Setelah mengirim pesan itu, Jeno menghela nafas panjang. Memijit pelipisnya yang begitu terasa berdenyut.Setelah kejadian dirinya yang menemui Yeji dijalan dengan keadaan pingsan, Jeno belum menemui Jaemin sampai detik ini.
Jeno juga nggak lihat Jaemin disekolah, apa Jaemin merasa bersalah karna telah meninggalkan Yeji yang pingsan kemarin? pikir Jeno. Makanya Jaemin nggak pergi ke sekolah?
Bukannya Jeno nggak mau mendatangi Jaemin dan bertanya langsung apa yang sebenarnya terjadi kemarin.
Yeji menelfon Jeno dan berkata bahwa dia bersama Jaemin, tapi Jeno nggak melihat Jaemin dimana tempat Yeji pingsan.
Jadi Jeno berfikir, Jaemin meninggalkan Yeji karna merasa kesal dan cemburu makanya cowok manis itu membiarkan Yeji tak sadarkan diri disana.
Sekarang Yeji masih belum sadarkan diri, biasanya gadis itu akan membuka mata setelah dua hari lama nya. Ketika sakitnya kambuh.
Yang tanpa Jeno tau sebenarnya Jaemin telah menyalamati nyawa gadis itu walaupun berakhir Yeji juga masuk ke rumah sakit, tapi disisi lain kondisi Jaemin lah yang sekarang perlu dicemaskan.
Selamat atau tidak, Jaemin sedang ada pada jembatan kehidupan. Antara hidup dan mati Jaemin sedang dipertaruhkan di dalam ruang operasi.
(*)
"Ma, abang bakal baik-baik aja kan?" Jisung menyeka air matanya yang dari tadi nggak berhenti.
Rasanya begitu menyakitkan melihat Jaemin didalam sana dengan segala selang infus yang tertancap ditubuhnya, juga alat pernafasan yang melekat dihidung nya
Jaemin terlihat begitu damai dalam tidurnya, tapi Jisung nggak suka liat abangnya tidur diruang operasi dengan tubuhnya yang begitu na'as.
"Abang pasti baik-baik aja, abang kuat" Mama memeluk anak bungsu nya, menguatkan Jisung agar tidak khawatir dengan segala kemungkinan yang terjadi dengan Jaemin seusai operasi.
Walaupun Mama sendiri nggak yakin apa Jaemin bisa melewati semua rasa sakit itu.
Jaehyun yang sejak tadi berdiri mondar-mandir didepan ruang operasi, berjalan menghampiri Mama dan Jisung, anak tertua itu memeluk Mama dan adiknya yang sama-sama menangis pilu.
"Jaemin kuat Ma, Dek... jangan nangis, Jaemin pasti sedih kalau liat Mama sama adek nangis" sialnya, Jaehyun juga menangis, nggak bisa bohong kalau dia juga merasa takut dan sesak.
Disudut pintu didepan ruang operasi, Haechan berdiri terpaku melihat ketiga keluarga yang sedang menangisi salah satu keluarganya.
"Na, awas aja sampai lo berani ninggalin gue..." monolog Haechan, pemuda itu menutupi mulutnya agar suara tangisnya tak pecah dan mempersuram suasana yang sedang mencekam.
Lucas yang membawa Jaemin ke rumah sakit pun berdiri di samping Haechan, menepuk pundak sempit si gembul dengan hati-hati.
"Sabar Chan, kita berdoa semoga semuanya baik-baik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas | Nomin (Complete)
Fanfiction"Mau jadi pacar gue nggak?" "Terima gue dong, malu nih digantung sama adik kelas... mana ciuman pertama gue udah lo rebut!!" ©Barbeque_ 2021