Chap 2 : New body

101 11 2
                                    

Cahaya matahari menyinari seluruh ruangan dan mengusik seseorang yang sedang tertidur pulas diatas kasur nya.


"Eugh ..." seseorang tersebut melengguh. Terusik dengan cahaya matahari yang menerobos masuk, menerangi seluruh ruangan.


Sosok yang tadi nya tidak mau bangun, akhirnya terpaksa membuka mata nya. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengerjapkan mata nya beberapa kali. Ia kemudian mengangkat tangan nya keudara. Membolak balik kan tangannya dan menyentuh wajah nya.


"Cih ..., entah tubuh siapayang ku ambil alih jiwa nya" gumam nya masih dengan membolak balikkan tangan nya.


'Ting'


Seketika sosok tersebut langsung bangkit dari posisi tidur nya menjadi duduk.Memegangi kepala nya yang terasa amat sakit ketika suara asing terdengar begitu nyaring di kepala nya.

Kemudian entah bagaimana setumpuk memori dari pemilik sebelumnya menghantam otak nya, sehingga kepala nya serasa akan pecah.


"Argh..." pekik nya ketika memori tersebut berlomba-lomba masuk ke dalam otak nya.


'Brak'


Pintu terbuka dengan sangat tidak elit nya sehingga menghasilkan suara yang cukup berisik.


"Pangeran!" teriak sosok pelayan wanita yang melihat pihak lain sedang memegangi kepala nya dan memekik kesakitan.


"Saya akan panggilkan tabib"ucap nya kemudian melenggang pergi meninggalkan sosok yang di panggilnya pangeran tersebut.


"Cukup ..., ini menyakitkan"ucap nya masih dengan memegangi kepala nya. Namun seolah tuli, ingatan pemilik sebelum nya malah semakin menghantam dengan tidak sabaran. Membuat kepala nya benar-benar akan pecah.


"Pangeran, tolong berbaringlah saya akan memeriksa keadaan anda" ucap sosok wanita mengenakan hanfu putih yang buru-buru duduk disamping pihak lain dan membantunya berbaring.


Setelah sang tabib memberikannya sebuah obat . Rasa pening yang tadi dia rasakan mulai sedikit berkurang.


"Bagaimana keadaannya?"tanya pelayan wanita yang tadi memanggil sang tabib untuk menemui tuan nya.


"Dia cukup baik, mungkin karena benturan cukup keras yang mengenai kepala nya membuat nya merasakan pusing" Ucap sang tabib.


"Pangeran cukup beruntung karena bisa selamat, setelah jatuh dari tebing bukit sǐ de" lanjut sang tabib, yang di iya kan oleh pelayan yang berada disana.


Sosok yang sedang terbaring lemah langsung terkejut mendengar perkataan sang tabib. Bagaimana tidak terkejut, tebing bukit sǐ de terkenal telah merenggut nyawa banyak orang. Siapapun yang jatuh dari sana, kemungkinan nya sangat kecil bisa hidup dan selamat dari sapaan sang pencabut nyawa. Maka dari itu mengapa bukit tersebut dinamakan bukit sǐ de yang berarti kematian.

Goodbye Dear Emperor [Orific]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang