Suara dentuman music terdengar begitu keras, dua sosok lelaki di dalam kerumunan penonton pun asik menikmati lagu, sambil sesekali mengikuti sang vokalis menyanyikan lirik lagu nya.
"woah, mas duta suara nya masih keren yah pah?" ucap jimi antusias setelah selesai menyaksikan konser sheila on 7, merekapun beristirahat di sebuah tempat makan, karna setelah menghabiskan tenaga untuk teriak-teriak perut merekapun ikut teriak minta di isi.
"ia bahkan dia masih lincah seperti dulu"
"bener pah, bener banget" balas jimi sambil menepuk kedua tangan nya
"kapan-kapan kita harus nonton lagi kalo mereka adain konser" jimi sambil menyedot minuman nya
"ia ia" jawab jefry
Merekapun selesai makan, sekarang mereka masih duduk menikmati pemandangan di luar restoran sambil mengobrol. di bilang senang tentu saja senang, setelah sekian tahun mereka tidak sedekat ini, tapi sekarang hubungan itu agaknya sudah mulai mencair.
"jim"
"ia"
"papa mau cerita"
"ia" jimi mengalihkan atensinya yang tadi fokus ke luar sekarang beralih menatap sang ayah
"emm, papa kemarin ketemu temen lama papa" suara jafry terdengar sedikit gugup, sedangkan jimi masih menyimak ucapan papa nya
"dia seorang perempuan, dan~dan papa sepertinya menyukai nya" lanjut jefry dengan raut cemas menatap jimi, dia takut pembicaraan ini akan membuat hubungan mereka renggang kembali.
"apa dia juga menyukai papa?" tanya jimi
"belum tau, kami baru mengobrol biasa " jawab jefry sambil menggaruk tengkuk nya kikuk
"baru mengobrol biasa dan papa jatuh cinta?" jimi tidak habis pikir dengan papanya, kenapa dia lebih parah dari dirinya saat suka dengan perempuan. Jefry hanya mengangguk menjawab pertanyaan jimi
"papa pastikan dulu dia menyukai papa atau tidak, kan ga keren seorang jefrry hendrawan pengusaha terkenal di tolak perempuan" ledek jimi dengan muka tetap datar
"kalo memang dia menyukai papa dan mau menerima papa aku sih ga keberatan, toh mama juga sudah lama memulai hidup barunya" ucap jimi pada jefry, dia mengerti papanya sudah lama sendiri, sudah waktunya dia juga punya seseorang yang akan mengurus dan memperhatikan nya bukan?
"baik, papa akan pastikan" balas jefry dengan senyum yang memperlihatkan dua pipi bolong nya, dengan perasaan lega karna putranya tidak keberatan akan niatannya.
Setelah selasi mengobrol dan bercerita segala hal, ayah dan anak itu memutuskan untuk pulang dan istirahat karna besok mereka sudah kembali ke rutinitas seperti biasa.
Keesokan harinya di sekolah, suasana kelas seperti biasa ramai dengan kelakuan Anak sekolah pada umumnya, ada yang sibuk mencatat pr yang seharusnya di kerjakan di rumah, ada juga yang sibuk bergosip entah tentang murid di sekolah atau drakor yang sedang mereka tonton, bahkan ada yang sibuk memoles wajahnya dengan berbagai macam alat makeup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y ❤ U
RandomBahagia itu tidak selalu tentang kita, bisa jadi bahagia itu tentang "dirinya"..