GIFT

339 18 0
                                    

HAPPY READING:)

"Aku tak tau kenapa Taehyung selalu pulang larut malam dan berangkat pagi semenjak satu bulan yang lalu," pemuda mungil itu menampakkan raut wajah sedihnya, sedangkan pemuda yang tampak berwibawa itu hanya bisa mengusap pelan punggung ringkih pemuda di sebelahnya.

"Mungkin dia ingin bekerja keras Jimin-ah," yang dipanggil Jimin tetap menunjukkan raut wajah sedih.

"Tapi pesanku selama seminggu ini tak dibaca dan aku.. takut," lirih Jimin di akhir kalimatnya.

"Mungkin dia memang sibuk Jimin-ah," Jimin mengangguk mencoba mengiyakan ucapan sahabatnya itu. Memang kekasihnya dari bulan lalu sampai sekarang terus menerus bekerja dari pagi sampai larut dan itu membuat Jimin khawatir dengan kondisi kekasihnya. Kalaupun ditanya, Taehyung tidak akan menampakkan batang hidungnya tapi selalu meninggalkan stiky note yang ditempel di meja makan atau kulkas jika dirinya akan pulang larut sehingga Jimin tidak usah menunggunya.

Khawatir? Tentu.

Bagaimana jika kekasihnya itu tiba-tiba sakit?

"Namjoon hyung, sepertinya aku harus pulang. Jika ada waktu kita akan berbicara disini lagi," dan Namjoon, sahabatnya mengangguk lalu membalas jabatan tangan Jimin dan tak lupa melambaikan tangannya sampai punggung ringkih Jimin menghilang dari hadapannya.

'Tinggal malam ini Taehyung-ah, semoga berhasil'

Sebenarnya Jimin tak pulang, dirinya mengingat jika bahan makanan dirumah hampir saja habis dan memutuskan untuk ke supermarket terdekat yang berada di dua bangunan sebelah kiri cafe.

Wortel, daun bawang, cola, bir, telur, gula, garam, ramyeon, kimchi, minyak, kecap asin, selada, bihun, tteok dan nasi instan.

Walau kelihatan sedikit, tapi dirinya itu mengambil sedikit banyak mengingat jika besok adalah hari ulang tahunnya dan berniat untuk memasakkan Taehyung, jika.. kekasihnya itu pulang ke rumah dan mengucapkan selamat ulang tahun dan kata 'aku mencintaimu Jim' keluar dari bibir tipis Taehyung. Dia berharap jika Taehyung besok tak akan bekerja.

Setelah berbelanja dan mungkin dia akan bekerja ekstra kedepannya, Jimin membawa bahan makanan itu ke rumah sederhana milik Taehyung dan Jimin. Hanya jalan kaki selama 20 menit, maka dirinya akan sampai di rumah nyamannya.

Sesampainya di rumah, seperti biasa lampunya mati. Sengaja ia matikan karena Taehyung akan pulang larut malam, tapi entah kenapa ia ingin sekali melihat wajah kekasihnya. Ia tau jika Taehyung memeluknya setiap dirinya tertidur dan jadwal pulang larut malam masih diwajibkan.

Menyalakan lampu, dan melepas sepatu secara hati-hati dan menaruhnya di rak sepatu. Lalu pergi ke dapur untuk menyusun bahan makanannya di dapur miliknya. Banyak sekali bahan makanannya sehingga ada beberapa sayuran yang harus diletakkan di lemari pendingin yang kedua. Untuk ramyeon dan nasi instan ditaruh di lemari kayu kecil yang berada di sebelah wastafel. Tempat bumbu juga sih.

Jimin pergi ke kamarnya dan mengambil handuknya. Iya, dia ingin mandi. Rasa gerah itu langsung hinggap di tubuhnya dan merasa jika mandi adalah solusinya walau dirinya sudah mandi dua kali. Memang ini akan malam, mungkin ingin jam tujuh malam tapi dirinya tetap pada pendiriannya jika dia akan menunggu pulang Taehyung, kekasihnya. Tentunya ia tak mandi air dingin, ia menyiapkan air hangat untuk dirinya sendiri. Juga akan menyiapkan air hangat lain untuk Taehyung jika sudah pulang nanti.

Dirinya sudah ganti baju setelah mandi tadi dan memutuskan untuk pergi ke ruang tengah. Ingin melihat TV sambil menunggu Taehyung, dirinya sangat rindu dengan kekasihnya itu. Sudah jam sebelas dan kantuknya menyapa. Jimin sampai membuat kopi agar dirinya terjaga dan malah membuat kantuknya makin menjadi. Sampai jam 21.45 KST dirinya terlelap di ruang tengah dengan TV yang tetap menyala.

VMIN STORY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang