Chap 1 : Testament.

226 13 0
                                    

Aku terbangun ketika angin dingin menerpa wajah ku. Ku buka mata ku perlahan, kemudian aku menutup nya kembali.

Eh, tunggu. Aku langsung kembali membuka mataku dan bangkit dari posisi tidur ku.

Ku edarkan pandangan ku keseluruh penjuru. Tidak ada orang disini. Aneh, padahal tempat nya cukup indah. Yah bahkan ini seperti di surga. Dengan air sungai yang jernih mengalir tidak jauh dari tempat ku duduk. Pohon apel yang menjadi tempat ku berlindung dari cahaya matahari. Beberapa bunga indah menghiasi pinggiran sungai. Bukan kah tempat ini indah?.

Tiba-tiba tidak jauh dari tempat ku duduk. Aku melihat siluet sesorang yang sedang mendayung perahu menuju kearah ku.

Aku berdiri menghampiri sosok berjubah hitam dengan tangan kiri nya memegang sabit.


"Maaf, saya ingin bertanya kita ada dimana?" Tanya ku dengan takut. Sebab sosok berjubah tersebut tampak mengangkat sabit nya. Aku pikir ia akan membunuh ku, jadi aku berjalan mundur secara perlahan. Namun, ternyata aku salah, ia menggunakan sabit nya untuk menunjuk kearah aliran sungai di depan yang bercabang.


Aku menatap horror kearah depan. Sebab sungai bercabang tersebut memiliki palang nama nya masing-masing. Aliran sungai di sebelah kanan memiliki palang yang bertulis surga, sedangkan yang kiri memiliki palang yang bertuliskan neraka.


"Naik lah" ucap nya membuat ku merinding.


Aku langsung naik tanpa bertanya akan kemana orang. eh bukan, maksudku penjaga alam baka ini membawa ku. 

ketika sampai di persimpangan. tiba-tiba ia berhenti. entahlah, ia tampak bingung sambil bergumam beberapa kali. Di tengah kebingungan sang penjaga , muncullah sosok mengenakan hanfu hitam dengan topeng yang menutupi wajah  dan membawa pedang di tangan kiri nya. Aku yakin dia adalah Dewa Kematian, Sǐwáng zhī shén.


"Bai Lian, ikutlah dengan ku" Ucap nya membuat bulu kuduk ku berdiri. Dengan segera aku turun dan menghampiri sosok tersebut. Dalam sekejap, aku berada di tempat ..., ah aku tidak tau namanya. 


"Apa kau ingin hidup kembali?" tanya nya membelakangi ku.


"Bukan kah aku akan berenkarnasi?" tanya ku sambil mengambil posisi duduk di hamparan rumput hijau yang indah.


"Aku tidak bisa membuat mu masuk surga atu neraka, jadi bagaimana aku bisa memberikan mu reinkarnasi?" tanya nya frustasi. dengan posisi yang sama, yaitu membelakangi ku.


"Kenapa malah bertanya padaku?" tanya ku kesal. Bagaimana tidak kesal, apakah ini sebuah lelucon. Dewa kematian bertanya padaku bagaimana cara nya agar aku bisa masuk surga atau neraka. Dia itu Sǐwáng zhī shén, sang dewa kematian. Pasti dia punya catatan tentang perbuatan ku kan?.


"Begini, setelah kamu mati tubuh mu yang asli sudah dihancurkan" ucap nya dengan sabar.


"Aku tau" ucap ku dengan malas sambil memejamkan mata menikmati angin alam baka.


"Dan anak buah ku salah mengambil jiwa" ucap nya setengah kesal sambil berbalik dan menatap ku yang tengah memejam kan mata.

Goodbye Dear Emperor [Orific]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang