"loh bang,mata kamu kenapa?" bunda terkejut melihat mata sang anak yg bengkak karna menangis semalaman, anggap lah frans cengeng kalo itu berkaitan dengan sang ayah
"heheh, ga papa bun" frans tertawa dan menggaruk tengkuk nya menjawab pertanyaan bunda, chacha baru saja datang ke meja makan kemudian duduk di samping sang kakak
"lah, ade juga kenapa? " bunda yang tambah heran melihat mata sang putri yang tidak jauh berbeda dengan abangnya
"abang tuh bun, semalem ngajak nonton film sedih. Kirain kuat ga taunya nangis juga kaya adek" chacha beralasan sambil memanyunkan bibir
"kalian ini ada-ada aja, besok-besok kalo mau nonton begitu jangan hari sekolah yah, tuh liat muka kalian serem banget" bunda menunjuk wajah kedua anaknya bergantian, mambuat chacha dan frans saling memandang kemudian tertawa
"hahahaha, muka lo jelek banget de" frans menertawakan sang adik
"dih, ga sadar diri, ngaca muka abang lebih jelek, Wlee" balas chacha tidak terima
"uda-uda ayo sarapan terus berangkat sekolah" bunda menengahi keributan mereka
"bunda hari ini mulai kerja?" tanya frans pada sang bunda mengalihkan pembicaraan
"ia bang, kasihan om rudi repot, lagian bunda uda sehat ko" jawab bunda meyakinkan sang anak
"jangan capek-capek yah bun?" pinta chacha dengan wajah memelasnya
"ia sayang" mengusap lembut rambut chacha
"bun" panggil frans
"hmm"
"bundaaa....ga pengen nikah lagi?" dengan nada ragu, hawatir bunda marah dengan pertanyaan nya. Seketika sang bunda terdiam, di letakannya sendok yang tadi di pegangnya, kemudian tangan nya terulur ke kepala sang anak.
"bunda uda cukup punya kalian dan ayah di hati bunda" tersenyum ke arah frans
"tapi bunda butuh seseorang yang bisa bikin bunda bahagia, orang yang bakal ada waktu bunda lelah atau sedih bun"
"emang kalian ga mau bikin bunda bahagia? Ga mau jadi sandaran bunda?" tanyanya memasang wajah seolah kecewa sambil mengembungkan pipinya
"bukan gitu bund, tapi.... "
"uda uda, tar kesiangan sekolahnya" potong bunda mengalihkan pembicaraan, yang belum siap bunda jawab, karna sampai saat ini bunda memang belum terpikirkan untuk menganti sosok alm sang suami.
Mereka pun mengerti maksud bundanya, mungkin saat ini bunda belum bisa menerima sosok lain di hidup nya, mungkin nanti, ia nanti.
Setelah selesai sarapan, mereka pun pamit berangkat kesekolah tidak melanjutkan pembahasan yang tadi.
setelah kedua anaknya pergi shila duduk di sofa ruang tamu memandang foto keluarga yang tergantung di dinding, dia berjalan mendekat dan meraih foto itu
"mas, apa aku bisa cari pengganti kamu? Apa kamu ga akan kecewa sama aku mas?" dengan wajah sendu memandang wajah sang suami
"hiks, hiks aku kangen sama kamu mas" ahirnya air mata yang selama ini ia pendam seketika pecah begitu saja, sambil memeluk foto di tangannya.
"cha" suara seseorang yang membuat chacha dan seisi kelas menoleh padanya, orang tersebut berjalan ke arah chacha,semua pasang mata memandang sosok tersebut dengan pandangan mengagumi
"nanti jadi latihan kan?" tanya orang tersebut dan di jawab anggukan oleh chacha sembari tersenyum padanya
"ia uda tar gue tunggu di lab kesenian" berjalan keluar setelah memastikan jadwal latihan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Y ❤ U
RandomBahagia itu tidak selalu tentang kita, bisa jadi bahagia itu tentang "dirinya"..