Bab 11

498 64 15
                                    

Petunia merasa bingung. Ia tidak bisa mengingat dengan jelas mengenai kejadian hari itu. Saat Evan melontarkan mantra aneh yang membuat ia pingsan. Rasanya seperti ada yang hilang. Entahlah, mungkin itu adalah salah satu efek dari dirinya yang jatuh dan mendarat langsung ke lantai tanpa pengaman. Membuat gadis berambut pirang itu langsung meraba belakang kepalanya.

Lupakan tentang Evan. Petunia tidak ingin memberatkan kepalanya dengan mencari asal usul pria itu. Ia harus memikirkan kontrak pernikahan yang bisa menguntungkan dirinya. Petunia tidak mau rugi.

Gadis berambut pirang itu memajukan tubuhnya. Membuat pria yang sekarang menjadi suaminya menegakkan tubuhnya mundur. Alis pria Rosier itu terangkat melihat tingkah laku Petunia yang tiba-tiba saja mendekatkan diri kepadanya. Evan berdeham, ia menunjukkan rasa tidak nyamannya, membuat Petunia perlahan mundur. Anehnya mengapa Petunia merasa sorot mata Evan terlihat sedih? Tanpa Petunia sadari, Evan mengepalkan tangannya. Sedari tadi detak jantung pria itu begitu cepat. Entahlah, mungkin karena Evan tidak terbiasa atau mungkin ia perlahan merasakan gelombang perasaan yang sangat ia benci.

Evan menatap wajah Petunia. Mata birunya menangkap ada yang salah dengan wajah cantik gadis muggle itu. Mata Petunia masih bengkak, dan dari tampilan gadis itu tunjukkan. Sepertinya ia baru saja menangis hebat. Perlahan, Evan mengeluarkan perkamen dan pena bulu, serta cokelat katak. Dan memberikannya kepada Petunia yang menampilkan wajah kebingungan. Evan bisa melihat bahwa bibir gadis itu terbuka dan ingin melontarkan pertanyaan kepada dirinya tapi sepertinya Petunia urungkan. Ia bisa mendengarkan suara lirih terima kasih dari Petunia.

"Apa yang akan kau perbuat dengan itu?," tanya Petunia setalah menghabiskan cokelat kataknya.

Evan melengkungkan senyuman, berusaha meyakinkan nyonya baru Rosier. Membuat Petunia kikuk melihat senyuman manis penyihir laki-laki itu. Perlahan Petunia bisa merasakan pipinya memanas. Ah, Petunia tidak bisa membayangkan melihat wajahnya yang berwarna semerah kepiting rebus.

Jangan bersikap bodoh Petunia. Rutuknya.

Omong-omong, mengapa akhir-akhir ini hati dan pikirannya tidak bisa berkerja sama? Dengan wajah cemberut, Petunia mengamati Evan yang kini sedang menulis. Dahinya mengerut melihat ketidak efisie pena bulu yang dipakai Evan. Terlalu kuno dan meyulitkan.

"Apakah ada hal yang tidak kau suka dari perjanjian ini?" Evan bertanya. Membuat alis Petunia mengerut. Dengan perlahan, Petunia berusaha memahami isi perjanjian antara dirinya dan Evan.

Kontrak Pernikahan Magis

Pihak pertama: Evan Rosier
Status: Pureblood

Pihal kedua: Petunia Rosier née Evans
Status: Muggle

1. Sebagian harta kekayaan pihak pertama akan diwariskan kepada pihak kedua jika pihak pertama tiada.

2. Pihak kedua diharuskan tinggal di dunia sihir dan diizinkan untuk sesekali mengunjungi dunia muggle.

3. Pihak kedua diizinkan tinggal di dunia muggle jika pihak pertama tiada.

4. Pihak kedua tidak diwajibkan memiliki pewaris dari pihak pertama.

5. Pihak kedua diwajibkan mengikuti sandiwara yang diciptakan pihak pertama.

"Apa yang kau maksud dengan nomor lima tersebut? Memangnya sandiwara apa yang akan kau ciptakan?," tanya Petunia. Alisnya mengerut tidak suka. Ia tidak paham apa yang dimaksudkan dalam perjanjian tersebut. Terlebih Evan hanya tersenyum memberi tanggapan.

Petunia and Wizarding WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang