Bab 1

890 115 23
                                    

Petunia menatap datar kartu undangan pernikahanan adiknya Lily. Rasanya baru kemarin dirinya melihat adik kecil anehnya sedang tersenyum bahagia menuju sekolah aneh dengan embel-embel sihir bernama hogwarts. Dengan muak Petunia melempar kartu itu kesembarang arah.

Sungguh sial nasibnya, Petunia selalu berpikir dia akan menikah dengan Vernon Dursley. Tapi sayang tingkah James di restoran tempat berkenalannya Petunia dan Vernon dengan kekasih Lily membuat Vernon marah.Pupus sudah harapan Petunia agar Vernon memahami sisi dunianya yang tidak ingin dirinya beritahu kepada orang lain. Sampai detik ini lelaki Dursley itu masih tidak menghubunginya. Apalagi dengan pertengkaran hebat antara dirinya dan Vernon dengan berakhirnya hubungan antara mereka.

Petunia menghembuskan napas kasar. Rambut pirangnya yang selalu lurus kini sedang acak-acakkan. Matanya memerah habis menangisi nasibnya kini. Orang tuanya mungkin sedang makan malam dengan Potter sialan itu bersama adiknya Lily yang berbahagia ketimbang Petunia yang kini sedang bersedih pasca putus di flat kecil amannya. Tempat pelarian terakhirnya.

Petunia sampai sekarang masih ingat bagaimana adik kecik anehnya bahagia mendapatkan surat pertamanya. Serta profesor dengan pakaian aneh datang kerumahnya. Keanehan kelahiran Lily selalu membuat Petunia merasa janggal. Bagaimana Lily menerbangkan bonekanya ketika berumur 3 tahun saat dia marah. Atau lampu dirumahnya selalu mati nyala ketika Lily kecil selalu menangis hebat.

Petunia juga ingat memergoki Lily dan kawan anehnya Lily si Severus Snape sedang membaca surat yang dikirimkan kepada Albus Dumbledoree. Petunia marah dan juga kecewa. Dirinya tidak akan pernah bisa seperti Lily. Mengeluarkan hal ajaib dari tongkat kayumu. Atau ramuan yang membuatmu berubah menjadi orang lain. Sejak kecil hingga sekarang Petunia selalu cemburu dengan adiknya Lily.

Petunia selalu bangga ia terlahir normal. Tapi adakalanya dia ingin seperti Lily. Bisa melakukan hal-hal ajaib disekitarnya tanpa batas. Orang mana didunia ini tidak iri untuk terlahir istimewa?. Petunia akui egonya memang besar hingga dirinya masih tidak meminta maaf mengenai dirinya meneriaki adiknya Lily dengan sebutan 'freak'.

Petunia mengambil tissu dan menghapus ingusnya dengan kasar. Petunia terduduk dilantai dengan karpet berbulu dengan warna ungu kini penuh dengan sampah tisu yang dibuang Petunia sembarangan. Suara dering telepon berbunyi yang sedari tadi tidak diangkatnya. Dengan malas Petunia berjalan dengan langkah gontai menuju telepon yang terletak diruang tamu atau bisa juga sebagai ruang santai. Berhubung flat yang ditinggali dirinya tidak terlalu besar tapi masih ada dapur yang bersebelahan dengan ruang tamu. Jemari lantiknya mengangkat telepon. Petunia berdehem sebelum menjawab telepon. Itu pasti ibunya yang memaksanya untuk menghadiri makan malam keluarga Evans dan Potter.

"Petunia kenapa kau tidak datang. Sebentar lagi Lily akan menikah. Tidakkah dirimu ingin berkunjung sekedar bertukar sapa", Mrs.Evans bertanya kepada putrinya yang entah sedang melakukan apa.

"Tidak, aku tidak mau bertemu dengan orang yang telah menghancurkan hubungannku dengan Vernon" Petunia menjawab membuat Mrs.Evans yang mendengarnya hanya bisa memutar matanya malas mengenai keras kepala putrinya Petunia.

"Astaga Petunia, kau tidak harus bersama lelaki gemuk aneh itu. Kau itu cantik lebih pantas kau bersama yang lain. Ku dengar Sirius Black teman Lily dari sekolahnya itu sangat tampan. Jika kau tidak mau datang ke pernikahan Lily yang akan berlangsung 3 hari lagi, ibu akan menyeretmu. Aku tidak peduli jika kau berteriak kesetanan" Mrs. Evans berujar panjang lebar. Dirinya tidak mengijinkan Petunia menyela sedikitpun.

"Mom!" Petunia berteriak dibalik telepon. Ayolah, siapa yang mau bertemu dengan orang yang sudah menghancurkan hubunganmu. Apalagi itu adalah calon adik iparmu.

"Sudahlah, berbicara denganmu membuang waktuku. Jangan lupa untuk tidur tepat waktu. Aku tidak ingin melihat wajah kusutmu datang ke pernikahan adikmu" Mrs.Evans kini meceramahi putrinya lagi.

Petunia and Wizarding WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang