Chap 6 : a foreign name

39 9 0
                                    


'Tap ... Tap ... Tap'

Suara derap kaki menggema memenuhi lorong sunyi.

"Astaga, dimana letak ruangan penjaga istana yinchen?" Gumam Liu Hongli kesal.

"Letak ruangan nya di dekat gerbang utama" ucap ku dengan singkat, dan langsung mendapatkan tatapan bingung dari tiga Liu bersaudara.

"Apa?" Tanya ku melihat mereka yang berbalik menatap ku. Mereka saling lirik untuk beberapa saat, kemudian menggeleng pelan dan kembali melangkahkan kaki menuju gerbang utama istana yinchen.

Aku yang melihat hal itu hanya mengedikan bahu, dan dengan perlahan berjalan mengikuti mereka. Aku tidak ingat, apa yang terjadi, sebelum aku meninggal.

Entahlah, mungkin sengaja terhapus agar tidak memiliki dendam atau mungkin aku memang tidak tau diriku mati karena apa, yang pasti aku tidak bunuh diri.

Setelah lama mengitari istana yinchen, sampailah kami di pintu gerbang utama istana yinchen. Tepat di sebelah kiri gerbang terdapat sebuah bangunan kecil dengan jedela jeruji besi menghiasi sisi depan bangunan.

Kami pun berjalan mendekat. Disana terlihat lah seorang dua orang prajurit istana yang sedang menunggu di dalam bangunan sambil sesekali membuka lembaran buku.

Mereka yang melihat kami mendekat, langsung dengan segera berdiri dan keluar dari bangunan tersebut.

"Salam hormat kami pada kaisar muda" ucap mereka sambil membungkukkan badan mereka dengan hormat.

Liu Ju Long hanya mengangguk.

"Salam hormat kami pada panglima Hongli" ucap mereka sambil membungkukkan badan hormat di hadapan Liu Hongli.

Liu Hongli juga mengangguk sebagai jawaban.

"Salam hormat kami pada pangeran Liu Quanwei serta pangeran Liu Miren" ucap mereka lagi sambil membungkukkan badan mereka.

Aku dan Quanwei saling lirik untuk beberapa saat, kemudian mengangguk sebagai jawaban nya.

"Ada perlu apa kaisar datang kemari?" Tanya salah satu dari mereka dengan hormat.

"Kami ingin mengecek data pengujung istana yinchen saat hari perayaan penobatan kaisar muda" ucap Liu Hongli dengan serius.

"Tunggu sebentar" ucap salah satu dari mereka, dan langsung melesat masuk kedalam.

Aku yang merasa tidak sanggup menahan perih di kaki ku langsung menjatuh kan diri ku di tanah.

Namun belum sempat bokong ku menyentuh tanah, sebuah tangan kekar langsung menyangga tubuh ku. Aku langsung mendongak untuk mencari wajah pelaku yang menyangga tubuh ku dengan melingkarkan tangan nya di pinggang ku. Belum sempat aku mendongak, tiba-tiba tubuh ku terangkat. Dengan refleks, aku langsung mengalungkan tangan ku di leher orang yang menggendong ku ala bridal style.

Aku mendongak, dan mendapati wajah kaisar muda Liu Ju Long yang menatap lurus kedepan. Aku langsung menunduk kan kepala, wajah ku benar-benar terasa panas. Jantung ku  berdetak dengan cepat. Desiran hangat pun menyapa hati ku.

Liu Ju Long hanya melirik untuk beberapa saat. Ketika melihat ku yang menundukan kepala, seketika membuat nya secara tidak sadar menarik sudut bibir nya sedikit.

Sedangkan, Quanwei dan Hongli mengabaikan adegan tersebut dan memilih untuk berdebat.

"Ini, yang anda minta" ucap salah satu dari mereka yang tadi masuk kedalam dan mengambil barang yang di minta kaisar.

Liu Hongli langsung menyambar buku yang di pegang salah satu prajurit. Dia menengok kearah Kanan dan kiri. Sebelum akhirnya netra nya menatap bangku dan meja kayu yang letak nya tidak jauh dari mereka berdiri. Dengan segera Liu Hongli menarik kerah belakang Quanwei dan menyeretnya menuju meja. Sedangkan kaisar Ju Long dan diriku mengikuti mereka.

Setelah sampai, kaisar Ju Long langsung menurunkan tubuh ku, dan membantu ku duduk di bangku dengan hati-hati. Sedangkan Quanwei dan Hongli, mereka kembali berdebat.

"Diam" ucap kaisar Ju Long dengan tegas, membuat kedua nya diam dan dengan terpaksa menelan ucapan yang akan mereka keluarkan.

Aku menyambar buku yang berada di atas meja. Membuka kembali halaman yang sudah dilipat oleh Liu Hongli.

Aku mengerutkan dahi ketika membaca semua tulisannya. Pasalnya dikatakan disini bahwa hanya pangeran Quanwei yang masuk ke istana dan itupun pada pagi hari, jauh sebelum perayaan penobatan kaisar berlangsung.

"Bagaimana?" Tanya Liu Hongli yang melihat raut muka ku.

"Tidak ada yang berkunjung saat malam hari" ucap ku dengan raut muka bingung yang terpampang di wajah ku.

Seketika kepala ku merasakan sakit yang luar biasa. Aku memejamkan mataku dan memegangi kepala ku yang terasa begitu sakit.

"Didi, kau baik-baik saja kan?" Tanya Hongli khawatir Dan beranjak dari duduk nya. Mendekat kearah ku dan salah satu tangan nya mengusap punggung ku.

Ingatan lama ku langsung menghampiri kepala ku.

Aku langsung menjentikan jari dan meminta air pada mereka.

"Air?" Tanya mereka bersamaan.

Aku langsung menatap mereka dengan malas satu persatu.

"Baiklah-baiklah, tunggu sebentar" ucap Liu Hongli berlari menghampiri para prajurit yang berjaga di dekat sana.

Aku langsung mengusap permukaan yang kosong. Aku ingat saat malam hari mereka akan selalu mengganti tintanya dengan tinta khusus, untuk menjaga keamanan daftar yang takut nya dicuri ataupun di hapus oleh orang lain.

Liu Hongli langsung berlari menuju kami sambil membawa segelas air. Aku langsung menyambar gelas nya dan mencelupkan jari ku kedalam gelas. Aku langsung menyipratkan air nya sedikit demi sedikit kearah bagian kertas yang kosong.

Seketika tangan seseorang langsung menahan pergelangan tangan ku. Aku langsung menengok kearah samping.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Quanwei dengan wajah cantik nya yang terlihat panik.

Aku langsung melepaskan cengkraman tangan Quanwei dari pergelangan tangan ku. Setelah terlepas aku langsung menyipratkan air nya lagi.

Sederet tulisan langsung terlihat. Awalnya terlihat pudar, namun semakin lama tulisan nya semakin terlihat jelas.

"Tinta khusus" gumam Liu Hongli dan kaisar secara bersamaan.

Sedangkan Quanwei langsung menjatuhkan rahangnya, menatap sederet tulisan yang awal nya tidak terlihat.

Aku terdiam melihat deretan kalimat yang sepertinya ditulis oleh orang yang berbeda.

"Mau apa dia kesana?" Ucap Liu Hongli mengerutkan dahi nya.

Aku menggeleng pelan. Rasanya cukup aneh melihat nama orang istana yang tidak pernah berkunjung ke istana yinchen, bertamu kemari.

"Aku tidak mengerti, kenapa dia kemari?" Tanya Quanwei yang juga merasa aneh dengan nama yang tertera di sana.

Kaisar Ju Long, hanya diam dan tidak bicara sepatah kalimat apapun mengenai nama yang tertera disana.

Semua yang berada disana terdiam, dan sibuk dengan pikiran nya masing-masing. Berusaha menyipulkan apa  yang dilakukan orang tersebut disana.

"Hah, aku lapar, aku tidak bisa berpikir jika aku belum makan" teriak Quanwei kesal.

'plak'

Liu Hongli langsung menepuk jidat nya. Aku hanya terkekeh mendengar ucapan Quanwei, ternyata walaupun terlihat sangat anggun, Quanwei tetap lebih memetingkan perutnya. Sedang kan kaisar hanya menggeleng pelan, melihat tingkah adik semata wayang nya.

Kemudian kaisar Ju Long mengalihkan atensi nya dan menatap nama yang tertera di atas kertas yang tinta nya mulai memudar, karena air yang membasahi nya mulai mengering.

"Ji Weixie" gumam sang kaisar sambil menatap tulisan tersebut dengan tatapan tajam.

Tbc

19/03/21

Goodbye Dear Emperor [Orific]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang