21) Ulangan

243 43 27
                                    

Bersamamu membuatku nyaman dan lupa kalo kita hanya sebatas teman, tidak lebih.

-Permata Christalia Gerdapati.

__________________________________

Black Eels beserta Arin dan Sila masih terlihat asik dengan minumannya masing-masing. Suara rusuh mulai terdengar kencang, orang-orang mulai berlarian. Tak hanya itu para pedagang pun tergesa-gesa membawa gerobaknya masing-masing.

Mobil berwarna hijau gelap baru saja berhenti di tengah-tengah pasar. Beberapa orang turun dengan pakain rapi yang juga berwarna hijau gelap.

“Kalian semua berhenti, jangan coba-coba ada yang kabur!” teriak salah satu dari mereka.

“Kenapa bisa ada satpol pp sih?” tanya Zibran panik.

“Duh Rin, Sila takut nih,” ucap Sila memeluk tangan Arin erat.

“Aku juga takut.”

“Dede Arin tenang ya. Ada Abang Zibran yang bakal lindungi,” ucap Zibran berusaha menenangkan Arin. Namun sepertinya cewek itu malah menjauh darinya.

“Kalian berlima berhenti di situ!” teriak satpol pp berwajah menakutkan menatap ke arah mereka.

“Satu ... dua ... tiga kabur!” perintah Zibran membuat semuanya berlari sekuat tenaga, menjauh dari satpol pp itu.

“Rin, aku cape banget.”

“Iya brader inyong juga cape.”

“Lo kira gue gak cape apa?”

Mereka masih berlari, banyak batu kerikil berhamburan di atas aspal. Mereka semua sontak meloncat saat melihat lubang.

Arin dan Sila hampir terjatuh, dengan cepat Zibran dan All langsung menangkapnya. Sedangkan Aril? Cowok itu malah menangkap dan memeluk erat pohon.

“Ini gue gak mimpikan? Gue bisa sedeket ini sama Arin,”  Batin Zibran menatap cewek di tangkapannya.

“Nikmat mana yang kau dustakan. Ya Allah akhirnya inyong bisa natap wajah imut Sila,” Batin All menatap Sila penuh senyum.

Arin melepas pelukannya pada Zibran. Menjaga jarak di antara keduanya.

“Astagfirullah al adzim!” teriak Sila lalu mendorong All menjauh. Tapi cowok itu malah tersenyum-senyum sendiri.

“Ya Allah ya robi, mimpi apa Sila semalam. Kenapa bisa deket sama orang kayak gini,” ucap Sila melirik All tajam.

“Sila gak boleh marah-marah,” ujar All menyarankan.

“Kenapa emang?”

“Nanti wajahnya makin imut,” goda All malu-malu membuat Sila mengangguk'an pundaknya jijik.

“Sil, Al kalian gak papa?” tanya Arin.

“Alhamdulillah kita gak papa.”

Zibran menatap satu-satu dari mereka. “Eh tunggu-tunggu. Ini Sila, All, Arin ada. Terus Aril mana?”

“Oh iya Aril kemana?” tanya All melihat sekeliling, namun cowok itu tidak ada.

“Hiks...hiks.”

Terdengar suara isakan dari arah balik pohon.

“Eh itu kan suaranya si Aril?”

“Iya brader itu suaranya Aril.”

AKU ATAU DIA [TAMAT √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang