6

284 51 6
                                    

Biasakan vote sebelum membaca
Salam sehat dan semangat.





Hati ini seakan mati
Jiwa ini seakan kosong
Tapi entah bagaimana awalnya
Hati ini seolah menemukan nada nya
Nada yang membuat nya hidup kembali.








"cha kita pulang dulu yah?" pamit rena dan jeno setelah mereka menyelesaikan tugasnya

"gue juga" sambung jimi dengan suara datar

"eh, jim lo bisa pulang nanti aja ga? Sampe frans pulang. Kan kasian chacha Sendiri di rumah" rena yang meminta jimi untuk tetap tinggal di sana sampai abang nya chacha pulang, padahal dia punya maksud terselubung.

"gpp ko ren, aku berani sendiri "

"ga bisa cha, sekarang tuh rampok berani mau rame atau sepi, mau siang atau malem.  Hiiiih serem cha"

Jimi pun menaruh kembali tasnya dan duduk d sofa ruang tamu "gue temenin lo sampe abang lo datang"

"kalo gitu kita duluan yah, bayy cha jim" pamit rena dan jeno sambil tersenyum dan mengerlingkan mata








........
Suasana di ruang tamu menjadi sangat canggung karna dua orang di sana hanya saling diam tanpa pembicaraan apa pun.

"echm, jim kamu laper ga? " chacha memecah ke canggungan diantara mereka

"sedikit " jawab jimi masih dengan nada datar nya,masih fokus dengan hp nya tanpa menoleh ke chacha.

"aku buatin makan yah?" tanya chacha ragu

"emang kamu bisa masak? " kali ini dia menoleh ke arah chacha dengan mengerutkan alisnya seakan ragu kalo chacha bisa masak

"ia-ia meskipun ga seenak masakan bunda, tapi aku bisa masak ko" balas chacha sambil memanyunkan bibir nya tidak terima

"oh, boleh deh"masih dengan nada datar, meskipun dalam hatinya gemas melihat kelakuan chacha barusan

Chacha pun pergi menuju dapur untuk memasak dengan beberapa bahan yang ada di kulkas, chacha pun mulai melakukan kegiatan masaknya dengan serius, sampai tidak menyadari kedatangan jimi.

"ada yang bisa d bantu? "

"auwh" tidak sengaja pisau yang chacha pegang mengenai jarinya karna terkejut atas kedatangan jimi yang tiba-tiba, jimi pun panik langsung menarik tangan chacha dan mengemutnya. Chacha membeku terkejut atas apa yang baru saja jimi lakukan.

"kotak p3k dimana? " pertanyaan jimi menyadarkan chacha dengan keterkejutan nya

"em-emh di laci sebelah kiri kamu" jimi menarik lembut chacha agar duduk d kursi kemudian mengobati lukanya

"maaf yah aku kagetin kamu? " jimi berucap masih dengan mengobati chacha

"apa, jimi ngomong aku kamu? "  monolog chacha mendengar jimi bicara aku kamu, padahal biasanya ngomong gue lo

"ia gpp, aku yang ga hati-hati "

"uda selesai, sekarang kamu duduk di sini biar aku yang masak" membereskan kotak p3k, kemudian menuju dapur melanjutkan pekerjaan chacha yang di buat nya tertunda

"loh kok kamu yang masak?" protes chacha

"kan tangan kamu luka, itu juga gara-gara aku, jadi sebagai permintaan maaf biar aku yang masak. "

"emang kamu bisa masak?" pertanyaan yang sama seperti pertanyaan jimi saat chacha bilang akan masak

"bisa, aku biasa masak di rumah dulu sebelum mamah pergi ninggalin aku." ada sedikit penekanan saat jimi mengatakan sebelum mamah pergi ninggalin aku. Chacha bingung harus merespon bagaimana, ada beberapa pertanyaan di kepala nya tapi dia takut menanyakan nya.

Y ❤ UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang