Negen

115 15 2
                                    

"Reyhan, bangun heh!!! Han banguun" Teriak Hesa, sudah lebih dari sepuluh menit dia membangunkan Reyhan yang terus-menerus berteriak dan sesekali merintih kesakitan namun sang empunya nama tidak kunjung membuka matanya.

"Bang Hesa, ini Juan gimana? Dia makin susah napas" Ujar Azka panik, tidak beda dengan Satya, Sean dan Riki

"Gue tau biar napas Juan normal lagi" Lirih Sean

"Apa? Kasih tau kita cepet!" Desak Satya

"Satu-satunya cara biar napas Juan normal lagi cuma bangunin Bang Reyhan, karena ini ada sangkut pautnya sama Juan" Jelas Sean, dia menatap khawatir dua sahabatnya.

"Hah? Maksudnya?"

"Udah si bangunin aja, gak usah banyak omong"

"Gimana cara banguninnya? Kita udah sepuluh menit lebih bangunin Reyhan tapi dia gak bangun-bangun malah tetap teriak-teriak gitu"

"Siram aja"

"Heh gak boleh siram orang pake air kalau mau bangunin, nanti gila"

"Kata siapa"

"Gue liat di fesbuk"

"...."

"Riki, abis ini jangan main fesbuk lagi"

"O-oke"

Disaat-saat genting seperti ini masih sempat-sempatnya Azka, Satya dan Riki ngelawak.

"BANG REYHAN BANGUN GAK?!! KALAU GAK BANGUN, GAK GUE KASIH JAGUNG LAGI PAS BAPAK PANEN" Teriak Sean, dan sukses membuat mata Reyhan terbuka lebar.

Setelah tersadar dari tidurnya Reyhan malah seperti orang linglung.

"Kita harus pergi dari sini" Ucapnya cepat

"Hah?" Mereka yang mendengar ucapan cepat dari Reyhan sontak saling menatap satu sama lain.

"Makhluk penunggu rumah ini gak suka kita ada disini, makanya banyak kejadian aneh yang terjadi sama kita. Kita harus cepet-cepet pergi" Lanjutnya

"Akh-" Semuanya menoleh dimana Juan juga ternyata sudah sadar dan napasnya juga sudah kembali normal.

"Wan, lo gak papa?" Tanya Sean

"Punggung gue sakit banget kayak abis dibanting" Rengek Juan, Juan ini jarang nunjukin rasa sakit dia tapi kalau udah ngerengek kayak gini berarti sakitnya gak main-main, walaupun dia sabuk hitam taekwondo dia juga masih anak-anak.

"Tunggu, dibanting kata lo?" Tanya Reyhan, Juan mengangguk lemas.

"Berarti tadi gue mimpi? Tapi kayak nyata banget" Ujar Reyhan menatap keenam temannya.

"Lo ngomong apasih, jelasin coba"

"Jadi tadi gue mimpi ngobrol sama Juan di dapur, terus setelah itu ada suara kayak barang jatuh keras banget dari kamar gue sama Juan, gue juga liat kalian lari-larian ke kamar gue" Jelas Reyhan.

"Tapi pas gue nengok lagi buat ngajak Juan liat ke atas dia malah gak ada, dan lebih kagetnya gue pas liat lo yang dibelakang gue bilang Juan lagi sekarat" Lanjutnya seraya menunjuk Satya.

"Gue? Gue aja kebangun gara-gara denger suara lo teriak keras banget, mana gue baru merem" Sergah Satya, sedikit tidak terima karena dia saja baru tidur karena mengobrol random dengan Sean.

"Gue bilang kan mimpi"

"Iya kenapa harus gue? Kenapa gak Azka aja, atau Riki kek"

"Kok gue?!"

"Gue diem lho Bang dari tadi"

"Mulaaaiiiiii~~~" Hesa sudah cukup lelah dengan masalah-masalah yang seakan meneror mereka ditambah perdebatan unfaedah membuatnya ingin melepas kepalanya saja terus taruh di rak. Pusing.

