Gadis berambut coklat natural itu tengah menulis di kelasnya. Ia tidak bisa fokus pada dosennya sedari tadi dan membuatnya harus meminjam buku di perpustakaan.
"Eh itu apa?" Tanya Eunbi menunjuk sesuatu di tangan Yunho. Yunho menatap gantungan kunci yang ia beli tadi.
"Ah, hanya gantungan kunci yang ada gambar Ranhui, gadis yang menyelamatkanku tadi."
"Kau menyukainya ya?"
"Tidak, aku hanya ingin mengenangnya sebagai gadis penolongku."
"Hanya mengenang..." Lagi-lagi Eunbi memukul kepalanya karena sibuk memikirkan Yunho. Padahal kejadian itu sudah sejak seminggu yang lalu.
"Apa aku sudah menyukai Jung Yunho?" Eunbi tertawa simpul dan melanjutkan acara menulisnya.
"Ya! Kau ini sih! Sudah kubilang perhatikan tuan Jung tadi!" Eunbi cengengesan melihat sahabatnya yang bernama Seulgi itu memarahinya.
"Maafkan aku yaa merepotkan mu." Seulgi menghempaskan tubuhnya di kursi samping Eunbi.
"Mau ke Kafe Sakura?"
"Boleh. Tapi, setelah aku menyelesaikan ini ya? Tinggal dua baris kok."
"Baiklah."
-
"Eunbi, hai!" Eunbi menoleh ke arah seorang pria yang menyapanya.
"Eoh! Halo senior!" Eunbi membungkuk sopan pada senior beda fakultasnya itu.
"Apa aku mengganggu?" Eunbi menoleh ke arah Seulgi, namun gadis itu hanya tersenyum meminta Eunbi tidak menyetujui pertanyaan pria itu barusan.
"Ah tidak. Ayo bersama." Mereka pun duduk bersama.
"Kau mau pesan apa?"
"Ah, senior, Eunbi suka dengan Karamel Macchiato."
"Baiklah, dan Seulgi mau menitip apa?"
"Aku ingin menu yang sama dengan Eunbi!" pekiknya riang.
"Baiklah."
Eunbi menatap Seulgi dengan tatapan kesalnya.
"Kau ini! Asal sekali mengatakannya!"
"Tapi kau kan memang menyukai itu!"
"Baiklah, terima kasih nona Seulgi, atas pesanan anda!" Seulgi tertawa pelan melihat reaksi Eunbi.
"Btw, Kafe Sakura ini milik senior Seokjin." Eunbi hanya mengangguk.
"Kafenya bagus. Nyaman saja jika ada disini."
"Kau mulai menyukai senior yaa?"
"Apa-apaan sih? Aku kan hanya mengatakan ini!"
"Oh iya, selama ini kau sedikit tertutup denganku ya soal asmaramu?"
"Apa yang harus diceritakan padamu?"
"Kau... Menyukai siapa?" Eunbi tertawa canggung.
"Apa maksudmu?"
"Wajahmu itu berbeda lho saat pulang dari Festival itu."
"Ah, bukan apa-apa."
-
"Kejutan!!" Ranhui terlonjak kaget saat ibunya membuka pintunya secara mendadak.
"Ibu?!" Ranhui segera memeluk ibunya erat. Ia begitu merindukan ibunya yang sudah 2 minggu tidak pernah menemuinya.
"Oh astaga! Kau gendutan ya?" Ranhui mengangguk. Ia menangis haru memeluk ibunya.
"Aku rindu ibu tahu! Ibu tahu, rinduku pada ibu sebesar Jupiter!" Ibunya tertawa mendengar penuturan dari anak semata wayangnya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Smile [YUNHO ATEEZ FANFICTION]
RomansaJung Yunho, hanya bisa disaksikan di bus. Tidak ditempat lain. Senyumnya yang memikat, mampu membuatmu tidak bernapas selama beberapa detik, tergantung durasi senyumnya. Aku sendiri tidak dapat memungkiri bahwa aku sendiri, sudah jatuh hati padanya...