9

299 40 2
                                    

Seorang gadis sedang berdiri gelisah menunggu di depan ruang ugd, menunggu kabar bundanya yang sejak tadi sedang di periksa di dalam sana.

Chacha sudah menghubungi frans sesaat dia sampai di rumah sakit, frans hari ini ada latihan basket jadi saat di telpon chacha dia buru-buru ijin untuk pergi kerumah sakit menyusul chacha

Suara derap langkah yang terburu-buru dapat chacha dengar, bukan cuma satu tapi beberapa pasang kaki yang terdengar

"hu hu hu" suara nafas terengah-engah frans,membuat chacha menoleh pada nya. Tanpa banyak berpikir chacha langsung menghambur ke pelukan frans,dia menangis menumpahkan segala ke hawatiran nya yang sejak tadi dia tahan.

Frans mengusap punggung sang adik, dia pun sama hawatir tapi dia mencoba tegar karna dia laki-laki satu-satunya di keluarga ini, jadi dia harus menjadi orang yang kuat untuk 2 orang yang paling dia jaga dan cintai ini (ups tambah satu orang lagi,sang pujaan hati).

"bunda dimana dek? "

"hik hik, di dalem masih di periksa" jawab chacha sambil terisak

Shella, dimas dan dinda yang tadi ikut bersama frans pun ikut sedih. Shella dan dinda menghampiri chacha yang sudah tidak berada di pelukan frans lagi, mereka mengajak chacha duduk dan memeluk dari samping menguatkan chacha, sedangkan dimas menepuk-nepuk pundak frans mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Setelah menunggu satu jam dokter yang memeriksa bunda pun keluar

"keluarga ibu ashila"

"ia kami anaknya dok" jawab frans dan chacha menghampiri sang dokter

"ibu kalian tidak apa-apa Ini hanya kondisi ringan, ini terjadi karena stres, kepanasan, dehidrasi, kelelahan, atau berlarut dalam kesedihan yang mengakibatkan ibu kalian pingsan, jadi tidak perlu hawit.  Ibu kalian hanya perlu beristirahat beberapa hari, nanti dia akan di pindah kekamar pasien" jelas sang dokter

"baik, terimakasih dokter" balas frans sambil membungkuk

Sang Dokter pun pergi meninggalkan mereka.









.........    ...........
Mereka sudah di dalam kamar rawat bunda, bunda masih belum sadarkan diri, frans memandang wajah pucat dan tubuh kurus bundanya, hatinya merasa nyeri.

Dia merasa belum mampu menjadi anak yang baik untuk bundanya, dia berpikir seharusnya dia yg bekerja untuk keluarga ini karna dia adalah anak laki-laki di keluarga ini, seharusnya dia yang menjadi penopang keluarga ini, seharusnya seharusnya seharusnya hanya itu yang ada di pikiran frans.

Dinda dan dimas berada di samping chacha yang duduk di samping ranjang bunda dengan wajah sendunya, shella yang sejak tadi memperhatikan frans merasa sedih.

dia tau apa yg sekarang sedang frans pikirkan karna shella tau seberapa sayang frans pada keluarganya, bahkan setiap frans mengobrol dengan shella entah itu lewat telepon atau whatsapp frans tidak pernah terlewat untuk menceritakan chacha dan bunda padanya, sesayang itu lah frans pada 2 bidadarinya itu,begitulah frans memanggil mereka bidadarinya.

Frans tersadar ketiak sebuah tangan menggenggam tangannya,yang tak lain adalah shella yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya.

"you ok? " tanya shella

"i'm okay" jawab frans sambil mengulas senyum pada shella,kemudian menepuk kapala shella lembut seakan berkata bahwa dia baik-baik saja, meskipun shella tau hati frans tidak baik-baik saja.










Karna waktu sudah senja dimas dan dinda pun berpamitan untuk pulang

"gue pulang dulu yah sob, kalo ada apa-apa jangan sungkan hubungin gue"

Y ❤ UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang