20). Pasar sore

262 48 25
                                    

"Seseorang yang benar mencintaimu takkan kehabisan alasan untuk mempertahankanmu."

-Putra.

Mobil mewah berwarna hitam baru saja sampai di pekarangan rumah Dewi.

Arsyan, Permata, Putra dan Dewi menuruni mobil, mereka berjalan memasuki rumah itu.

"Kamu langsung istirahat ya sayang," ucap Dewi membuat Arsyan mengangguk iya.

"Kalo gitu Permata pamit pulang dulu ya tante," ucap Permata.

"Lah kok buru-buru amat Ta?" tanya Arsyan menatap Permata.

"Gue mau istirahat," jawab Permata singkat.

"Gapapa mungkin Permata kecapean, tapi kamu pulang sama siapa?" tanya Dewi.

"Naik angkutan umum."

"Jangan. Kamu bisa di antar sama Putra," ucap Dewi lalu menatap Putra. "Bisa kan, Putra?"

"Siap Tan," jawab Putra semangat.

"Gak usah takut ngerepotin."

"Gak, Ta."

Arsyan bangkit dari duduknya. "Enggak usah, enggak usah. Permata biar gue yang antar."

Dewi mengerutkan dahinya, menatap Arsyan cemas. "Kamu masih sakit, enggak boleh pergi."

"Tapi__"

"Yuk, Put!" ucap Permata memotong ucapan Arsyan sambil menarik tangan Putra.

Putra mengulurkan lidahnya pada Arsyan saat Permata menarik tangannya.

__AKU ATAU DIA__

Saat ini Black Eels sedang makan di salah satu cafe di kota Bogor. All dan Aril makan begitu lahap sampai beberapa kali menambah makanan lainnya.

"Enak banget Zib makanannya," ucap All menyodorkan satu sendok soto ke dalam mulutnya.

"Benar Zib enak banget," timpal Aril menggigit daging kepiting yang lumayan susah.

"Enak lah. Orang gue yang bayarin," cibir Zibran mengerutkan dahinya.

Sementara di lain tempat, Arin dan Sila sedang berjalan mencari angin menghilangkan kebosanannya. Tiba-tiba dari arah selatan terlihat motor support berwarna hijau melaju cepat dan menginjak genangan air, membuat Sila terkena cipratan air itu.

"Eh siapa sih yang bawa motor? Gak punya mata apa oon sih?" teriak Sila marah.

Gadis yang duduk di jok belakang menuruni motor, berjalan menghampiri mereka. "Maaf gue enggak sengaja."

Sila memutar bola matanya malas saat melihat gadis yang tak asing dilihatnya. "Aduh Permata lagi Permata lagi! Kenapa sih kalo ada Permata hidup Sila sial terus!"

"Takdir lo emang suram," jawab Permata membuat Sila menaiki sebelah alisnya.

"Untung cuma dikit kenanya. Kalo banyak Sila nanti bisa bau," ucap Sila menatap celananya.

"Emang udah bau."

"Kok jadi ngebully Sila gini sih?"

"Udah Sil, Ta. Gak usah ribut lagi ya," ucap Arin menenangkan keduanya.

Menurunkan standar, Putra berjalan ke arah mereka yang terlihat tengah berantem.

"Maaf ya Sil, ini bukan salah Permata. Ini salah gue," ucap Putra pelan.

Sila menatap ke arah suara itu, detik itu juga ia merubah ekspresi wajahnya. "Subhanallah ada calon imam," gumamnya pelan.

"Hah?" tanya Putra saat mendengar gumamnya Sila.

AKU ATAU DIA [TAMAT √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang