Acht

108 14 7
                                    

Malam harinya, sekitar pukul setengah sebelas Reyhan terbangun karena tiba-tiba perutnya mulas, karena kamar mandi hanya ada di lantai bawah tanpa pikir panjang Reyhan langsung berlari melupakan teror hantu yang sempat membuatnya takut setengah mati.

Selepas menuntaskan hajatnya Reyhan berjalan ke dapur dan kaget melihat Juan yang entah sedang apa.

“Lagi ngapain? Perasaan tadi lo lagi tidur, kenapa tiba-tiba ada di dapur, ajaib. Bisa sim salabim lo? Kalau iya bisa kabulin tiga permintaan gue gak? Yang kayak jin warna biru itu lho, eh, biru apa hijau ya??? Udah lama gue gak nonton jadi lupa dah” Ucap Reyhan panjang lebar sambil membuka kulkas mencari air dingin.

“Gak sengaja kebangun pas lo buka pintu, dari mana?”

“Boker, mau liat? Hahaha”

“Liatin aja sendiri sono, kalau perlu lo foto terus laminating terus kasih bingkai dan pajang di dinding”

“Hahahaha lawak banget lo Wan, uhukk uhukk” Reyhan ngakak sampai keselek tapi seger bro, paru-parunya kayak direndam air dingin.

BRAKKKK

“ANJING APAAN?!” Reyhan kaget sampe kelepasan ngumpat.

Posisi dapur yang ada dilantai satu memudahkan Reyhan untuk melihat teman-temannya berlarian dilantai dua terpontang-panting menuju kamarnya, Reyhan juga mendengar suara seperti benda jatuh.

“Wan– eh?”

Reyhan kaget saat menoleh ke Juan tapi tidak ada siapa-siapa disana, niatnya ingin mengajak untuk melihat apa yang terjadi sampai teman-temannya pontang-panting berlarian dilantai atas namun yang Reyhan dapatkan hanya angin kosong.

“Wan? Juan? Heh, lo dimana?”

Reyhan terus mencari Juan bahkan sampai pintu belakang dapur tapi nihil, dia tidak menemukan yang dia cari hanya ada pemandangan rumput liar yang sudah sangat tinggi dan menyeramkan.

“Juan lo jangan main-main, gak lucu”

“JUAN!!!”

“Rey?” Merasa ada yang memanggil Reyhan menoleh dan mendapati Satya yang berdiri dibelakangnya.

“Nyari apa?” Tanya Satya.

“Juan, dia tadi sama gue tapi tiba-tiba ilang. Lo tau dia dimana?”

“Tau”

Aneh, Reyhan ini tipe orang yang cukup tidak peka namun entah mengapa dia merasakan ada yang aneh dengan Satya.

“Tunggu dulu, lo sakit Sat?”

“Enggak”

“Tapi bibir lo pucet?”

“Bibir gue kan emang pucet, masa lo gk tau, Rey”

“Rey?” Reyhan berpikir keras, aneh, Satya tidak pernah memanggilnya 'Rey' tapi kenapa tiba-tiba dia memanggilnya 'Rey'?

“Lo tadi nanya kan dimana Juan? Juan di atas, lagi sekarat” Ucap Satya

“Hah? Gk usah bercanda, gk lucu”

“Siapa yang ngelucu”

Setelah itu Satya tersenyum dan perlahan-lahan wujudnya berubah menjadi sosok wanita yang sangat tinggi, rambut sangat panjang dengan gaun merah penuh bercak lumpur dan jangan lupakan mulutnya yang sobek sampai ke telinga.

BRAKKKK

Tubuh Reyhan terpental dan menghantam dinding dengan begitu keras, untuk sesaat dia tidak bisa bernafas dengan benar, saat sudah sedikit baik Reyhan mengangkat kepalanya yang semula tertunduk namun saat dia mendongak yang dia lihat bukanlah atap melainkan wajah penuh darah yang sangat menyeramkan, sangat dekat dan baunya benar-benar busuk.

“AAAAARRRRGGHHHHH” Sosok itu berteriak marah di atas wajah Reyhan, dan–

BRAKKKK

Lagi-lagi tubuh Reyhan terpental dan menabrak dinding, saat itu juga semuanya terasa hening dan gelap. Satu hal yang Reyhan dengar sebelum kesadarannya hilang adalah



























































“Pergi dari rumahku.”

^^^

Note :
Aku update setiap hari lagi 👐🏻
27.11.21
12.01.21
T Z U Y U T W I N.

Worst Holiday [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang