1st

47 5 0
                                    

Ini adalah hari pertama Ranhui masuk sekolah di kelas 2. Mendukung suasana bahagia di awal bulan ala anak SMA, cuaca hari ini pun tidak sedingin kemarin-kemarin. Ia berjalan dengan tenang menuju halte bus yang tak jauh dari apartemen yang ditinggalinya. Ranhui sendiri, sejak awal tidak menyukai bus sekolah yang disediakan oleh pihak sekolah. Ia hanya merasa lebih nyaman jika naik bus umum.

Tapi, sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya pada saat-saat terakhir, dimana bus umumnya hampir penuh dan tersisa satu kursi lagi. Ia buru-buru menuju kursinya, tapi seorang wanita yang ia perkirakan berumur 40 lebih itu tersenyum sinis kepadanya dan duduk di kursi itu seolah ia memenangkan sebuah pertandingan mengalahkan Ranhui. Ranhui akhirnya pasrah dan memegang pegangan bus. Ia mendadak sebal dengan wanita tadi. Ia boleh saja mengambil kursinya, tapi tak perlu meremehkannya seperti itu. Itulah yang membuatnya kesal setengah mati pada wanita itu.

"Kau, duduklah di sini," Ujar seseorang menepuk pundaknya. Ranhui tersentak dan menoleh ke arah pria yang barusan menepuk pundaknya.

"A-apa?"

"Ya, kau bisa duduk di tempat ku."

Ranhui dengan ragu mengiyakan pria itu dan duduk di tempat yang semulanya pria itu tempati.

"Terima kasih," Pria itu mengangguk sembari tersenyum, membalas ucapan terima kasihnya. Ranhui menahan senyumnya baper.

'Bukan dari sekolah yang sama denganku ya?' Ranhui menatap pakaian sekolah pria itu dengan lamat. Merasa diperhatikan, pria itu menoleh dan tersenyum lagi,

"Sekolahmu dimana?" Tanya pria itu lebih dulu.

"SMA Johwa." Ranhui lagi-lagi baper dengan pria didepannya ini.

'Mengapa kau harus deg degan sih, bodoh!' Ranhui bergelut dengan hatinya sendiri.

"K-kalau kau sendiri dari sekolah mana?" Tanya Ranhui terbata-bata. Ia sedikit gugup, apalagi ia tengah mengobrol dengan pria tampan yang baru saha ditemuinya hari itu.

"Aku? SMA Huimang."

"SMA sains itu?" Pria itu mengangguk.

"Wah! Pasti kau pecinta sains ya? Biasanya orang berpengetahuan akan menyukai mata pelajaran itu." Pria itu tertawa mendengar pendapat Ranhui.

"Entahlah. Aku sendiri tidak yakin aku menyukai bidang apa."

Ranhui tersenyum masam. Keadaannya sama seperti pria itu saat ditanya ingin menjadi apa oleh orang tuanya dan kerabatnya. Otaknya tidak bisa diajak kerja sama dengan keinginannya.

"Eh siapa namamu?"

"C-choi Ranhui."

"Baiklah Choi Ranhui, salam kenal." Ia tersenyum manis lagi kepada Ranhui. Pria itu turun dari bus bahkan sebelum Ranhui bertanya balik tentang namanya. Sungguh hari yang sial, namun sepertinya... Pria itu akan menjadi gebetannya mulai sekarang.

-

"Winter!!!" Ranhui segera memainkan rambut Winter asal saat ia duduk di kursinya, tepat di samping Winter. Ia bahagia sekali tadi bertemu dengan pria itu, dan tidak sabar untuk menceritakan kejadian tadi pada teman sebangkunya itu.

"Apa?" Tanya Winter lesu. Ia baru saja putus dari pacarnya, dan hatinya tidak sekuat itu untuk berpisah.

"Eh? Kau kenapa?" Tanya Ranhui panik menghentikan kegiatan memainkan rambut Winter.

"Aku putus dengan kak Seonghwa ..." Ranhui seketika mengatupkan bibirnya. Mendadak bibirnya kelu untuk bersuara.

Park Seonghwa adalah mantan gebetannya saat masih SMP. Tapi, ia sakit hati saat mendengar Winter, sahabatnya sendiri berpacaran dengan Seonghwa dan sudah berjalan selama hampir dua tahun. Bukan salah siapa-siapa sih disini karena Ranhui tidak pernah mengatakan pada siapapun soal gebetannya, termasuk Winter.

Smile [YUNHO ATEEZ FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang