Bab 3

657 94 30
                                    

●●●»»»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




»
»
»

Pernikahan Lily tinggal 1 hari lagi. Petunia merasa tidak enak bertemu adiknya.Gengsi nya terlalu tinggi untuk bertemu apalagi hanya mengucap sekedar selamat. Gadis berambut pirang itu sudah muak dengan segala hal berbau sihir. Apalagi dirinya baru saja menyelamatkan pria misterius dengan tatto ular dan tengkorak.Sungguh aneh.

Besok mungkin menjadi hari bahagia Lily. Tapi tidak baginya, dirinya hanya bisa terpaku layaknya gadis biasa diputus cinta. Petunia ingin seperti Lily, bertemu pangeran tampan yang menerima dirinya apa adanya. Sayangnya, Vernon lelaki yang digadang akan menjadi suaminya memutusnya secara sepihak.Dirinya mungkin tidak akan pernah mengenakan baju pengantin indah layaknya princess disney. Atau pernikahan yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup.

Jika kalian berpikir dia adalah kakak yang jahat. Ya, dia mengakuinya dengan sukarela. Petunia tidak menjadi kakak yang baik. Selalu cemburu dan membenci Lily.Apakah orang-orang hanya melihat dirinya dengan tampilannya saja. Mungkin iya, tidak seperti Lily yang spesial. Dirinya hanya gadis muggle biasa yang meinginkan sihir walau kenyataan berkata sebaliknya.

Sedari kecil Petunia selalu diajari orang tuanya untuk mengalah kepada adiknya. Petunia selalu bersabar tapi dia juga manusia bukan. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah egois.Lily selalu mendapatkan perhatian kedua orang tuanya. Sedangkan dia?. Petunia tidak tahu.

Banyak orang bertanya kepadanya. 'Kamu kalau besar mau menjadi apa?'.Hanya sebuah kalimat itu yang membuat Petunia sampai sekarang masih bingung.

Apa tujuan hidupmu yang sebenarnya?.

Jika dipikir-pikir dia tidak seperti Lily yang mengambil resiko.Hanya saja ia lebih seperti air sungai yang mengalir.Tidak tahu sampai mana ujung tepinya.Anehnya dia selalu tidak punya tujuan.Mungkin karena dia pribadi yang mudah menyerah?.

Dengan kesal Petunia merebahkan dirinya di kasur.Melepaskan penat karena seharian harus bersih-bersih flatnya. Selama seminggu ini dirinya agak malas untuk melakukan apapun.Bahkan untuk keluar sekedar berjemur terkena matahari.

Hembusan napas berat terdengar dari dirinya.Setelah kepergian pria aneh itu dia merasa sakit.Seperti ada yang bergejolak di dalam tubuhnya.Petunia tidak tahu apa.Selama seharian penuh dia hanya bisa berdiam diri dalam kamarnya.Suara dering telepon saja yang terus berbunyi membuat kepalanya pusing.Dengan menghentakkan kaki jenjangnya, ia bangun dan menuju telepon yang membuatnya kesal.

"Mom, bisakah kau berhenti menelponku!",Petunia berkata dengan sedikit meninggi.Astaga dia terasa seperti anak yang durhaka.

"Halo miss Evans" sebuah suara dari seberang menyahut dalam suara bariton.Petunia mengerutkan alisnya bingung.

"Maaf, ini siapa?" Petunia bertanya.

"Aku tidak menyangka kau melupakan diriku yang tampan ini" suara narsis terdengar.Petunia membulatkan matanya.Mungkin jika kalian melihat itu tampak hampir sebesar telur. Apakah ini pranks dari teman suaminya Lily?.Petunia rasa Lily selalu menceritakkan betapa nakalnya James dan kawan-kawannya.Apakah namanya Marauders?. Nama yang konyol menurutnya.

Petunia and Wizarding WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang