28). Danau

219 16 0
                                    

“Lo bahagia, gue akan lebih bahagia.”

~Permata Mardelina.

Saat ini Arsyan dan Permata baru saja sampai di danau. Mereka menaruh beberapa kebutuhan yang di beli di atas rumput indah berwarna hijau muda.

“Sekarang mau di design kayak gimana?” tanya Arsyan.

Mengetuk dagunya pelan, Permata diam sambil memikirkan ide. Ia menatap pohon rindang. Ide mulai terlintas di pikirannya.

Permata mengambil tali pita dari dalam tote bag berwarna putih. Ia mulai menginjakkan kakinya di batang pohon.

Arsyan menoleh ke arah Permata, detik itu juga ia langsung terkejut. “Eh lo mau ngapain?”

“Mau pasang nih tali pita,” ucap Permata menunjukkan tali pita bewarna kuning ke-emasan.

“Gak usah, biar gue aja,” ucap Arsyan.

“Gak mau. Wleekk!” Permata bergegas naik ke atas pohon. Setelah di atas ia mulai mengikatnya erat agar tidak terlepas. Tali pita tersebut sangat panjang, sehingga pas untuk di Pajang dari pohon ke pohon.

Arsyan menggelengkan kepalanya. “Ck, ck, ck! Awas turunnya pelan-pelan.”

“Iya-iya bawel!”

Permata kembali menuruni batang pohon. Ia menginjak satu persatu tumpuan agar mempermudahnya untuk turun. Tepat di tumpuan ke-empat kakinya terpeleset, membuat Permata terjatuh kebawah.

Di bawah sana sudah ada Arsyan yang siap menangkap Permata. Namun, sepertinya tubuh cowok tidak kuat menahan Permata. Membuat keduanya berjatuhan bersama.

Arsyan menatap mata indah Permata yang berada di atas tubuhnya. Begitupun sebaliknya.

Setelah cukup lama, akhirnya Permata beranjak berdiri. Wajahnya terlihat sangat canggung. Gila, apa yang barusan terjadi?

Arsyan ikut berdiri. Ia menelan ludahnya kasar, lalu menoleh ke arah cewek yang berada di sampingnya. “Lo gak papa.”

“Gak papa,” jawab Permata cepat.

“Lagian bandel banget jadi cewek, di bilang jangan naik malah nyolot!” omel Arsyan. Sedangkan Permata hanya mencibir pelan.

Setelah beberapa menit, tali pita sudah terpampang jelas dari pohon ke pohon. Arsyan dan Permata meniup balon yang di belinya tadi. Di sana sudah ada beberapa balon yang sudah di tiup oleh mereka.

Keduanya tertawa terbahak kala balon yang di tiup Arsyan meletus.

Setelah belasan balon terpampang indah. Permata mulai menghias sekitaran danau dengan beberapa bunga mawar. Arsyan juga ikut membantu, cowok itu mencabut bunga dari batangnya dan menempelkannya di daun telinga Permata. Sangat cantik.

Permata menatap Arsyan yang baru saja menempelkan bunga di telinganya. Jantungnya berdebar kencang tak karuhan.

Hari sudah semakin sore, Arsyan dan Permata masih menyiapkan tempat untuk ulang tahun Arin nanti malam.

Mereka menaiki rakit sambil menghias rakit tersebut dengan beberapa kelopak bunga yang sudah di pecah-pecah dan juga tali pita berwarna pink menambah kesan indah.

Keduanya saling bertukar cerita sesekali tertawa sambil melempar air.

“Tersisa dua balon nih, kita tulis request yuk terus terbangin,” ajak Arsyan menunjukkan dua balon berwarna biru dan hijau.

Permata mengangguk. Lalu keduanya mulai menuliskan sesuatu.

Menggoreskan tinta birunya di kertas polos, Permata mulai menulis permintaananya.

AKU ATAU DIA [TAMAT √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang