Aku mendengus pelan. Merenungi apa yang harus ku lakukan, jika yang menjadi penulis data kematian Bai Lian adalah kaisar, maka akan sangat sulit bagi ku mengulur waktu untuk mendapatkan bukti. Pasti sangat aneh jika aku menahan kaisar untuk menulis sebab kematian ku.
Dengan kesal, dan tanpa pikir panjang. Aku langsung membenturkan dahi ku kemeja. Namun, belum sempat dahi ku membentur permukaan meja. Dengan cepat suatu benda yang dingin serta lembut menghalangi dahi ku,sehingga dahi ku terhalangi dari permukaan meja. Aku mengangkat kepala ku untuk melihat lebih jelas sesuatu yang menghalangi ku, yang ternyata adalah telapak tangan milik seseorang. Aku mendongak dan mencari wajah sang pemilik tangan yang menghalangi ku. Ternyata itu adalah Liu Ju Long. Ia menjadikan tangan nya sebagai penghalang antara dahi ku dan meja.
"Dahimu masih terluka, tapi mau di benturkan lagi?" tanya nya pada ku dengan suara dingin serta tatapannya yang menatap ku tajam. Aku langsung meneguk saliva ku dengan susah payah. Kenapa aku bisa lupa jika tubuh ku sedang terluka.
Aku yang gugup karena aura mencekam yang dikeluarkan kaisar langsung gelagapan, dan dengan susah payah bertanya pada kaisar,
"Apa kaisar sudah menetapkan sebab kematiannya?" tanya ku pada nya menepis aura mencekam yang mencekik ku.
"Belum, aku tidak yakin dengan kematiannya" ucap nya datar sambil memejamkan mata nya dan memijit pelipis nya.
"Kalau begitu kenapa tidak kita selidiki?" Tanpa pikir panjang dan secara refleks aku mengucapkan kalimat ajakan nya dengan antusias, dan langsung mendapat wajah bingung dari kaisar yang mengerutkan dahinya dan menatap ku dengan tajam.
Aku langsung tersadar dengan ucapan ku yang terdengar begitu bersemangat.Seketika tubuh ku menegang, dengan gugup aku langsung menunduk dan meremat hanfu yang ku kenakan. Memikirkan apa yang akan terjad iselanjut nya membuat kaki juga terasa mati rasa. Sial nya aku mengucapkannya dengan lantang di hadapan sang kaisar. Tamat lah riwayat ku.
"hmm... lupakan saja" ucap ku gelagapan dan ingin segera bangkit dariduduk ku, serta kabur dari sini secepat mungkin. Namun, baru saja aku ingin bangun dari duduk ku, suara dingin nya langsung mengintruksiku.
"Mengapa kita harus menyelidiki nya?" tanya nya dengan dingin dan menatap ku dengan tajam, membuat keringat dingin langsung membasahi wajah ku.
Aku diam. Mengatupkan bibir ku dengan rapat. Kembalimembalikan badan dan duduk di posisi semula. Aku tidak bersuara selama beberapa saat, untuk mencari kata-kata yang sekira tepat untuk diucapkan. Akhir nya sebuah kalimat --- yang mungkin milik tubuh sebelum nya--- terputar di benak ku. Kalimat 'Anak Jalang' yang dialontarkan cukup dingin dan terkesan jijik. Membuat ku merasakan sesak, sehingga aku menghela nafas ku dengan cukup kasar. Seakan semua rasa sakit yang menusuk dada ku bisa lenyap hanya dengan sekali helaan nafas. Aku tersenyum kecil untuk menguat kan diri ku.
"Ah,itu ... bukankah aneh jika tiba-tiba anak jalang itu mati tanpa sebab, jika dia bunuh diri maka itu tidak mungkin karena pasti ia sudah melakukannya jauh sebelum ia datang ke istana dan mendapat perlindungan dari paman" ucap ku dengan sedikit gugu, ketika rasa sesak yang kurasakan sedikit berkurang.
Kaisar yang sedari tadi memperhatikan ku, mulai memikirkan ucapan ku. Dia terlihat berpikir sejenak, kemudian menghela nafasnya dan menatap ku dengan tajam. Membuat ku langsung mengatupkan bibir ku dengan rapat,dan kembali meremat hanfu ku. Situasi seperti inilah yang paling kubenci jika berhadapan dengan kaisar. Perasaan gugup, takut, dan merasa bersalah, selalu menghantui ku, ketika diriku tidak sengaja berpapasan dengan kaisar.
Suara nya yang dingin, membuyarkan lamunan ku. Membuatku tersadar dan langsung menggeleng pelan untuk menepis perasaan yang selama ini menghantui ku.
"Kau benar, aku akan menunda pencatatan kematiannya" ucap sang nya pasrah dan mengambil buku yang berada di depan ku. Dia beranjak dari duduk nya. Menutup buku yang ia gengam, kemudian menyusunnya dengan rapi di rak buku yang tepat berada di belakangnya
Dia terlihat sangat sempurna dari sisi mana pun. Dengan bahu lebar nya yang pasti sekuat baja, kulit putih pucat, serta lengan kekar nya. Membuat penampilan nya dapat memikat siapapun yang melihat nya, selain penampilannya wajahnya juga tidak diragukan lagi, sangat menawan. Aku yakin jika dia mau, maka dia akan memiliki banyak selir di masa depan. Tanpa sadar kedua sudut bibir ku terangkat sedikit, saat mengamati punggu sang kaisar yang membelakangi ku.
"Kau harus membantu ku" ucap nya sambil tanpa membalikan badan. Kalimat yang ia lontarkan bukan seperti kalimat ajakan, melainkan kalimat perintah. Jadi mau tidak mau... tidak mungkin aku menolak untuk menyelesaikan tugas ku.
Aku mengangguk sebagai jawabannya. Karena tidak mendengar suara ku yang meng iyakan ajakan---perintah--- yang di lontarkan padaku, ia pun membalikan tubuh nya menatap ku dengan wajah datar nya. Aku lupa jika tadi, aku hanya mengangguk sebagai jawaban nya, tanpa tau jika kaisar tidak dapat melihat wajah ku, karena posisi nya sedang membelakangiku.
Aku langsung menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal, dan mengangguk pelan sebagai jawaban nya. Dia yang melihat anggukan ku,langsung berjalan menjauhiku---keluar dari istana rongyao---. Sebelum kaki nya melangkah melewati pintu istana rongyao, kaisar menyempatkan diri untuk berhenti dan mengucapkan beberapa kalimat.
"Lain kali jika merasa kesal atau marah lampias kan saja pada suatu benda,jangan seenak nya menjadikan tubuh mu pelampiasan" ucap nya dengan tenang dan tanpa membalikkan tubuh nya. Setelah menyelesaikan kalimat nya, kaki nya pun kembali melangkah. Meninggalkan istana rongyao.
Perasaan hangat kembali menelusup kedalam dada ku. Hati ku menghangat, wajahku terlihat memberikan senyuman tulus, yang selama aku hidup hanya terkubur dalam bayang-bayang penghinaan. Air mata mulai menggenang dikedua mata ku. Tidak sanggup membendung nya, sebulir air mata pun jatuh membasahi pipi mulus ku. Ini adalah kali pertama nya aku diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang, walaupun sebagai Liu Miren. Tapi aku sangat bersyukur. Aku mengusap air mataku, namun malah semakin deras aku menangis. Utung lah istana rongyao dalam keadaan sepi, dan para petinggi istana yang sibuk dengan pekerjaan masing masing. Jadi tidak akan ada yang merasa aneh, ketika melihatku menangis.
Pertama kali nya, aku menangis karena bahagia bukan karena hinaan yang menyiksa batin ku. Untuk pertama kali nya aku tidak bisa menguasai diri untuk tidak menangis, dan untuk pertama kali nya hati ku yang sudah hancur serta terluka kembali merasakan perasaan hangat. Aku mengatur nafas ku, dan menaruh tangan ku di atas meja sebagai bantalan untuk tidur. Aku memejamkan mata ku membiarkan perasaan bahagia yang ku rasakan tercampur dengan mimpi yang ingin ku arungi.
***
Sebuah kata yang terucap, dengan makna yang tersirat. Membuat sesuatu yang tabu, tanpa aba-aba mulai menunjukan kehidupannya.
Tbc
03/16/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Dear Emperor [Orific]✔
FantasyTitle: Goodbye dear emperor. Written by: 袁星 / Yuan Xing Start: 210220. End : 210312. Status: END. Genre: Yaoi (BxB, MxM, Gay) & fantasi. ^~^~^~^~^~^~^~^~^~^~^~^~^ Bagaimana rasanya jika kamu berada di posisi ku? menutup mata dan meninggalkan dunia...