“Semua orang punya hati, namun tidak semua orang mempunyai perasaan yang sama.”
~Permata Christalia Gerdapati.
“Permata?” panggil Arsyan yang baru datang lalu duduk berhadapan dengan Permata di kelasnya.
Permata menoleh sebagai jawaban lalu ia membaca buku novel yang baru di belinya semalam.
“Lo semalam gue telepon kenapa enggak di angkat?” Arsyan bertanya membuat cewek di hadapannya kembali menoleh.
Permata diam menatap Arsyan. Dalam hati ia berucap kenapa nih anak pake nanyain segala lagi?
“Oh itu, gue ketiduran.” Permata sudah jelas berbohong lalu ia kembali membaca novelnya.
“Tumben banget lo jam segitu udah tidur?”
Nah mati sudah. Akhirnya Permata diam kembali. Ia menggigit bibir bawahnya gugup. Detik berikutnya ia memalingkan wajah ke arah lain. “I-iya, soalnya gue kemarin kecapean.”
“Kecapean? Abis dari mana?”
Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Permata gelapan harus jawab apa. Tidak mungkin kan kalo ia harus bilang yang sebenarnya.
“Oh iya, gimana buat malam?” tanya Permata mengalihkan pembicaraan.
“Gimana apanya?”
“Arin entar malam ultah, lo enggak lupakan?” Permata mengingatkan Arsyan.
Arsyan mengangguk pelan. “Ya enggak lah. Tapi gue bingung mau kasih kado apa?”
“Gimana kalo sehabis pulang sekolah kita beli perlengkapan buat malam? Sekaligus beli kado buat Arin,” saran Permata.
Bel istirahat sudah di bunyikan lima menit yang lalu. Arsyan berjalan untuk mencari keberadaan Arin.
Arsyan melewati taman tak jauh dari kelas sebelas IPS D. Dan kebetulan di sana ada Arin juga Sila yang sedang asik mengobrol.
Arsyan berdiri di hadapan mereka. Ia berbisik kepada Sila untuk pergi agar dirinya bisa bicara berdua dengan Arin.
Dengan wajahnya yang kesal, Sila menghentak'an kakinya kasar sambil berjalan pergi.
“Boleh aku duduk di sini?” tanya Arsyan berbasa-basi setelah Sila pergi.
Arin tersenyum simpul menandakan ‘Iya.’
Mendudukan bokongnya, Arsyan mulai membicarakan niatnya untuk mengajak Arin pergi jalan nanti malam.
Sementara di lain tempat. Terlihat Permata yang asik melangkah menuju kantin. Tapi, langkahnya terhenti ketika ia melihat Arsyan sedang tersenyum pada Arin, mereka tengah duduk berdua di kursi taman.
Arsyan pasti lagi bicarain soal nanti malam. Arin juga kayaknya kelihatan senang banget kalo Arsyan jadi pendamping hidupnya. Semoga kalian bahagia terus. Permata membatin dengan senyum kecutnya.
Wanita itu selalu saja mendoakan yang terbaik untuk laki-laki yang ia cintai. Ada rasa bahagia saat dirinya melihat Arsyan tersenyum ceria. Tapi di lain sisi di hatinya juga ada rasa sakit yang mendalam.
Merelakan orang yang kita cintai dengan wanita lain bukanlah hal yang mudah. Tapi Permata tidak boleh mengikuti apa kata ego-nya. Ia harus siap jika suatu hari Arsyan akan menjalin hubungan dengan wanita lain, bukan dirinya.
“EKHEM. Mereka memang pasangan yang serasi. Arsyan nya keren, Arin nya juga cantik.”
Suara deheman cempreng itu terdengar tak asing di telinga Permata. Detik itu juga ia membalikkan badan dan terkejut saat melihat Sila sudah berada di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU ATAU DIA [TAMAT √]
Fiksi Remaja[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] -Ada yg llebih sakit dari kehilangan yaitu mengikhlaskan dia bahagia dengan wanita lain. ~Permata Christalia Gerdapati. *** -Gimana sih rasanya terjebak friendzone? -Gimana sih rasanya melihat orang yang kita cint...