"Tapi Juan gak ada luka" Ucap Sean, dari tadi dia diem karena sedang fokus membantu Juan.

"Iya Wan?" Tanya Hesa.

"Gak tau Bang, gue kan gak bisa liat punggung gue. Tapi gue gak bohong kok rasanya kayak abis dibanting keras banget" Jawab Juan.

"Udah gak sesak napas lagi kan?" Kali ini Azka yang bertanya.

"Udah gak Bang"

"Syukur deh"

"Gue mau pulang sekarang, gue mau pulang sekarang, gue mau pulang sekarang, gue mau pulang sekarang Baaaang" Rengek Riki sambil menggoyang-goyangkan bahunya.

*Gemesss bgt aaaaaaaaaa

"Bang Hesa jangan diem aja, ayok pulang"

"Hmm"

"Tapi kalian gak ada yang luka kan selain Azka?" Tanya Hesa, semuanya kompak menggeleng.

Semua yang ada disitu melihat Hesa seperti memohon, entahlah untuk apa melakukan itu tapi mereka yakin mereka harus melakukan itu.

"Yaudah, cepet kemasin barang-barang kalian!" Final Hesa

Selesai berkemas mereka buru-buru keluar dari rumah itu tanpa peduli bagaimana pemilik rumah ini -Tito- akan mencari-cari mereka, toh mereka sudah membayar uang sewa. Malah mereka rugi karet membayar uang sewa untuk tiga hari namun sudah mau pulang saat baru satu hari.

Namun secara tiba-tiba Sean yang berjalan paling depan menghentikan langkahnya dengan tubuh yang gemetar ketakutan juga keringat yang mengucur deras dari dahinya.

"Kenapa berhenti?" Tanya Riki

"Sean, liat apa?" Kini yang bertanya Hesa, Sean mengernyit heran, apa Hesa tidak bisa melihat makhluk besar yang tingginya sampai atap dan badannya sebesar lima pintu dengan mata melotot itu berdiri menghalangi pintu keluar?

"B-bang Hesa gak bisa liat?"

"Liat apa sih Yan? Gak ada apa-apa"

"B-bang, ada makhluk gede banget ngalangin pintu"

"Hah? Gue gak liat apa-apa Yan"

"Bang, lo gak bohong kan? Jangan bercanda"

"Gue gak bercanda, gue emang gak liat apa-ap- tunggu!"

"A-apa?" Jujur saja saat ini Sean sedang ketakutan setengah mati melihat makhluk sebesar dan sangat menyeramkan itu berdiri tepat di depannya, mungkin jika diukur Sean hanya seukuran dengan jari kelingking makhluk besar itu.

"Makhluk yang biasa sama lo keluar" Ucap Hesa

"Hah? Gak mungkin, Bapak udah ngurung dia"

"Dia keluar buat nyelametin lo Yan, dia bakal keluar kalau orang yang dia jaga lagi dalam bahaya"

Ya, makhluk besar itu adalah makhluk yang 'menjaga dan menyukai' Sean dari bayi, makhluk itu keluar karena ada sosok lain yang ingin mencelakai Sean dan teman-temannya. Sebelumnya Sean tidak pernah melihat hantu -hanya merasakan kehadirannya saja- karena mata batinnya sengaja ditutup namun dengan munculnya makhluk besar ini otomatis mata batin Sean terbuka lagi.

"Kita pergi, gue jamin makhluk itu gak bakal nyakitin kita karena Sean ada sama kita" Ujar Hesa, namun baru beberapa langkah tubuh Sean ambruk tak sadarkan diri karena terlalu ketakutan melihat makhluk besar dihadapannya itu.

SEAN!!!" Pekik semuanya ketika melihat tubuh Sean jatuh kelantai

"Bawa Sean masuk mobil, kita harus cepet-cepet pergi"

Alhasil Satya menggendong Sean, sementara itu barang-barangnya dan Sean dibawa oleh Riki.

^^^



Note :
Mungkin satu atau dua part lagi nanti END🥳
30.11.21
20.01.21
T Z U Y U T W I N.

Worst Holiday [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang