nanti lo ceroboh lagi. Gue trauma liat lo bawa mobil”
“Hahahaha”
Tidak lama kemudian datang seorang yang diperkirakan usianya tidak jauh dari Riki tersenyum lebar melihat ketujuh remaja itu.
“Maaf, maaf saya terlambat” Ucapnya.
“Lho ini yang punya villanya? Muda banget, hebat banget masih kecil udah punya usaha gak kayak Riki masih jadi beban keluarga” Ujar Juan sementara ditempatnya Riki menatap Juan dengan death glarenya.
“Hehe makasih, tapi ini punya Bapak saya. Kebetulan beliau masih di kebun jadi saya yang disuruh buat nyambut tamunya”
“Denger tuh, punya Ba—pak—nya” Ujar Riki sambil menekankan kalimat terakhirnya.
“Yaudah ayok langsung masuk aja, pasti capek habis perjalanan jauh”
Setelah memasuki villa, dengan sangat cakap anak pemilik villa yang diketahui bernama Tito itu menjelaskan segala detail dari setiap sudut ruangan, agaknya anak ini bercita-cita menjadi salesman dimasa depan nanti.
Malam harinya ketujuh remaja SMA itu berkumpul diruang tamu villa, rencananya mereka mau langsung tidur tapi tidak jadi karena di jam dua belas saja mereka belum ada yang mengantuk.
Akhirnya atas usulan Sean mereka memutuskan untuk menonton film horor padahal Reyhan, Azka dan Satya itu tiga orang yang bener-bener takut dengan hantu dan antek-anteknya tapi tetap nonton dengan alibi hanya sebuah film, toh hantunya tidak akan keluar dari tv juga kan? Tapi bagaimana kalau hantunya benar-benar keluar dan menghantui mereka? Hayoloo
Ditengah-tengah film tiba-tiba Reyhan teriak padahal gak ada jumpscare sama sekali.
“Lo kalau takut bilang aja gak usah maksain nonton” Kata Hesa
“Takut? Ha ha ha siapa yang takut si ha ha orang gue kaget tiba-tiba tangan Juan ngerayap di paha gue” Alibi Reyhan
“Idih apa-apaan, gue aja gak di samping lo dari tadi ya Bang, enak aja main nuduh” Jelas Juan kesal, dia aja duduk di samping Hesa dan Sean dan jarak duduknya dengan Reyhan itu cukup jauh jadi bagaimana tangannya bisa sampai ke paha Reyhan?
Jadi gini posisi duduknya ; Satya, Reyhan, Azka, Riki, Juan, Hesa dan Sean.
Pertanyaannya, jadi tangan siapa yang ngerayap di paha Reyhan?
“Udah-udah kok malah ribut sih, mau tidur aja apa gimana?” Tanya Hesa, dia tuh cuma pengin nonton dengan tenang tapi kok yaa temen-temennya ini ribut terus, kan jadi gak fokus.
“JANGAN” Tolak RIKI
“Yaudah, diem” Final Hesa, sebenernya dia tau siapa yang iseng ke Reyhan tapi dia tetep diem karena gak mau mereka ketakutan.
“Lo liat apa Bang?” Bisik Sean
“Miss K warna merah”
“Masih ada disini?”
"Iya, tuh dibelakang Riki mau usil lagi dia padahal udah gue pelototin pas masuk rumah. Baca do'a cepet biar gak digangguin juga"
Akhirnya film berlanjut sampai selesai, padahal agenda mereka kesini mau hiking tapi belum apa-apa udah banyak yang ganggu.
“ASTAGHFIRULLAH ITU APAAN TERBANG-TERBANG DI JENDELA WARNA MERAH?😭😭😭” Teriak Riki.
•••
Note:
- "TITO" = Taeyong
- Kalian pernah liat Miss K warna merah? Aku ada cerita nih, pas disekolah temenku kepo gimana bentukan Miss K warna merah terus iseng-iseng nyari di internet tapi pas udah ada gambarnya dia takut sendiri, secara refleks dia lempar HP nya untung gak sampe pecah.
- Maaf yaa lama gk update
- Note yang lain bakal nyusul.
23.5.2113.12.21
T Z U Y U T W I N.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Holiday [✓]
Fanfiction[ COMPLETED ] ♡♡FF SPESIAL 1ST EN-NIVERSARY ENHYPEN♡♡ Niatnya hanya ingin liburan namun siapa sangka malah dapat bonus gangguan setan. ENHYPEN LOKAL ft I-LAND ⚠️WARNING⚠️ → Hars words → Pure my idea → Not all I-Land trainees showed up, sorry → Horr...